Nama ku Fira. Hari ini aku ingin pergi ke kampus pergi bersama Evan dia pacar ku, dulu waktu teman sampai kecil hingga akhirnya aku sudah mulai dewasa berumur 22 tahun dan Evan 23 tahun.
Kini aku sudah bersiap-siap berangkat karena Evan sudah menunggu ku di luar teras rumah.
"Cantik banget kamu!"
Evan melihat aku sambil berkata-kata gombal dan aku hanya berkata biasa saja.
"Masa? Penasaran ku hanya biasa saja kok."
"Ayo kita berangkat nanti jam telat Iho!"
Kata ku supaya tak gombal lagi, aku suruh Evan untuk cepat berangkat.
"Iya kan masih jam kosong." kata Evan sambil nyetir kan motor nya.
Motor nya Evan adalah matic Mio yang semakin di depan. Aku naik sambil duduk miring seperti dudukan cewek.
"Yank tak beli makan dulu?" kata Evan sambil nyetir motor kemudian bertanya kepada ku.
"Di kampus saja yank." kata ku karena makan di luar bisa telat masuk kampus.
Beberapa sampai nya di kampus aku turun dari motor sambil pegangan sama Evan.
"Kita makan dulu yank!" kata Evan makan di kantin kampus.
"Iya sayang ya sudah ayo." kata ku sambil mengajak Evan ke kantin.
"Wah kayak nya Evan bukan?" kata salah satu mahasiswi melihat Evan bersama aku.
"Iho itu bukan nya Fira ya?" kata seorang mahasiswi memegang hp lalu melihat ke arah ku dan Evan dia bertanya nama ku yang ditujukan.
Salah satu mahasiswi ke tiga mendatangi ke arah Evan sambil menyapa Evan.
"Halo Evan!" sapa seorang mahasiswi sambil senyum.
"Halo, eh Icha?" kata Evan sambil menyapa ke mahasiswi dan Evan mengenal nama itu dengan nama Icha.
"Iya aku Icha kamu masih ingat kan?" kata Icha bertanya apakah masih mengenal nya atau melupakan.
"Aku ingat kok, kamu waktu itu di taman kebun kan?" kata Evan sambil mengingat kalo dia ketemu Icha di taman kebun atau pas ketemuan.
"Ya nyata kamu juga ingat!" kata Icha sambil tertawa.
"Oh ya ini pacar ku namanya Fira." kata Evan sambil mengenalkan nama ku kepada Icha.
"Salam kenal Icha!" kata Icha sambil mengulurkan tangannya.
"Salam kenal aku Fira, kamu ketemu Evan di taman kebun ya?" kata ku mengulurkan tangan ku sambil bertanya.
"Iya aku ketemu sama Evan di taman kebun hampir setiap hari." kata Icha mengingat ketemuan dengan Evan setiap hari.
"Oh gitu!" kata ku hanya biasa saja.
"Ca aku sama Fira ke kantin dulu." kata Evan pamit sama Icha ke kantin.
"Oke aku lanjut kumpul untuk menyiapkan tugas!" kata Icha kemudian pergi kembali ke teman nya atau mahasiswi tugas.
Aku dan Evan juga pergi ke kantin.
...
"Yank." kata ku sambil makan jajan.
"Apa?" kata Evan tanya sambil menatapku.
"Apa benar tadi Icha bertemu kamu di taman kebun setiap hari?" kata ku sambil mencoba tanya yang dikatakan Icha tadi.
"Aku setiap hari ketemu dengan Icha tetapi aku tidak terlalu lama kok dia hanya menyapa ku saja." kata Evan sambil makan.
"Oh hanya menyapa saja?" kata ku sambil mencoba menatap wajah Evan kelihatan bohong atau tidak berbohong.
Evan menaikkan alis mata nya saat aku menatap dia.
"Kenapa bertanya itu dan menatap ku? Apakah kamu berpikir itu?" kata Evan sambil menatap ku dan bertanya kepada ku.
"Ah tidak kok yank! Aku mana mungkin berpikir kan aku hanya tanya apakah tidak boleh?" kata ku sambil melihat arah setelah menatap Evan.
"Iya sayang aku hanya khawatir saja apakah kamu pikir nyata kamu tidak berpikir." kata Evan khawatir aku jika aku berpikir kata-kata Icha.
...
"Kamu kenal dengan Evan ca?" kata teman nya melihat Icha menyapa Evan di waktu tadi.
"Ya Mikha aku bertemu kenal dengan Evan dan bertemu setiap hari di waktu taman kebun." kata Icha mengasih tau ke teman nya bernama Mikha
"Wah berarti jodoh dong kalo bertemu terus!" kata Mikha mengira jodoh nya Icha.
"Mana bisa mik Evan saja ada yang punya gimana mau mendapatkan dia?" kata Icha mungkin bukan jodohnya dia.
"Ya sayang nya, kamu benar nih mau mendapatkan dia? Ada syarat nya!" kata Mikha merasa terkejut ketika Evan sudah punya pacar namun Mikha memberikan saran kepada Icha cara mendapatkan Evan.
"Apa itu? Kok jadi penasaran." kata Icha tanya Mikha yang barusan memberi saran.
"Nanti saat pas pulang kita melihat Evan dan pacarnya lalu kita ikuti." kata Mikha waktu pulang mengikuti Evan dan Fira.
"Memang mengapain mengikuti mereka?" kata Icha tanya dengan perasaan aneh kepada Mikha.
"Nanti kamu bakal tau kok!" kata Mikha biar Icha bakal tau.
Lalu apa yang dilakukan Mikha nanti?
...
Jam pulang kampus.
"Sayang kita kemana?" kata Evan tanya kepada ku sambil nyalain mesin motor nya.
"Terserah kamu yang penting aku ikut." kata ku hanya terserah dan kemana pun Evan mengajak ku jalan.
Setiap pulang kampus Evan selalu mengajak jalan-jalan.
"Oke sayang kalo gitu kita ditempat yang indah!" kata Evan nyetir motor sambil mengatakan jalan yang tempat indah.
"Apa itu sayang?" kata ku bertanya.
"Nanti kamu juga tau sayang." kata Evan yang kini sudah mau jalan raya.
Setelah Evan dan Fira Pergi dari kampus namun ada dua seorang mahasiswi yaitu Icha dan Mikha juga bersama supir preman truk.
"Pak ikutin mereka lalu dibuatin kecelakaan seperti jatuhkan motor itu!" kata Mikha yang kejam kepada dua orang.
"Oke siap!" kata pak preman truk bersiap melalui menyalakan mesin mobilnya.
Mikha dan Icha juga memasuki ke mobil dan ikuti mobil truk jika berhasil dibuat kecelakaan kepada Evan dan Fira.
"Yank! Hati-hati jangan melaju!" kata ku sambil pegangan agar tidak jatuh dari motor dan memberi nasihat kepada Evan.
"Sudah tenang saja yank ini aman kok!" kata Evan dengan menyetir pelan yang saat melaju.
Evan membawa memang agak melaju motor di kendaraan tetapi aman dengan melaju pelan.
"Iya tadi kenapa maju kayak balapan saja!" kata ku tanya ke Evan, Evan tadi sedang melaju kayak balap.
"Wkwk tadi coba saja sih." kata Evan cuma coba tes melaju.
"Astaga Evan sayang inikan kendaraan jadi harus aman saja sayang!" kata ku nasehat Evan.
Tak beberapa lama tiba ada mobil truk yang sengaja ingin membuat Evan dan Fira kecelakaan motor.
"Sayang lebih baik hati-hati itu ada mobil truk yang ingin jalan di depan." kata ku sambil melihat mobil truk yang ada di depan ku.
Evan melihat dari kaca motor nya bahwa ada mobil truk di belakang nya yang jalan di depan.
Evan dan Fira pun sama sekali tak mengetahui kalo mobil truk itu membuat Evan dan Fira kecelakaan.
"Iya sayang aku belok ke pinggir dulu siapa tau mobil itu ingin jalan di depan." kata Evan kemudian melaju motor nya ke pinggir jalan.
Kebetulan pinggir jalan raya ada ke jurang yang sangat tinggi dan di situ Evan dan Fira di pinggir jalan.
Kemudian mobil truk itu mendorong kendaraan motor yang ada Evan dan Fira kemudian tersebut motor nya Evan jatuh ke jurang dan Evan masih memegang pohon batang kayu yang membuatnya mau jatuh ke jurang, kemudian Fira juga berpegang pohon batang tetapi tangan satu.
Evan terus berteriak dan siapa pun meminta tolong.
Icha langsung berlari dan minta minggir karena ada orang-orang juga yang ingin menolongi Evan dan Fira.
"Minggir!" kata Icha sambil melihat Evan dan Fira tetapi Evan diatas dan Fira di bawah lalu bagaimana kan cara menolong.
"Cepat ambil tali untuk menolong dua orang!" kata warga meminta tali untuk menolong Evan dan Fira.
"Oke kerja bagus dan hasil uang mu!" kata Mikha yang kini tertawa puas kemudian kasih uang kepada supir truk.
"Tolong! Aku sudah tak kuat menahan memegang ini!" kata ku sambil menahan tangan ku yang sudah tak kuat memegang pohon batang.
"Sayang sabar ya pasti akan menolongi kita!" kata Evan yang masih menahan memegang pohon batang dan menunggu keujian kesabaran.
"Ini tali coba pegang tangan satu dulu!" kata warga menurun kan tali kemudian menyuruh Evan untuk memegang tangan satu di tali.
Evan mencoba melepaskan tangan satu kemudian memegangi tali dan tangannya satu melepaskan juga lalu memegang tali.
"Pak coba tarik aku!" kata Evan menyuruh warga untuk tarik diri nya.
"Oke pegang yang kuat ya, kalian ayo bantu!" kata warga suruh warga lainnya untuk membantu tarik Evan.
Semua warga pada tarik Evan dengan keras sampai Evan naik ke atas jalan raya.
Icha dan Mikha hanya melihat saja tetapi Mikha mencoba untuk menggoyang kan pohon batang yang sedikit mau patah mungkin waktu nya Fira akan mati?
"Tolong! Siapa yang menggoyang kan pohon?" kata ku yang sudah mau melepas dari pohon batang dan apakah mungkin aku siap mati?.
Evan mendengar suara Fira dan dia meminta tolong kepada warga untuk menolongi pacar nya si Fira.
Tetapi belum sempat mau menolong Fira tiba-tiba pohon batang itu sudah ambruk dan Evan melihat nya dan Fira sudah terjatuh dari jurang.
"FIRAAAAAA!" teriakan Evan yang kehilangan kekasihnya itu sambil memukuli dirinya.
"Ini semua gara-gara aku! aku seharusnya pikir dulu sebelum pinggirkan motor ini juga semuanya gara-gara mobil truk itu." kata Evan memukuli dirinya dengan tangisan semua jadi kesedihan.
Icha melihat Evan dan mendengar kata-kata nya sampai memukul.
Kemudian Icha mengajak Mikha ngobrol di tempat lain agak tidak ketahuan.
"Mikha! Ayo ikuti aku!" kata Icha sambil jalan yang tempat sepi.
"Oke!" kata Mikha memasuki hp nya ke dalam tasnya kemudian mengikuti Icha.
Sesampainya di tempat sepi.
"Gimana tadi saran ku?" kata Mikha tanya ke Icha yang saran nya Mikha membuat bikin kecelakaan.
"Seharusnya kamu kasih tau aku dulu ke aku itu membuat kecekalan parah mik dan Evan tadi ku melihat dia sangat memukuli dirinya sendiri dan aku tak tega melihat nya." kata Icha membuat marah kepada Mikha karena saran nya Mikha sangat bahaya.
"Lagian kamu juga setuju kok dengan saran ku tadi, sudah mendingan kamu sama Evan saja sekarang dia lagi sendiri." kata Mikha tidak mau kalah karena tadi di kena marah Icha dan menyuruh Icha untuk dekatkan dengan Evan.
"Nyata mereka yang membuat ku mati! Karena Icha ingin mendapatkan Evan?" kata ku yang sudah membuatnya mati.
Fira melihat Icha dan Mikha yang barusan dia dengar tetapi dia sudah tidak bisa memberi tau kepada kekasihnya.
...
Satu hari di kuburan makan Fira
Evan terus menangis tidak ada berhentinya bergitu nya kehilangan kekasihnya yang selama ini berpacaran 4 tahun ingin menikah dengan kekasihnya tetapi sudah meninggal dunia kerana kecekalan jurang.
Fira yang kini menjadi hantu Fira melihat kekasihnya yang sedang menangis terus.
"Sayang ini sudah takdir ku jadi terima saja aku sudah tiada." kata ku sambil mengeluarkan air mata.
"Saatnya aku harus ngasih tau tentang ini kepada kekasih ku sebelum tamat!" kata ku ingin balas dendam ke Icha dan Mikha atau akan memberi tau tentang yang Fira rencanakan.
Fira melihat Icha yang di sampingnya karena ingin balas dendam sudah tak bisa.
...
Dua bulan yang lalu bulan September.
Evan sudah beberapa hari tidak keluar rumah karena masih memeluk foto kekasihnya.
Sampai ada tanda suara notifikasi di hp nya Evan.
Evan hanya melihat saja nyata dari notifikasi tugas kampus.
"Evan!"
Evan mendengar suara itu dari kamarnya kemudian Evan mencoba bertanya karena suara itu mirip dengan suara Fira.
"Siapa?" kata Evan bertanya.
"Ini aku Fira!" kata ku.
"Itu tak mungkin kamu! Kamu sudah meninggal dunia!" kata Evan tidak percaya dengan suara Fira itu.
"Ini benar aku Fira! Coba kamu ke cermin untuk melihat ku!" kata ku sambil jujur dan menyuruh Evan ke cermin untuk melihat diri ku.
Evan memberanikan diri nya untuk ke cermin kaca, dan tak lama Evan langsung melihat Fira yang di cermin kaca dan sudah menjadi hantu.
"Ini benar kamu Fira?" kata Evan bertanya sambil cermin kaca.
"Iya ini aku! Dan maafkan aku sayang mungkin takdir." kata ku sambil meminta maaf yang sudah diriku menjadi hantu.
"Tidak sayang! Ini semua salah ku sayang." kata Evan yang menyalahkan dirinya.
"Kamu jangan memukuli diri mu sendiri itu bukan salah kamu sayang! Tapi ini semua gara-gara Icha dan Mikha!" kata ku nasehat Evan agar tidak memukuli dirinya dan aku memberi tau bahwa kelakuan itu adalah Icha dan Mikha.
"Apa? Icha dan Mikha? Bagimana bisa tau?" kata Evan yang membuatnya terkejut dan tanyakan kepada ku.
"Pas aku sudah jadi hantu aku dengar perkataan Icha dan Mikha dan nyata Icha ingin mendapatkan mu! Sedangkan aku dibunuh oleh Mikha!" kata ku ngasih jelas kepada Evan.
"Dan ini bukti nya coba lihat!" kata ku memberikan bukti di video kepada Evan.
Evan pun melihat semua perkataan Icha dan Mikha di video tersebut.
"Benar-benar terlaluan mereka!" kata Evan mengepalkan tangannya.
"Lebih baik dicepatkan masalah ini sayang, aku akan kembali tempat kematian ku sayang dan terima kasih sudah menerima aku apa adanya sayang sampai akhirnya aku meninggal dunia, sekali lagi aku tak bisa lama di sini sayang." kata ku berterima kasih kepada Evan yang menerima cinta ku dan mencintai ku juga meminta maaf.
"Aku juga berterima kasih sayang aku sangat tulus mencintai mu sayang dan Ingin cepat selesaikan kasus dan mereka ingin masuk penjara, aku sayang kamu terima kasih sayang. Kata Evan mencintai ku dengan tulus dan melihat aku kepergian dan aku tersenyum dengan kata-kata Evan.
End ending story!
Cerpen dibuat: Jis
Judul cerpen: Kisah cinta yang mati
Genre : Horor Romantis
Jumlah kata : 2118
Happy birthday ottan
Cerpen ini ditulis untuk mengikuti Event B'day Ottan GC OPEN HEART