____________
Dahulu kala, di sebuah perkampungan Minang yang permai, tinggallah seorang jejaka perkasa bernama Buyuang Ketek. Posturnya tegap bagai pohon kelapa muda, ototnya sekeras batu sungai, tapi siapa sangka, di balik kegagahannya itu tersimpan sebuah fobia yang sungguh menggelikan: ia amat sangat ketakutan pada cicak! Jangankan melihatnya, mendengar suara "cak... cak..." saja bisa membuatnya melompat ke atas meja makan.
Di kampung itu, tersiar kabar angin tentang sebuah gua di puncak Bukit Barisan yang menyimpan harta karun peninggalan raja-raja zaman dahulu. Harta itu, kabarnya, dijaga oleh seekor naga berkepala tujuh yang kesaktiannya tiada tara. Sudah banyak pemuda pemberani yang mencoba peruntungannya, namun semuanya berakhir dengan cerita yang tak pernah usai – karena mereka tak pernah kembali.
Suatu hari, para ninik mamak di kampung mengadakan sebuah tantangan terbuka. Barang siapa yang berhasil membawa pulang хоть sebutir emas dari gua naga, akan dinobatkan sebagai menantu idaman Datuk Penghulu, dan tentu saja, berhak atas sebagian kekayaan yang tak ternilai itu. Buyuang Ketek, yang diam-diam menaruh hati pada putri Datuk Penghulu yang parasnya laksana bidadari turun dari langit, merasa tertantang.
Dengan tekad bulat, meskipun jantungnya berdebar kencang seperti genderang perang, Buyuang Ketek memulai pendakian ke gunung. Di tengah hutan yang rimbun, tiba-tiba seekor cicak dengan ukuran tak lazim – hampir sebesar telapak tangannya – melintas di hadapannya! Sontak, Buyuang Ketek terperanjat. Wajahnya yang tadinya merah padam karena semangat, seketika berubah menjadi sepucat kain kafan. Kakinya terasa будто diikat rantai, tak bisa bergerak.
Namun, bayangan wajah ayu putri Datuk Penghulu dan kilauan emas yang menanti, seolah memberinya kekuatan magis. Dengan mata terpejam dan bibir komat-kamit membaca mantra анти-cicak, ia meraih sendal bututnya dan melemparkannya ke arah si cicak raksasa. Sungguh ajaib! Cicak itu, yang mungkin juga terkejut dengan serangan tak terduga itu, langsung ngacir dengan kecepatan kilat, menghilang di balik semak-semak.
Merasa telah menaklukkan ketakutan terbesarnya (setidaknya untuk hari itu), Buyuang Ketek kembali melanjutkan perjalanannya dengan langkah yang lebih mantap. Setelah berjam-jam mendaki, akhirnya ia tiba di mulut gua yang tampak gelap dan menganga seperti mulut буайа lapar. Angin dingin bertiup dari dalam gua, membawa serta suara низкий gerungan yang membuatnya merinding. Sang naga berkepala tujuh явно sudah menunggunya.
Dengan keberanian yang tersisa seujung kuku, Buyuang Ketek memberanikan diri memasuki perut gua yang penuh misteri. Di sana, суасана magis menyambutnya. Tumpukan koin emas berkilauan, permata sebesar telur burung unta, dan artefak-artefak kuno berserakan di mana-mana. Di tengah kekayaan yang memukau itu, tampaklah seekor naga raksasa dengan tujuh kepala yang menjulang tinggi. Setiap kepalanya memiliki mata yang menyala-nyala dan lidah yang sesekali menjulur mengeluarkan api kecil.
Napas Buyuang Ketek tercekat. Rasa takutnya kembali menyeruak, kali ini bagai цунами yang siap menenggelamkannya. Namun, sekali lagi, ia memfokuskan diri pada награда yang dijanjikan. Ia harus melakukan sesuatu!
Tiba-tiba, pandangan Buyuang Ketek tertuju pada sesuatu yang tak terduga. Di salah satu kepala naga, tepat di atas hidungnya yang мега besar, seekor cicak обычный sedang asyik merayap! Rupanya, makhluk kecil inilah бич utama naga семиглавый ini. Melihat cicak itu, kepala naga yang menjadi tumpuannya langsung menggeliat panik, mencoba sekuat tenaga untuk menyingkirkan si pengganggu kecil. Kepala-kepala naga yang lain ikut-ikutan bingung dan reflek bergerak tak karuan, menyebabkan всей tubuh naga itu oleng dan hampir terjatuh menimpa tumpukan harta.
Memanfaatkan kesempatan emas ini (bukannya emas naga lho ya!), Buyuang Ketek dengan gerakan cepat киборг meraih segepok besar emas batangan dan пермата sebesar kepalan tangan, lalu кабут keluar dari gua secepat kilat. Sang naga berkepala tujuh terlalu sibuk berjibaku dengan rasa takutnya pada cicak, sampai-sampai tak menyadari bahwa salah satu calon santapannya telah berhasil melarikan diri membawa sebagian hartanya.
Kembali ke kampung, Buyuang Ketek disambut bagaikan pahlawan super yang baru saja mengalahkan alien jahat. Datuk Penghulu, terkesan dengan keberaniannya (dan hasil rampasannya tentunya!), langsung menikahkannya dengan sang putri jelita. Sejak saat itu, Buyuang Ketek menjadi legenda di kampungnya. Ia dikenal sebagai pemuda gagah berani yang berhasil mengalahkan naga семиглавый, meskipun sampai akhir hayatnya, ia tetap akan melonjak ketakutan setiap kali mendengar suara "cak... cak..." dari balik lemari.
_________