Senja telah tiba, membawa warna-warna merah dan jingga di langit. Aku berdiri di tepi pantai, menikmati angin laut yang sejuk dan suara ombak yang menghantam karang. Tiba-tiba, aku merasakan kehadiran seseorang di sampingku.
Dia adalah seorang laki-laki dengan mata coklat yang hangat dan senyum yang manis. Kami tidak saling kenal, tapi ada sesuatu yang membuatku merasa nyaman di dekatnya.
"Maaf, aku tidak sengaja mengganggu," katanya dengan suara yang lembut.
"Tidak apa-apa, aku senang memiliki teman di sini," jawabku dengan senyum.
Kami berbicara tentang banyak hal, dari kehidupan sehari-hari hingga impian dan harapan. Aku merasa bahwa kami memiliki banyak kesamaan, dan percakapan kami mengalir dengan lancar.
Ketika senja mulai memudar, kami berjalan-jalan di sepanjang pantai. Angin laut membawa rambutku ke wajahku, dan dia dengan lembut menyingkirkannya. Aku merasa jantungku berdebar kencang ketika tangan kami bersentuhan.
"Aku senang bertemu denganmu," katanya dengan mata yang berkilau.
"Aku juga," jawabku dengan senyum.
Kami berhenti di sebuah batu besar, dan dia menatapku dengan mata yang dalam. Aku merasa bahwa dia ingin mengatakan sesuatu yang penting.
"Aku rasa aku sudah jatuh cinta denganmu," katanya dengan suara yang lembut.
Aku merasa jantungku berhenti berdetak. Aku tidak tahu apa yang harus dikatakan, tapi aku tahu bahwa aku juga merasakan hal yang sama.
"Aku juga," jawabku dengan suara yang hampir tidak terdengar.
Dia tersenyum dan memelukku. Aku merasa bahwa aku telah menemukan tempatku di dunia ini, di samping orang yang aku cintai. Senja telah berakhir, tapi cinta kami baru saja dimulai itulah yang aku pikir, sampai ada sesuatu yang menghantamku dan mulai menyadarkan aku.
Aku mengerjab menatap sekeliling, ruangan itu serba putih yang membuatku bingung. "Aku dimana?" tanyaku lirih pada diri sendiri.
Aku melihat ada seseorang yang masuk dan ku tatapan dia adalah wajah ibuku.
Ibuku terlihat menangis, dia memelukku dengan erat seolah ada sesuatu yang dia sembunyikan.
Dari cerita ibu, aku telah mengalami kecelakaan saat mau kembali pulang dan kapal yang aku tumoai mengalami kecelakaan. Aku ditemukan mengapung dan dibawah warga ke rumah sakit.
Tiga hari sudah berlalu, dan aku pun dibawah pulang. Saat di rumah aku merasa apa yang kurang, seolah ada yang ketinggalan entah apa dan dimana.
Berhri-hari aku hanya duduk diam linglung, karena memikirkan sesuatu yang hilang dari diriku.
Aku kehilangan ingatkaanku karwna kejadian itu, sampai aku dibawah sepupuku untuk menikmati sore hari indah di tepi pantai. Karena rumahku memang berasa di pesisir pantai.
Aku duduk bengong di sebuah batu karang, menikmati suasana indah yang penuh dengan kedamaian. Para nelayan terlihat sedang kembali dari aktivitasnya mencari ikan.
Saat kutatap langit senja, seketika aku seperti ditarik dan dibawah ke suatu tempat. Air mataku mengalir dengam deras tanpa bisa ku bendung.
Senja menyadarkan dan mengingatkan aku kembali akan sesuatu yang telah menimpaku. Aku yang waktu itu sedang melakukan foto prewedding di sebuah pantai di bali dengan calon suamiku Arya, sebuah ombak besar menggulung kami dan membuat perahu yang kami tumpangi oleng dan tenggelam.
Kini aku tau dan sadar, aku adalah calon pengantin yang gagal. Cintaku telah hilang di ujung senja yang indah.
09 Agustus 2025