(Catatan: Cerita ini adalah karya fiksi yang menggunakan karakter dari dunia Harry Potter untuk tujuan hiburan semata. Cerita, alur, dan karakteristik para tokoh tidak berhubungan dengan alur cerita resmi.)
The Great Prank War: Thousands of Memories
Kelas X, Thousands of Memories, emang bukan kelas biasa. Kelas ini isinya anak-anak yang solid dan gokil abis. Sesuai namanya, mereka selalu bikin momen yang enggak bakal dilupain.
Hari ini, suasana kelas lagi hening-heningnya, enggak seperti biasanya. Semua anak lagi fokus sama tugas esai sejarah si Professor Binns yang super membosankan. Tiba-tiba, suara Fred dan George Weasley—duo kembar yang terkenal jahil—memecah keheningan.
“Psst, George, lo yakin nih sama rencana ini?” bisik Fred sambil melirik ke arah George yang lagi asyik ngegambar sesuatu di buku catatannya.
“Santai aja, Fred. Ini ide dari Aya, pacar gue. Dijamin sukses,” jawab George dengan senyum licik.
George Weasley emang pacaran sama Aya Parker, cewek seksi kreativitas yang otaknya enggak kalah usil dari duo Weasley. Mereka berdua, ditambah Fred, adalah trio yang paling jago bikin prank.
Draco Malfoy, si Seksi Humas, yang kebetulan duduk di sebelah mereka, cuma bisa geleng-geleng kepala. "Woi, jangan aneh-aneh, ya. Nanti kena tegur Harry, loh," ucap Draco sambil melirik Harry Potter, sang ketua kelas yang lagi serius nulis di meja depan.
“Iya nih, Draco benar. Jangan bikin gara-gara. Tugas ini harus selesai hari ini,” timpal Hermione Granger, si sekretaris kelas yang terkenal paling rajin.
Tapi, nasihat dari Draco dan Hermione cuma dianggap angin lalu. Rencana udah matang, dan aksi dimulai.
"Oke, guys, mulai!" kata George pelan.
Tiba-tiba, dari laci meja Fred, keluar balon-balon berisi air berwarna-warni yang langsung meletus di langit-langit kelas. Seketika, hujan "cat" warna-warni menimpa seluruh kelas. Meja, buku, bahkan seragam mereka ikut basah dan kotor.
Satu kelas terkejut. Harry, sebagai ketua kelas, langsung berdiri. “Fred, George! Apa-apaan ini?!”
Tapi Fred dan George malah tertawa terbahak-bahak. “Surprise! Itu namanya 'Rainbow Rain'! Keren, kan?” kata Fred.
Cho Chang, si bendahara kelas yang lagi memegang buku kas, langsung menjerit. "Ya ampun, buku kas gue basah semua!"
Ron Weasley, salah satu seksi keamanan, menepuk jidat. "Bener-bener dah, ini kerjaan kalian lagi. Malah nambah-nambahin kerjaan aja."
Di tengah kekacauan, muncullah Cedric Diggory, wakil ketua kelas yang terkenal adem ayem. "Tenang, guys. Enggak apa-apa, kok. Namanya juga anak-anak. Kita beresin bareng-bareng aja, ya?" kata Cedric dengan senyum menenangkan.
Setelah kelas kembali bersih, berkat bantuan Hannah Abbott dan Susan Bones dari seksi kebersihan, Harry dan Hermione berunding untuk memberi 'hukuman' yang setimpal.
“Kita harus balas, Harry!” kata Hermione dengan nada serius.
“Gue setuju, Mione. Tapi kita enggak bisa langsung main-main kayak mereka,” timpal Harry.
Tiba-tiba, datanglah Ginny Weasley, wakil sekretaris, yang langsung nimbrung. "Kalian mikirin cara balas mereka, ya? Gue ada ide. Gue dapet bisikan dari Aya Parker. Katanya, Fred dan George itu punya 'misi' rahasia yang udah mereka persiapin buat nge-prank anak kelas lain. Kita bisa manfaatin itu."
Ide Ginny disambut baik. Mereka pun menyusun rencana balasan yang enggak kalah jenius. Neville Longbottom dan Ron Weasley, si keamanan kelas, dikerahkan untuk 'mengawasi' gerak-gerik Fred dan George.
Keesokan harinya, saat Fred, George, dan Aya sedang tidak ada di kelas, Harry, Hermione, Ron, dan Ginny langsung beraksi. Mereka masuk ke gudang alat peraga yang jadi markas rahasia duo kembar itu.
Di sana, mereka menemukan tumpukan barang-barang aneh: balon, bubuk glitter, dan semacam cairan lengket. Rupanya, itu bahan-bahan yang akan digunakan untuk nge-prank kelas lain.
"Ini nih yang mau mereka pake," kata Ron sambil memegang sebuah botol kecil.
"Kita ganti isinya aja," usul Hermione.
Dengan cekatan, mereka mengganti cairan lengket itu dengan cairan pembersih lantai yang baunya harum, lalu menambahkan bubuk glitter.
“Misi selesai,” bisik Harry. “Sekarang, kita tinggal tunggu aja hasilnya.”
Saat jam istirahat, Fred dan George memanggil seluruh anak kelas X untuk berkumpul di depan kelas. Mereka mengajak semua teman-teman di kelas itu untuk melihat pertunjukkan yang telah mereka siapkan.
"Halo semuanya! Sebagai perwakilan seksi kreativitas, kita ada persembahan nih buat kalian!" seru Fred.
“Tunggu, Fred,” potong George sambil menatap ke arah Luna Lovegood yang sedari tadi cuma senyum-senyum aja.
"Luna, apa ada nargles di sekitar sini?" tanya George.
Luna hanya menjawab sambil tersenyum, "Entahlah, George. Tapi aku rasa ada sesuatu yang aneh dengan rencanamu kali ini."
Tak menggubris ucapan Luna, George langsung melanjutkan penjelasannya.
“Kita akan lempar ini ke kelas sebelah. Dijamin bakal kocak banget!” kata George sambil menunjukkan botol berisi cairan yang sudah diganti oleh Harry dan teman-temannya.
Dengan semangat, Fred dan George melempar botol itu ke arah kelas sebelah. Dan… SPLASH! Botol itu pecah dan mengeluarkan wangi yang sangat harum. Tidak ada cat, tidak ada cairan lengket, hanya gelembung sabun yang beterbangan dan wangi yang semerbak.
Seketika, seisi kelas X tertawa terbahak-bahak.
Fred dan George hanya bisa melongo. Mereka kebingungan. Aya yang menyadari rencana mereka tidak berhasil, langsung menatap George dengan tatapan 'udah gue duga'.
Di pojok kelas, Harry dan teman-temannya saling berpandangan. “Ternyata, balas dendam enggak harus pakai kekerasan. Cukup dengan bau wangi, mereka juga bisa malu,” kata Harry sambil tersenyum.
Meskipun prank mereka gagal total, Fred dan George enggak kapok. Justru mereka jadi semangat untuk bikin prank yang lebih gokil lagi. Begitulah suasana di kelas Thousands of Memories—penuh tawa, kejutan, dan persahabatan yang enggak ada habisnya. Karena bagi mereka, setiap hari adalah kesempatan untuk menciptakan kenangan baru, meskipun terkadang harus diiringi dengan kekacauan kecil yang seru.
Bagaimana menurutmu, prank apa lagi yang cocok untuk kelas ini?