Suatu siang di SMA Gemilang, vibesnya lagi chill banget. Di kantin, keliatan tuh Circle Gacor lagi pada ngumpul di meja paling pojok, tempat andalan mereka.
"Guys, gue tuh heran deh," celetuk Bella dengan nada khas Sundanya yang medok, "kenapa ya si Pak Jono kalo ngajar fisika teh suka banget nyebutin 'energi kinetik'? Emang dia gak punya energi yang lain apa?"
Sontak semua langsung ketawa. Ethan yang lagi nyeruput es tehnya ikutan nimbrung, "Mungkin Pak Jono lagi insecure, Bel. Dia kan kurang gercep, jadi ngomongin energi kinetik biar semangat gitu, 'bergerak! bergerak!'"
Ayla yang dari tadi cuma senyum-senyum kecil akhirnya buka suara dengan nada lembutnya, "Udah-udah, kasihan Pak Jono. Tapi bener sih, Bella, logat Sunda lo tuh bikin ngakak terus."
Denis yang duduk di samping Ayla langsung ngerangkul pacarnya, "Nah, ini baru bener. Pacar gue emang paling the best deh, selalu positive vibes."
Charmae Gigi yang baru dateng sambil ngebawa semangkuk bakso langsung nyamber, "Eh, ada apaan nih rame-rame? Jangan lupa ya, guys, jadi wakil ketua osis tuh harus tetep strong kayak... kayak... emmm... kayak upil yang susah ilang!" Pantunnya sukses bikin semua yang denger facepalm.
Rayyan yang setia di samping Gigi cuma geleng-geleng kepala sambil ketawa, "Gigi, Gigi... pantun lo emang selalu beyond expectation."
Tiba-tiba Candice dateng dengan gaya coolnya, rambutnya yang blonde wavy tertiup angin sepoi-sepoi. "Hai, everyone! Gue baru selesai latihan dance nih. Capek banget, but it was so lit!"
Matanya langsung tertuju ke Harry yang lagi fokus baca buku di ujung meja. Candice langsung salah tingkah.
Aya yang baru dateng bareng Adrian dan Nael langsung sinis ngeliat Ayla. "Cih, masih aja lo deket-deket sama Denis. Gak punya harga diri banget sih."
Louis yang dari tadi diem aja sambil ngeliatin handphonenya mendadak ngangkat kepala dan natap Aya dengan tatapan dinginnya. Semua langsung terdiam, ngerasain aura yang beda dari Louis.
"Can you guys just... chill?" ucap Louis dengan nada datar tapi menusuk. "It's just lunch. No need for drama."
Aya langsung kicep dan buang muka. Adrian dan Nael cuma bisa saling lirik.
Hasya yang baru dateng bareng Kartika langsung nyamperin meja Circle Gacor. "Hai guys! Ada gosip hot nih! Katanya Yuseo, Amara, sama Bunga lagi nyusun rencana buat ngerjain anak-anak kelas 10 pas acara pensi nanti."
Bella langsung melotot, "What?! Gak bisa dibiarin nih! Mereka tuh emang nyebelin banget dari dulu!"
Ethan langsung smirk, "Tenang, Bel. Kita juga punya rencana. Let's give them a little surprise, shall we?"
Suasana langsung jadi tegang tapi juga penuh semangat. Circle Gacor emang selalu punya cara buat menghadapi masalah, entah dengan lawakan, otak encer, atau solidaritas yang kuat. Persahabatan mereka yang terjalin beda kelas ini emang unik dan selalu seru buat diikutin. Apalagi ditambah bumbu-bumbu cinta, persaingan, dan intrik khas anak SMA. Kayaknya bakal ada banyak cerita menarik lagi nih dari Circle Gacor.
Rencana Balas Dendam Circle Gacor
"Gue sih setuju banget!" seru Denis. "Mereka itu udah keterlaluan. Kali ini kita nggak bisa diem aja."
Ayla mengangguk setuju. "Tapi kita harus hati-hati. Jangan sampai malah kita yang kena masalah."
Ethan menyeringai. "Don't worry, Ayla. Otak jenius gue udah mikirin semuanya. Rencana kita kali ini nggak bakal ketebak."
Charmae Gigi langsung nyamber, "Nah, itu dia! Kita harus bikin mereka malu sampai... sampai kecoak jadi putus asa nyari jalan pulang!" Semua langsung ketawa lagi ngedenger pantun random Gigi.
Bella langsung semangat, "Terus, rencana teh apa, Than? Udah gak sabar nih!"
"Oke, dengerin baik-baik," kata Ethan sambil merangkul Bella dan Charmae Gigi. "Jadi gini..."
Ethan menjelaskan rencananya secara detail. Semua anggota Circle Gacor mendengarkan dengan saksama, sesekali menyela dengan pertanyaan atau saran. Louis yang biasanya dingin pun terlihat tertarik dan memberikan beberapa masukan logis yang membuat rencana Ethan semakin sempurna. Aya yang dari tadi cuma diem akhirnya ikut nimbrung juga.
"Gue bisa bantu bagian properti, Than," ujar Aya. "Gue punya kenalan di percetakan yang bisa bikin poster atau banner apa aja."
Candice langsung menimpali, "Dan gue sama Aya bisa bikin koreografi dance yang keren buat nge-distract mereka pas mereka lagi sibung ngerjain anak-anak kelas 10." Matanya sesekali melirik Harry, berharap cowok itu memperhatikan idenya.
Harry yang mendengarkan dengan seksama tiba-tiba membuka suara, "It's a solid plan. Tapi kita butuh timing yang pas. Jangan sampai ketahuan sama guru-guru."
Denis langsung menepuk pundak Harry, "Tenang aja, Ketua Osis. Kita punya Rayyan yang jago negoisasi dan Gigi yang bisa ngeles macem belut."
Rayyan cuma senyum tipis, "Betul itu. Serahkan padaku. Pokoknya pas hari-H, aku bakal perform lagu yang bisa bikin semua orang terlena, jadi mereka gak sadar sama apa yang kita lakuin."
Misi Dimulai
Hari pensi tiba. Aula sekolah udah rame banget. Yuseo, Amara, Bunga, Noel, dan Ahmad Aksha terlihat berkumpul di belakang panggung, sibuk dengan rencana mereka. Mereka senyum-senyum licik, yakin kalau kali ini mereka bakal berhasil ngerjain anak-anak kelas 10.
Di sisi lain, Circle Gacor udah siap dengan posisinya masing-masing. Ayla dan Denis berjaga di pintu masuk aula, mengawasi gerak-gerik Yuseo dan gengnya. Bella, Ethan, dan Charmae Gigi sibuk mengatur properti dan sound system. Candice dan Aya udah siap dengan koreografi dance mereka. Sementara itu, Harry, Rayyan, dan Louis bersiap di panggung utama.
Acara pensi dimulai. Rayyan naik ke panggung dan mulai menyanyikan lagu yang merdu banget, suaranya bikin semua orang terpukau. Saat semua mata tertuju pada Rayyan, Candice dan Aya mulai melancarkan aksinya. Mereka nge-dance dengan energik di tengah kerumunan, menarik perhatian banyak siswa.
Sementara itu, di belakang panggung, Yuseo dan gengnya mulai melancarkan aksinya. Mereka berencana untuk menukar kaset lagu yang akan dipakai untuk penampilan tari anak-anak kelas 10 dengan lagu-lagu aneh yang bisa bikin mereka malu.
Namun, saat mereka sibuk dengan aksinya, Ethan dan Bella dengan cekatan menyelinap dan mengganti kaset yang sudah ditukar oleh Yuseo dengan kaset yang sudah mereka siapkan. Kaset itu berisi rekaman suara Yuseo dan gengnya yang sedang membicarakan rencana jahat mereka.
Kena Batunya
Tibalah giliran anak-anak kelas 10 tampil. Mereka naik ke panggung dengan semangat. Saat musik dimulai, bukan lagu tari yang diputar, melainkan rekaman suara Yuseo dan gengnya yang sedang membicarakan rencana jahat mereka dengan sangat jelas.
"Gila! Gue yakin mereka bakal nangis darah nanti!" terdengar suara Yuseo dalam rekaman.
"Hahaha, pasti lucu banget mukanya!" timpal suara Amara.
Sontak, seluruh aula riuh. Semua mata langsung tertuju pada Yuseo dan gengnya yang berdiri mematung di belakang panggung, wajah mereka memerah menahan malu dan amarah. Bapak dan Ibu guru yang ada di sana langsung menghampiri mereka dengan tatapan tajam.
Yuseo dan gengnya langsung diinterogasi. Mereka mencoba mengelak, tapi bukti rekaman suara itu terlalu kuat. Akhirnya, mereka mengakui perbuatannya dan harus menerima hukuman dari sekolah.
Circle Gacor saling berpandangan dan tersenyum puas. Misi berhasil!
"Gimana, guys? The best plan ever, right?" ujar Ethan sambil menaikkan alisnya.
Charmae Gigi langsung maju dan berpose, "Ini semua karena kita tuh kompak kayak... kayak upil yang nempel di idung!"
Semua tertawa. Denis merangkul Ayla erat. "Pacar gue emang paling kalem, tapi otaknya jalan terus!"
Bella nyengir, "Kalo gini mah, jadi makin betah atuh di sekolah ini!"
Candice melirik Harry dan tersenyum manis. Harry membalas senyumannya, membuat Candice berbunga-bunga.
Louis yang dari tadi hanya mengamati akhirnya berucap, "Not bad. Really not bad at all."
Aya yang melihat Louis tersenyum tipis, merasa senang dan bangga. Mungkin ini awal yang baik untuk memperbaiki hubungannya dengan Ayla dan circle ini.
Suasana kembali ceria. Circle Gacor membuktikan bahwa persahabatan, kecerdasan, dan sedikit kenakalan bisa mengatasi segala rintangan. Mereka adalah definisi sejati dari pertemanan yang solid, meskipun beda kelas, tapi satu hati.
Bagaimana menurutmu kelanjutan kisah Circle Gacor ini? Ada ide lagi untuk petualangan mereka selanjutnya?
Tentu, ini kelanjutan ceritanya:
Jebakan Manis untuk Ayla
Beberapa hari setelah insiden pensi yang bikin heboh, vibes di SMA Gemilang udah balik normal. Circle Gacor pun lagi pada kumpul di kantin, seperti biasa. Tiba-tiba, Ayla nunjukkin layar ponselnya dengan muka rada bingung.
"Guys, liat deh," kata Ayla, "gue dapet email dari Glamour Glow, brand makeup terkenal itu lho. Mereka nawarin gue buat endorse produk mereka, terus bakal dikasih 55 juta! Tapi ini... rada aneh deh."
Denis langsung nyamperin Ayla. "Hah? Glamour Glow? Kok bisa? Lo kan bukan influencer makeup, Sayang."
"Nah, itu dia! Mereka minta gue dateng ke hotel ini," Ayla menunjukkan alamat yang tertera di email, "di luar kota, dan sendirian."
Bella langsung nyambar, "Duh, Ayla! Jangan mau! Itu mah kayaknya modus penipuan! Atau jangan-jangan, itu teh jebakan setan?" logat Sundanya makin kentara kalau lagi panik.
Ethan mengernyitkan dahi. "55 juta? Itu jumlah yang gede banget buat endorse pemula kayak Ayla. Something's not right here."
Charmae Gigi ngacungin jari. "Jangan-jangan mereka tuh maunya... maunya Ayla nge-endorse kecantikan hatinya yang tulus itu? Duh, gak nyambung ya?" Semua terkekeh, tapi aura kekhawatiran masih menyelimuti.
Candice yang biasanya santai, kali ini keliatan serius. "Ayla, jangan ambil risiko. Mending kita selidikin dulu."
Rayyan mengangguk setuju. "Betul. Gue bisa bantu cari info tentang hotel itu."
Harry yang dari tadi cuma dengerin, tiba-tiba ngangkat kepala dari bukunya. "Ada beberapa kasus penipuan serupa yang melibatkan nama brand besar. Biasanya modusnya sama, ngasih iming-iming uang besar, terus disuruh dateng ke tempat terpencil."
Louis yang akhirnya buka suara, nada suaranya dingin tapi tegas, "Don't go alone. If you're going, we're all going. Safety first."
Aya yang ikut mendengarkan dari kejauhan, tiba-tiba nyeletuk, "Tapi kan lumayan banget 55 juta. Kapan lagi coba? Kan bisa buat nambahin uang saku."
Denis langsung menatap Aya tajam. "Uang bukan segalanya, Aya. Keselamatan Ayla jauh lebih penting."
Akhirnya, setelah diskusi panjang, mereka memutuskan untuk pergi bersama. Ayla tetap ingin memastikan kebenaran tawaran itu, dan anggota Circle Gacor bertekad untuk melindungi Ayla.
Perjalanan Misterius
Dua hari kemudian, dengan mobil Denis dan Louis yang lega, Circle Gacor memulai perjalanan mereka. Suasana di dalam mobil campur aduk antara semangat petualangan dan sedikit rasa was-was. Gigi sibuk nyanyi lagu-lagu dangdut koplo yang bikin ngakak, Bella terus-terusan bikin pantun receh, Ethan sesekali melemparkan teka-teki, sementara Ayla dan Denis menikmati waktu berdua sambil ngobrol santai. Harry dan Louis lebih banyak membaca buku atau mendengarkan musik, Candice asik dengan headset-nya, dan Aya sesekali ikut nimbrung obrolan tapi seringkali masih menjaga jarak.
"Gila, kok jalannya makin sepi sih?" celetuk Denis, yang lagi nyetir, setelah melewati beberapa jam perjalanan. Jalanan mulai berubah jadi sempit, berliku, dan dikelilingi hutan.
"Iya, nih. Perasaan di Google Maps hotelnya di pinggir kota deh, kok ini malah masuk-masuk hutan?" tambah Ayla, mulai cemas.
Setelah berkendara lebih dari satu jam di jalanan yang sepi dan makin nggak jelas, mereka akhirnya sampai di lokasi yang ditunjukkan oleh GPS. Namun, pemandangan di depan mereka bikin semua orang melongo.
"HAH?!" teriak Bella. "Ini mah... ini mah hutan belantara! Mana ada hotel di sini?!"
Di sana, tidak ada bangunan, tidak ada hotel, bahkan tidak ada sinyal sama sekali. Hanya ada pohon-pohon tinggi yang menjulang dan suara serangga hutan.
"Gue udah feeling gak enak sih," gumam Ethan, menatap sekeliling. "Ini jelas-jelas jebakan."
Ayla langsung lemas. "Jadi... ini penipuan?"
Tiba-tiba, ponsel Denis berdering. Ada satu bar sinyal yang entah bagaimana bisa muncul. Nomor tak dikenal. Denis mengangkatnya, lalu mengaktifkan loudspeaker.
"Halo, dengan Denis Hayes?" suara perempuan yang familiar terdengar dari seberang.
"Iya, saya sendiri. Ini siapa?" jawab Denis dengan nada tegang.
"Hahaha! Ketipu juga lo semua!" Suara itu diikuti dengan gelak tawa mengejek. "Rasain tuh, kejebak di tengah hutan! Ini balasan buat kalian yang udah bikin gue malu di pensi!"
Semua anggota Circle Gacor langsung mengenali suara itu. Yuseo Jelita.
"Yuseo?!" seru Ayla tak percaya.
"Oh, jadi ini kerjaan lo?!" teriak Bella geram.
"Tentu saja! Siapa lagi? Makanya, jangan sok jagoan deh kalian semua! Nikmatin aja tuh camping di hutan!" Dan sambungan telepon pun terputus. Sinyal kembali hilang.
Suasana di dalam mobil langsung hening. Wajah Ayla terlihat kecewa dan sedih. Denis langsung memeluk Ayla. "Udah, Sayang. Gak apa-apa. Kita cari jalan keluarnya bareng-bareng."
"Wah, ini sih udah keterlaluan!" seru Candice.
Louis yang dari tadi diam, tiba-tiba membuka pintu mobil dan melangkah keluar, wajahnya dingin dan tatapannya tajam. "Mereka udah kelewatan batas."
Harry menghela napas. "Oke, guys. Kita harus tenang. Kita cari jalan balik. Dan setelah ini, mereka harus tau akibatnya."
Aya yang melihat kekecewaan di wajah Ayla, merasa bersalah. Dia tahu ini bukan hal yang sepele. Kejadian ini membuat Aya mulai berpikir ulang tentang persahabatannya dengan Yuseo dan gengnya.
"Gue... gue tahu jalan pintas," kata Aya pelan, "gue pernah camping di sini sama bokap dulu."
Semua mata langsung tertuju pada Aya. Mungkin ada harapan untuk keluar dari hutan ini.