Namaku Andi Jaya,aku tinggal bersama kakak ku dan adik ku yang masih kecil, sejak kematian kedua orang tua ku kakak berubah,bahkan bicara saja sedikit, tak pernah aku rasakan kehangatan lagi,saat aku sakit pun tak pernah peduli lagi, bahkan aku tutupi rasa sakit dan perasaan pedih yang melanda hati ini, aku sudah siap berangkat sekolah,tapi aku heran kakak ku peduli pada adik ku saja, sementara aku tidak, kakak berangkat kerja bersama teman satu kantor nya lalu adik ku di titipkan pada mang Joko yang tak lain adik dari almarhum ayah.
Mang Joko sendiri membuka usaha ayam potong di rumah nya.
Untung nya istri dari mang Joko baik, ketika aku atau adik ku sakit beliau yang mengurus kami.
Di jalan yang ramai, aku menelusuri jalanan dengan langkah sedikit cepat karana waktu masuk tinggal 5 menit lagi.
Sampai lah disekolah, aku masuk lalu duduk untung nya ibu guru pelajaran pertama belum masuk, aku menghela nafas lega, singkat waktu, aku sudah pulang, aku melihat kakak ku baru saja sampai di rumah, dia sedang asik menyuapi adik ku makan yang enak, lalu aku menghampiri tapi tak sedikit pun dia gubris.
Aku hanya menghela nafas sambil mengelus dada saja, lalu aku masuk ,di meja makan ada berbagai hidangan enak yang sudah di siapkan oleh istrinya Mang Joko, aku segera mencuci tangan lalu makan.
Satu bulan kemudian, hari kelulusan ku tiba, aku berhasil mendapatkan nilai terbaik, tapi aku merasa sedih karana aku tak mendapatkan kata ucapan atau hadiah dari kakak ku.
Lalu aku duduk saja di kursi depan sambil melihat orang yang berlalu lalang,aku merasakan sesuatu hangat dari hidung ku, aku mengusap nya ternyata ada cairan kental merah yang keluar,dari dalam adik ku muncul dia memakai atasan pendek dan rok, rambut nya di kepang dua.
"Kakak kenapa?" Adik ku melihat darah yang ada di telapak tangan ku.
"Gak kok, kamu cantik, kita main di situ yuk!" Aku mengangkat tubuh kecil nya lalu kami main di halaman rumah.
Aku memangku dia di paha ku, tiba-tiba kepala ku sangat sakit, pandangan ku kabur hingga darah keluar lagi dari hidung ku tak lama aku pun tumbang.
"Kakak angun!!" Teriak adik ku sambil menarik-narik tangan ku.
"Ada apa?" Kakak ku yang terkejut melihat darah keluar dari hidung ku dan aku sudah tak sadarkan diri.
Kakak ku mengecek nadi ku tapi tidak dia temukan, jiwa ku melihat kakak yang mulai panik.
"Andi bangun!!" Teriak kakak ku dia mengangkat tubuhku .
1 jam kemudian, aku sudah di mandikan, hari ini merupakan hari kelulusan ku dan juga hari kematian ku.
Kakak ku hanya menatap kosong jenazah ku yang sudah terbungkus kain kafan.
Kakak ku memang tak peduli lagi tapi aku selalu menunggu nya untuk menyayangi ku lagi tapi nyatanya hingga aku menghembuskan nafas terakhir dia baru menangisi ku.