```24 Aprl 2025```
____________________________________
Malam itu, angin berdesir pelan di luar Mesjid Al-Ikhlas. Pak Karman, sang marbot setia, baru saja selesai merapikan sajadah setelah salat Isya berjamaah. Jamaah sudah pulang, menyisakan Pak Karman sendirian ditemani suara cicak dan lampu temaram di sudut ruangan.
Saat hendak mematikan lampu utama, mata Pak Karman menangkap sesuatu di dekat mimbar, di area sound system. Dalam remang cahaya, tampak sosok... bukan sosok utuh, tapi seperti helaian-helaian hitam panjang yang melayang-layang pelan di udara. Bentuknya persis seperti rambut wanita yang tergerai panjang.
"Astaghfirullah..." bisik Pak Karman, bulu kuduknya sontak berdiri seperti baru disetrum. Jantungnya berdegup lebih kencang dari bedug subuh. Ingatannya langsung melayang pada cerita-cerita lawas tentang penunggu mesjid atau 'tamu tak diundang' berambut panjang. Ia mundur perlahan, mulutnya komat-kamit membaca ayat Kursi, meski sedikit terbata-bata.
Helaian 'rambut' itu tampak bergoyang pelan, seolah menari dalam keheningan. Pak Karman, antara takut dan penasaran (lebih banyak takutnya), memberanikan diri mengintip dari balik tiang. 'Rambut' itu tidak bergerak mendekat, hanya terus 'menari' di tempatnya.
Perlahan, indra penciuman Pak Karman menangkap aroma aneh.
Bukan wangi melati atau bau kemenyan seperti cerita horor biasanya, tapi lebih mirip... bau plastik terbakar? Atau kabel gosong?
Rasa penasaran mulai mengalahkan rasa takut. Berbekal sapu lidi sebagai 'senjata', Pak Karman mendekat dengan langkah gemetar. Semakin dekat, 'rambut panjang' itu semakin jelas. Bukan hitam legam, tapi agak kelabu, dan bentuknya seperti... asap?
Dengan ragu, Pak Karman mengarahkan senter dari ponsel jadulnya ke sumber 'rambut' tersebut. Cahaya terang itu langsung membuyarkan ilusi seram.
Ternyata, 'rambut panjang' itu adalah kepulan asap tipis berwarna gelap yang keluar dari lubang ventilasi amplifier tua milik mesjid!
Pak Karman mendekat lagi dan menyentuh badan amplifier itu. Panas! Ia baru ingat, kipas angin kecil di dekat sound system sudah rusak seminggu lalu, dan stabilizer listrik mesjid memang sering rewel kalau voltase naik turun.
"Laa haula wala quwwata illa billah..." gumam Pak Karman sambil menepuk jidatnya. "Ya Allah, kirain Mbak Kunti lagi numpang tadarus, nggak taunya si ampli lagi meriang kepanasan!"
Sambil terkekeh geli sekaligus lega, Pak Karman buru-buru mencabut kabel amplifier dari stop kontak. Asap 'rambut panjang' itu pun perlahan menghilang. "Besok rapat DKM harus minta anggaran buat beli kipas sama stabilizer baru ini mah," gerutunya sambil mengipasi amplifier itu dengan buku Yasin. Hantu malam itu ternyata hanyalah korban teknologi uzur yang kurang perhatian.
_________
By : Karim
https://www.facebook.com/share/v/1CMNMrDpW9/