Dulu, aku pernah menjadi seorang yang sangat penakut. Apalagi kalau hari sudah menjelang malam, rasanya aku selalu hidup dalam bayangan yang kelabu.
Pernah suatu ketika, saat aku hendak ke rumah nenek, aku selalu merasa ada yang mengikutiku dari belakang. Padahal, jarak dari rumahku ke rumah nenek tidak jauh, hanya ada 1 rumah di antaranya.
Coba saja bayangkan ya, setiap aku melangkah, aku selalu mendengar langkah suara langkah kaki di belakangku. Padahal, aku sendirian di tengah kegelapan.
Kala itu, keadaan gelap gulita. Jadi, aku pergi ke rumah nenek untuk bermalam. Soalnya nenek kadang sendirian di rumah, kadang juga ada sepupu yang biasa datang.
Ketika itu, aku sedang sendirian. Berjalan menyusuri jalan yang sunyi, bertemankan rembulan yang indah. Aku jalan dengan santai sambil bersenandung di tengah malam.
Tapi anehnya, setiap aku bersuara, seperti ada yang mengikuti.
"Siapa itu, jangan main-main. Ini sudah malam, jangan main-main," ucapku ketakutan.
Tiba-tiba... Brukkk, aku terjatuh. Mau tahu kenapa? Soalnya ada kodok yang melompat dari dalam semak-semak. Kan kaget jadinya.
Tak lama setelah itu, ada suara-suara aneh yang aku dengar. Suara itu mirip seseorang cewek yang sedang ketawa, di tambah lagi suara yang berisik-berisik aneh lainnya. Aku sampai gemetaran dan hampir kencing celana.
Tapi, yang aku herankan adalah suara itu kek familiar gitu. Suara-suara berisik itu seperti suara teman-teman aku, aku jadi merinding sendiri. Masa ia teman aku adalah hantu, kan nggak mungkin.
Akhirnya, aku mengeluarkan jurus andalanku. mengambil ancang-ancang dan lari tanpa rem.
Sesampainya di rumah nenek, aku ngos-ngosan. Bagaimana tidak, aku sangat ketakutan. Bahkan, bisa di bilang nyawaku tinggal setengah dong. Setengahnya lagi udah hilang di telan ketakutan.
Sampai di rumah nenek, aku menceritakan kejadian tadi. Nenek hanya mendengar dengan santai tanpa panik sedikit pun. Nenek tidak tau apa kalau cucunya ini hampir tewas di telan ketakutan.
"Nenek, tadi ada yang ngikutin Mini di jalan. Seram banget," ucapku mengasuh pada nenek, berharap nenek mendengar dan memberikan sebuah jawaban yang memuaskan. Tapi apa, nenek hanya tersenyum dan berkata, tidak ada yang seperti itu, Nak. Itu hanya prasangka kita saja, padahal semua itu hanyalah bayangan dari pikiran-pikiran negatif kita.
Nenek ma kebiasaan, kalau di tanya hal semacam itu, dia hanya menjawab itu adalah halusinasi semata. Kan jadi bete jadinya, orang tadi jelas-jelas dengar dengan baik. Nih pendengaran masih bagis, masih normal. Lagian, bukannya menenangkan, nenek malah nyebelin ah.
Singkat cerita, kami pun tertidur. Aku sangat kesal sama nenek, ku kira dia bakal cerita sesuatu sebelum aku tidur, eh nenek malah tidur duluan. Biasanya nenek selalu membacakan dongeng sampai aku tertidur. Tapi, malam ini aneh. Nenek tidak bercerita samasekali, malah tidur duluan.
Aku pun tertidur juga, karena memang aku sudah mengantuk juga. Di dalam tidurku, aku pun bermimpi. Di dalam mimpi itu, aku berada di sebuah tempat yang sangat asing bagiku.
Aku memperhatikan sekitar, tapi suasananya kok horor banget ya. Tiba-tiba, ada seorang gadis muncul entah darimana. Aku sampai kaget dan hampir jantungan, untung jantungku masih ada di tempatnya.
Tapi, gadis itu sangat cantik dan Rama sekali. Sepertinya dia seumuran denganku. Dia memiliki rambut yang sangat hitam dan panjang, mata yang indah, dan memakai pakaian putih panjang.
"Kamu siapa, dan aku dimana?" tanyaku penasaran.
"Namaku Luna, aku adalah temanmu Mini," jawabnya sambil tersenyum.
Aku pun kaget setengah mati, pasalnya aku tidak pernah punya teman namanya Luna. Dan yang membuatku paling kaget adalah dia mengenalku dan tau namaku. Siapa ya dia sebenarnya?.
"Tapi, aku tidak pernah punya teman namanya Luna," ucapku lagi.
"Itu karena kamu telah melupakanku Mini. Kamu adalah sahabat karibku duluh, bahkan kita sudah seperti saudara yang tak terpisahkan. Kemana pun kamu pergi aku pasti ada, kemana pun aku pergi kamu juga selalu ada. Tapi, kamu telah melupakanku, bahkan di hatimu yang paling dalam, kamu telah mengubur kenangan kita," ucapnya yang membuatku membelalakkan mata karena tidak percaya semua itu.
Apa mungkin aku pernah mempunyai sahabat bernama Luna? Apa ia aku sudah melupakannya? Tapi kenapa aku melupakannya?
Pertanyaan-pertanyaan itu pun mulai muncul di benakku satu per satu. Aku mencoba mencari jawaban dari semua pertanyaan itu, namun aku belum menemukannya juga.
Tiba-tiba, dari belakang Luna muncul sesosok makhluk yang sangat menyeramkan. Aku sampai ketakutan setengah mati dan mencoba menarik tangan Luna untuk kabur. Namun Luna menolak, dia mengatakan bahwa tempat ini adalah rumahnya, jadi tidak ada yang boleh mengusik ketenangannya.
Makhluk yang sangat menyeramkan itu pun akhirnya mencoba melukaiku. Namun Luna menolongku, dia pun berkelahi sama makhluk itu dan berubah jadi sesosok yang menyeramkan juga.
Aku pun terjatuh karena kaget, aku tidak mempercayai apa yang aku lihat. Aku gemetaran, karena ketakutan.
Sampai akhirnya Luna berhasil mengalahkan makhluk itu dan kembali ke wujud aslinya. Dia pun melihat aku ketakutan setengah mati, dan mencoba menghampiriku. Namun aku menyuruhnya untuk berhenti.
"Berhenti, sebenarnya kamu siapa?" tanyaku sambil menangis ketakutan.
"Mini, ini aku Luna. Teman masa kecilmu yang selalu menemanimu sepanjang hari. Kenapa kamu melupakan aku? Bahkan aku rela kehilangan nyawa demi kamu. Ok, aku akan jujur. Aku adalah saudara perempuanmu. Kakakmu yang sangat kamu sayangi," ucapnya panjang lebar.
"Kakak? Apa aku pernah memiliki kakak?" tanyaku heran. Pasalnya, aku tidak pernah merasa bahwa aku memiliki seorang saudara perempuan.
"Mini, ini kakak. Kakak yang selalu ada di saat kamu dalam keadaan apa pun. Kakak yang selalu melindungi adiknya dari apa pun itu. Kenapa kamu melupakan kakak? Bahkan di hatimu yang paling dalam, kamu telah mengubur kakak," ucapnya sambil sedih.
Anehnya, aku pun merasakan sedih juga saat melihat dia sedih. Sepertinya aku sangat dekat dengannya, namun aku tak ingat sedikit pun tentangnya. Aku tidak ingat kalau aku memiliki seorang saudara perempuan.
"Kakak akan selalu ada kok di dekatmu, saat kamu dalam masalah. Kakak akan selalu ada untuk membantumu. Saat kamu sedih, kakak akan selalu ada untuk menghiburmu. Walaupun sekarang kamu melupakan kakak, tapi kakak akan selalu menyayangimu sampai kapan pun itu," ucap Luna sambil menangis.
Aku pun turut sedih melihatnya menangis. Tapi aku nggak ingat sama sekali tentangnya. Tidak ada secuil kenang yang mengingatkanku tentangnya. Aku jadi heran sendiri dan merasa bahwa mimpi ini terlalu di luar nalar ku.
Setelah bermimpi, aku pun terbangun. Dan anehnya lagi, aku menangis. Aku jadi bingung sendiri kan.
#horror sedih