______________________________________
Jumat sore di sebuah kompleks perumahan padat penduduk bernama Griya Tentrem Ayem (yang ironisnya jarang tentrem atau ayem). Pak RT, Pak Kustomo, sedang pusing tujuh keliling.
Bukan karena laporan warga soal tawuran antar kucing atau layangan nyangkut di kabel PLN, tapi karena fenomena aneh yang melanda teras masjid kompleks usai sholat Jumat: sendal jepit jamaah tertukar secara massal dan ajaib.
Awalnya dikira biasa, satu dua orang salah ambil. Tapi ini beda. Pola pertukarannya sungguh di luar nalar. Contohnya, sendal jepit butut merk Swallow milik Pak Udin (ukuran 40, kanan biru kiri hijau) tiba-tiba berubah menjadi sendal Carvil baru kinclong ukuran 38 milik Mbak Rini (yang jelas-jelas tidak ikut Jumatan).
Sendal Eiger mahal milik Mas Doni si anak gunung, raib entah kemana, digantikan sepasang sendal hotel gratisan bertuliskan "Selamat Datang di Hotel Melati".
Puncaknya adalah milik Haji Mamat. Sendal kulit asli oleh-oleh hajinya yang harganya konon setara DP motor, berganti rupa menjadi... sepasang bakiak kayu reyot dengan ukiran naga yang catnya sudah luntur!
Pak RT (Pak Kustomo) mencoba mengurai misteri. "Ini tidak mungkin salah ambil biasa," gumamnya sambil mengamati 'barang bukti' yang terkumpul di teras masjid. "Polanya terlalu acak tapi konsisten. Kanan dapat merk A, kiri dapat merk Z. Ukuran beda-beda. Motifnya juga, dari polos sampai gambar Frozen!"
Seorang pemuda nyeletuk, "Jangan-jangan... sendal-sendal ini bertukar jiwa, Pak RT?"
Warga lain menimpali, "Atau ada jin usil spesialis permutasi alas kaki?"
Pak RT (Pak Kustomo) menghela napas. Ia mencoba rasional.
Mungkin ada anak-anak iseng? Tapi tak ada saksi mata. Mungkin tertiup angin? Tapi sendal bakiak Haji Mamat beratnya minta ampun.
Akhirnya, setelah berdebat kusir hampir satu jam, misteri terpecahkan oleh Mbah Karto, sesepuh kompleks yang pikunnya kadang jenius. Beliau baru saja kembali dari warung sebelah masjid.
"Lhoalah, Pak RT," ujar Mbah Karto sambil menunjuk ke tumpukan sendal aneh itu. "Itu tadi si Ucup, cucu saya, lagi main 'Tukar Nasib Sendal'. Katanya biar sendal-sendal itu nggak bosen sama pasangannya terus.
Dia acak semua pas Jumatan tadi, terus ditinggal main layangan."
Semua mata tertuju pada Ucup (8 tahun) yang sedang asyik menarik benang layangan di lapangan, sama sekali tidak menyadari kekacauan yang disebabkan 'proyek sosial' antar sendal jepitnya.
Pak Kustomo hanya bisa menepuk jidat. Misteri kosmik terpecahkan oleh keisengan bocah. Sore itu, teras masjid Griya Tentrem Ayem berubah jadi ajang barter sendal paling rusuh sekaligus paling lucu se-kecamatan, dipicu oleh seorang bocah yang percaya bahwa sendal jepit pun butuh variasi dalam 'hubungan'.
FIKSI ANEKDOT
________
Klik link : #shopee.co.id/harjuanto01