Tukiem, gadis lincah dengan bakat alami. diam-diam menyimpan hati pada Pak Orca. Bukan bos kafe, tapi ahli terapi saraf, asam urat, dan saraf kecepatan paling dicari di kampung mereka. Tatapan mata Pak Orca setajam jarum akupunktur, tapi senyumnya bisa melenturkan saraf yang kaku. Bu Siti, ibunya Tukiem, cuma bisa mengurut dada tiap Tukiem cerita soal Pak Orca yang kalau ketawa bunyinya mirip sendi kaget kesandung batu.
Suatu malam, Pak Orca mengajak Tukiem "kencan terapeutik" di warung sate Lubuk Basung langganannya. Sambil menikmati aroma khas daging kambing yang dibakar dengan bumbu meresap, Pak Orca meraih tangan Tukiem, memeriksa denyut nadinya.
"Tukiem," katanya dengan nada serius, "ada resonansi energi yang unik di telapak tanganmu... mengingatkanku pada..."
Jantung Tukiem berdebar seperti otot kedutan setelah lari maraton. Ini dia, kode cinta ala ahli terapi dengan sentuhan kuliner lokal!
"...pada teknik pijatan ibuku dulu. Lembut tapi menusuk saraf yang tepat, seperti bumbu sate Lubuk Basung yang sederhana tapi bikin nagih," lanjut Pak Orca sambil memejamkan mata, mengenang. Tukiem langsung merasa seperti saraf kejepit setelah salah posisi tidur.
Tiba-tiba, Bu Siti menelepon dengan nada panik, "Tukiem! Cepat pulang! Ibu mau bongkar rahasia persendian yang lebih pedas dari sambal sate!"
Di rumah, Bu Siti menarik napas dalam-dalam, bunyinya krek... krek... seperti engsel pintu rumah limas. "Tukiem... soal bapakmu..."
Tukiem mengernyit. Bapaknya adalah misteri yang lebih kusut dari urat belakang leher kakeknya setelah seharian mencangkul di sawah.
"Bapakmu... namanya Orca," kata Bu Siti sambil menunjukkan foto pria kekar sedang memegang alat terapi saraf dengan senyum lebar secerah matahari pagi di Danau Maninjau.
Mata Tukiem hampir copot seperti kancing baju kurang kuat. "Maksud Ibu... Pak Orca... ahli terapi saraf yang suka ngasih bonus pijat kalau pasiennya bisa tebak ramuan rahasia bumbu sate Lubuk Basung?!"
Bu Siti mengangguk sambil terisak, suaranya seperti sendi bergesekan saat mendaki Bukit Holbung. "Dulu kami cinta lokasi pas pelatihan terapi saraf kecepatan di dekat Pasar Bawah. Terus dia hilang waktu ada seminar 'Mengatasi Nyeri Punggung dengan Meditasi sambil Kayang di Tepi Danau Singkarak'."
Keesokan harinya, Tukiem menyeret Bu Siti ke tempat terapi Pak Orca. Pak Orca yang lagi fokus membetulkan saraf kejepit pelanggan yang salah posisi saat makan sate Lubuk Basung langsung terheran-heran.
"Pak Orca," kata Tukiem dengan suara tegang seperti otot tertarik setelah mencoba semua wahana di Taman Wisata Equator Bonjol, "kenalkan... ini Ibu saya."
Bu Siti langsung berkaca-kaca. "Orca... ini aku, Siti... yang dulu kamu panggilin 'bidadari encok selembut kain songket'!"
Pak Orca membeku, tangannya berhenti memijat. Otaknya korsleting seperti saraf yang salah sambung setelah kebanyakan makan sate Lubuk Basung pedas. Ia menatap Tukiem, lalu Bu Siti, lalu ke poster anatomi tubuh di dinding.
Hikmah: Menyembunyikan identitas, apalagi identitas ayah, bisa menyebabkan kebingungan dan situasi yang membuat otot tegang seperti kurang peregangan setelah makan banyak sate Lubuk Basung. Kejujuran itu seperti bumbu sate yang pas, membuat semuanya terasa lebih nikmat.
Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nisa ayat 135, "Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu..." Meskipun konteksnya tentang keadilan, kejujuran dalam identitas itu sepenting bumbu dalam sate Lubuk Basung.
Hadis: Rasulullah SAW bersabda, "Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surga." (HR. Bukhari dan Muslim).
Akhirnya, Pak Orca dan Bu Siti CLBK (Cinta Lama Bikin Kretek tulang), dan Tukiem... punya ayah yang hobinya memijat sambil bercerita anatomi tubuh dan memberikan tips mengatasi asam urat setelah kebanyakan makan sate Lubuk Basung pedas, dengan bonus cerita seru tentang Danau Maninjau dan Bukit Holbung.
Cinta memang penuh kejutan, bahkan bisa datang dari ahli terapi saraf yang ternyata... bapak sendiri dengan nama panggilan ikan paus pembunuh yang punya keahlian membetulkan saraf kecepatan dan selera kuliner lokal yang kuat pada sate Lubuk Basung!
________
Klik link : https://shopee.co.id/harjuanto01