Yuni adalah seorang siswi SMP kelas 9. Dia bersekolah di salah satu sekolah negeri yang cukup pavorit.
Meski kelas 9 dan umurnya baru 16 tahun tapi yuni memiliki tubuh yang bongsor, dan tinggi nya yang cukup idel membuat dia berbeda dengan teman seusianya. Dia merupakan salah satu siswi berprestasi.
Dengan tubuh nya yang bongsor, dan bisa di bilang bohay, kacing seragam nya kadang terlihat sesak karena payuda*ra nya yang padat menonjol. Pant*at nya yang menggoda membuat siswa kali-laki kadang menggodanya. Namun yuni tampak cuek untuk menghindari godaan siswa dia sering menggukan blazer almamater sekolahnya. Dan menutupi bagian dadanya dengan hijab yang ia biarkan terurai kedepan tanpa di lilitkan ke leher nya.
Karena dia kelas 9 dan akan menghadapi ujian kelulusan.
Sudah banyak pelajaran tambahan dan juga bimbel.
Ada 3 matapelajaran yang menjadi tambahan belajar. Salah satunya matapelajaran bahasa inggris.
Kisahnya dimulai saat pertemuan pertama dengan guru bahasa inggris yang bernama pak Dimitri. Dan hari itu pak dimitri mulai mengajar di kelas mereka.
Awalnya semua berjalan seperti biasanya tiba saat di tengah-tengah pembahasan pak dimitri bertanya pada murid di kelas tersebut. Siapakah yang jago dalam mata pelajaran bahasa inggris dan dapat memberikan contoh untuk maju ke depan dan menuliskan kalimat di papan tulis. Sontak saja semua menyebutkan nama "yuni" terbiasa mendapatkan perlakuan seperti itu dari teman-teman kelasnya yuni hanya mengehla nafas panjang.
"Baiklah yuni, silahkan maju kedepan" perintah pak dimitri. Merekapun bertatap mata sejenak. Yuni berjalan maju untuk mengambil spidol yang di sodorkan pak dimitri. Saat hendak meraihnya spidol tersebut jatuh kelantai.
Saat itu kelas cukup ramai karena para siswapun sudah sangat lelah dan jenuh seharian belajar.
Yuni buru-buru berjongkok ke lantai untuk mencari spidol tersebut. Ternyata spidol itu jatuh tepat di bawah kursi pak dimitri yuni ingin meminta pak dimitri untuk bergeser karena tangan nya tak sampai untuk meraihnya, namun yuni sedikit sungkan akhirnya dia coba memaksakan. Dan tubuh bagian depannya menyentuh kaki pak dimitri tepat nya lututnya. Yuni sadar akan hal itu. Dia sontak mengangkat kepalnya ke atas namun pak dimitri tak merespon mungkin dia tidak menyadarinya. Syukurlah dia merasa lega dia coba meraih nya lagi namun yuni merasa spidol itu semakin menjauh.
"Ketemu gak yun?" Tiba-tiba tanya pak dimitri. Dia coba ikut berjongkok.
"Oh di bawah kursi, kamu bilang dong kan bapak bisa bergeser" Setelah itu pak dimitri mencoba mengambil spidol menggunakan tangan kirinya. Namun hanya tangan nya saja yang ia arahkan ke bawah
Posisi yuni juga berada tepat di sebelah kirinya. Tak di sangka tangan pak dimitri menyeggol lagi payu*dara yuni. Tampak sangat jelas dan terasa oleh yuni. Dia melirik teman-temannya namun nampak nya mereka tak memperhatikan kejadian di depan. Setelah pak dimitri berhasil mengambil nya dan menyerahkan spidol itu ke yuni, dia langsung buru-buru mengambil nya. "Terimkasih pak" yuni lalu mulai menulis beberapa kalimat.
45 menit waktu bimbingan belajar yang di berikan pada setiap kelas 9 yang akan mengikuti ujian akhir. Kelaspun akan segera selesai.
Semua murid mulai merapihkan buku dan alat tulis mereka. Pak dimitri pun berpamitan.
"Sekian untuk pembahasan hari ini di pertemuan pertama kita, sampai bertemu dua hari lagi, silahkan kalian langsung pulang karena sudah sore"
Ucap nya lalu keluar meniggalkan kelas. Semua murid bergegas meninggalkan kelas. Karena malas untuk berdesakan yuni selalu keluar saat teman nya tinggal beberapa orang saja agar dia tidak perlu bertabrakan dengan yang lain,terlebih dengan teman laki-laki di kelasnya.
Saat yuni hendak berdiri dari kursinya. Datang gebrakan ke meja yang membuatnya terkejut.
Bruk.. "yun, kamu mau keluar sekarang kan sekalian aku titip daftar absen ini yah, aku kebelet mau ke toilet, tolong kasih ke pak dimitri di ruangan guru ya" ucap gina sekretaris di kelas nya.
Belum yuni menjawab,teman nya itu sudah terbirit-birit meninggalkan kelas.
POV pak dimitri.
Hari ini hari pertamaku mengajar di salah satu sekolah negeri untuk memberikan bimbingan belajar bagi siswa kelas 9 yang akan mengikuti ujian kelulusan.
Begitu masuk kelas yang kabarnya kelas yang membuat guru-guru kewalahan karena murid nya banyak yang tidak nurut.
Begitu sampai di pintu aku lihat seluruh penjuru kelas. Sepertinya kebanyakan dari mereka tak menyadari kedatanganku.
Ada satu murid yang bertatap mata denganku sesaat namun aku sedikit menyipitkan mataku.
"Benar dia seorang murid kelas 9?" Batinku
Tubuh nya paling tinggi dari murid yang lainnya. Beberapa saat memperhatikan akupun langsung mengalihkan pandanganku mencoba mengucapkan salam lalu masuk dan duduk di kursiku.
Siswi itu duduk di berisan kedua tak jauh dari mejaku. Benar-benar membuatku tidak fokus mengajar. Wajahnya cukup cantik kulit nya putih bibirnya pink alami dan merona. Karena di sekolah tersebut menggunakan kursi single yang langsung ada mejanya sehingga para murid duduk perorangan. Kulihat ke samping rok nya sangat ngepres begitupun seragam nya mungkin karena tubuhnya "bohay" ucapku.
Setelah tau namanya aku mencari cara agar tau lebih detail tentang muridku itu. Coba bertanya kepada anak-anak di kelas siapa siswa paling jago bahasa inggris dan ternyata teman-temannya menunjuk nya.
Aku menyuruhnya ke depan. Sebelum dia berdiri kami sempat bertatapan. Dan waw aku sangat terkejut karena selain bongsor dia juga memiliki tubuh yang bohay, aku langsung terpaku melihat bagian da*danya nampak nya kacing seragam nya sangat terpaksa mengait karena da*danya yang besar menonjol. Aku bisa memperhatikannya karena hijabnya dia lilitkan ke leher. Namun sepetinya dia sadar akan pandangan mataku sambil berjalan ke depan dia menurunkan hijabnya agar menutupi da*danya.
"Ah sial" umpat ku.
Saat hendak mengambil spidol yang aku berikan. Aku sengaja pura-pura menjatuhkan nya ke lantai
"Oh maaf yun. Biar bapak ambil" ucapku basa-basi namun tanpa bicara dia langsung menunduk kelantai. Kulihat suasana kelas cukup ramai dan berisik. Tak lama ku rasanya gundukan kenyal menyentuh kakiku tepatnya lututku. Membuat tubuhku seketika bereaksi. Aku yakin itu payu*dara yuni yang padat berisi . Aku pura-pura tak menyadarinya namun sepertinya yuni meliat ke arahku. Aku hanya pura-pura menulis saja sambil buru-buru ku geser spidol itu menggukana ujung sepatuku agar sedikit menjauh. Namun sepertinya yuni tak menyadarinya dia lanjut mencari di bawah,ku lirik tubuhnya dari atas. Tak henti-hentinya aku terpanah panta*t nya sangat padat sepertinya sangat menggoda di balik rok nya. "Ketemu ga yun?" Aku pura- pura bertanya.
Tanpa menunggu jawaban darinya aku coba menurukan tangan sebelah kiriku tanpa melihat kebawahpun aku sudah tau di mana spidol itu berada. Sehingga hanya badanku sebahu yang miring ke bawah.
Karena yuni tepat berada di sampingku aku sengaja memepetkan bahuku ke arahnya. Tepat sekali siku tanganku menyentuh lagi da*danya yang kenyal dan sepertinya sangat kencang. Seketika tubuhku mulai memanas saat beberapakali bergesakan dengan da*da yuni. Takut anak-anak yang lain melihat aksiku akhirnya aku mengambil dan memberikan. Spidol itu pada yuni, dia langsung mengambil nya dan mulai menulis di papan tulis.