--------------------------
Di sebuah desa yang terletak di tepi hutan lebat, terdapat sebuah lasung kuno yang dikeramatkan oleh penduduk setempat. Lasung tersebut berbentuk seperti batu besar yang dikelilingi oleh pepohonan rindang, dan konon katanya, tempat itu menyimpan seribu cerita yang bisa mengungkap misteri tentang lima bidadari yang turun dari istana.
Kisah ini berawal ketika suatu malam, bulannya bersinar terang, dan suara seruling angin melintasi desa. Lima bidadari, yakni Lila, Sari, Cinta, Rena, dan Dhea, terbang turun dari langit dengan sayap bercahaya. Mereka diutus oleh Ratu Langit untuk mencari anak-anak yang terasing dan terlupakan agar mereka dapat kembali ke pangkuan keluarga. Setiap bidadari memiliki kemampuan khusus yang membuat mereka unik.
Lila, bidadari dengan rambut panjang berwarna emas, bisa memanggil hewan-hewan hutan. Sari, yang memiliki suara merdu, bisa merayu hati siapa pun yang mendengarnya. Cinta, bidadari dengan wajah berseri, memiliki kemampuan memancarkan cinta dan kasih sayang. Rena, yang berani dan tangkas, bisa melindungi siapapun yang dalam bahaya. Sedangkan Dhea, bidadari paling bijaksana, bisa menuntun jalan bagi yang tersesat.
Di tengah pencarian mereka, bidadari-bidadari itu menemukan sebuah desa yang terbelah oleh kesedihan. Seorang pemuda bernama Budi selalu duduk di bawah lasung kuno itu, menggenggam foto keluarganya yang hilang. Melihat kesedihan Budi, bidadari-bidadari itu sepakat untuk membantunya. Dalam sekejap, mereka menggunakan kekuatan mereka.
Lila memanggil hewan-hewan hutan untuk membantu mencari jejak keluarga Budi. Sari menyanyikan lagu yang membuat hati Budi tenang, memberinya harapan baru. Cinta mengelilingi Budi dengan cahaya kasih sayang yang membuatnya merasa dicintai. Rena menjaga Budi dari segala bahaya yang mungkin mengintainya selama pencarian. Dhea memberikan petunjuk yang tepat untuk menemukan jalan menuju tempat keluarganya.
Berkat kerjasama kelima bidadari, Budi berhasil menemukan kembali keluarganya yang terpisah di tengah hutan. Mereka bertemu dalam sebuah pelukan hangat, dan tangis bahagia memenuhi udara. Budi kemudian mengajak bidadari-bidadari itu ke desa untuk merayakan kebahagiaan yang telah mereka ciptakan.
Namun, saat perayaan berlangsung, Ratu Langit memanggil bidadari-bidadari itu kembali ke istana. Mereka harus melapor tentang pencarian mereka dan perjalanan yang telah dilalui. Dengan berat hati, bidadari-bidadari itu meninggalkan desa dan kembali ke langit, tetapi tidak sebelum mereka meninggalkan pesan bahwa cinta dan harapan akan selalu ada, meskipun dalam kegelapan.
Sejak saat itu, lasung kuno di desa itu tidak hanya menjadi tempat yang dikeramatkan, tetapi juga simbol cinta dan harapan. Penduduk desa sering berkumpul di sana untuk bercerita dan merayakan kebersamaan, mengingat kisah bidadari yang turun dari istana. Dari mulut ke mulut, seribu cerita tentang lima bidadari dan kebaikan mereka terus hidup, menginspirasi setiap generasi yang datang.
Dengan setiap cerita yang diceritakan, kekuatan magis lasung kuno semakin terasa, menghubungkan penduduk desa dengan langit dan misteri yang tak terungkap. Dan meski bidadari-bidadari itu telah kembali ke istana, kisah mereka terukir abadi dalam hati setiap orang yang percaya pada keajaiban dan cinta.
Cerita ini hanya Mitos