Aku Bhu Heng , Margaku Chu, aku terlahir dari garis keturunan Jawa dan cina ,
Namun aku mengikuti jejak papaku , maka itu aku bermarga Chu ,
Aku lulusan SMK TKJ (teknik komputer jaringan ). Aku yang saat ini pengangguran sering mencari kerja kesana-kemari sampai harus meminta kedinas sosial agar dapat pekerjaan , aku berusaha keras agar dapat hidup layak dan mapan , aku yang sudah merasa dewasa tidak ingin menjadi beban kedua orang tuaku ,
Kakek dan nenek ku sudah meninggal dikarenakan sakit parah , pada saat ini sudah tiga tahun Akong (kakek) yang biasa kami sebut tiada , aku yang masih menganggur kembali mencari pekerjaan , namun masih juga tidak ada yang merespon semua lamaran ku , di kota kelahiran ku ini sangat berbeda jika mencari pekerjaan , jika tidak ada kenalan atau teman yang memasukkan , tahun ini nenekku meninggal sudah 1 th nya , aku masih terus bersabar , sampai beberapa tahun berlalu meninggalnya nenek sekitar 3 th , aku memutuskan untuk berangkat ke kota besar , mencari pekerjaan yang jauh lebih baik , dengan ajakan adik kelasku yang masih ada hubungan kerabat dengan ku , aku berpamitan dengan papi dan mami ku , aku yang sudah siap berkemas segera menemui kedua orang tua itu ,
Aku mohon doa restunya agar segera dapat pekerjaan ,
" Pi , mi aku berangkat ke kota BT ( aku samarkan) " kata Bhu Heng berpamitan kepada kedua orangtuanya ,
Papi , mami , merasa tidak enak di hatinya , melepas kepergian putra satu-satunya , sebelum Bhu Heng beranjak keluar dari rumah menuju garasi motor , Papi Bhu Heng berdiri dari tempat duduknya ,ia menuju ruang kamar tidur , tidak lama kemudian Papi Bhu Heng keluar lagi sambil membawa beberapa lembar uang yang tidak terlalu banyak jumlahnya ,
" Ini uang untuk ongkos mu di sana , kamu berhemat dan jaga diri baik-baik , sesampainya di sana kamu Kasih kabar " kata Papi kepada Bhu Heng ,
" Baik Pi " jawab Bhu Heng singkat , pada saat ini memang Bhu Heng tidak memiliki uang sepeser pun di tangannya , ia hanya memiliki ongkos untuk menaiki Speed Boat yang berjumlah 100 rb saja , miris memang hidup yang saat ini belum berpihak kepadanya , namun Bhu Heng tetap optimis agar hidupnya suatu hari nanti akan menjadi lebih baik dan sukses , sedangkan Mamiku ia hanya pengurus rumah tangga dan tidak memiliki pekerjaan sampingan, Mami menghampiriku,
" Bhu Heng , kamu sudah persiapkan barang bawaanmu semua , gak ada yang ketinggalan kan ? , ini ada obat sambiloto biasa kamu minum jika di butuhkan " kata mami yang sudah membungkus beberapa obat herbal,
" Iya Mi , semua sudah siap " jawab Bhu Heng ,
" Jangan lupa baca doa , oh iya kalau gak salah kamu seperti Om kan " tanya mami yang membuat aku merasa sedikit apa begitu ,
Mami menjelaskan kepadaku tentang suatu dan aku sedikit memahami maksudnya ,
Setelah aku berpamitan , aku pun menstater motorku ,
Jalanan yang banyak batu dan tanah kuning telah aku lewati , berganti dengan jalanan beraspal ,
Beberapa jam kemudian aku akhirnya tiba di pelabuhan yang mengangkut penumpang , Speed itu sangat besar lebih layak di sebut kapal , karena ia memuat segala macem angkutan dan kendaraan ,
Aku pun segera memasuki kapal tersebut beserta motorku ,
Setelah menempuh perjalanan laut yang lumayan , akhirnya tiba sudah aku di kota BT , aku segera menuju alamat kantor yang di berikan oleh adik kelasku ,
Sesampainya di sana aku langsung interview , syukurlah aku keterima dan besok langsung bekerja ,
Pekerjaan ku saat ini adalah operator miseller , berbagai macam produk dan makanan yang siap di antar , dalam setiap hari aku selalu mendapatkan orderan sampai puluhan , bahkan ratusan pesanan , dari telur , sabun cuci , tepung , mie dsb ,
Hari-hari sibuk bekerja , beberapa bulan berlalu berganti tahun , pekerjaan ku itu hanya mendapatkan gaji minimum , terkadang pas-pasan , setelah dua tahun terlewati, saudaraku yang dari pihak keluarga Akong , merekomendasikan aku bekerja di sebuah PT yang memiliki grup terbesar di kota BT , aku pun menyetujuinya ,
Akhirnya aku pun interview lagi , dan aku di terima bekerja di perusahaan tersebut ,
Setelah mengundurkan diri dari pekerjaanku menjadi operator, aku segera bekerja di PT , gajinya cukup lumayan besar menurutku pada waktu itu ,
Bekerja di PT sangat menyenangkan , bos yang baik dan ramah , bahkan aku mendapatkan uang lemburan dan bonus , belum lagi bos mengajarkan aku agar bisa mengendarai mobil , setelah beberapa bulan lamanya aku pun bisa mengendarai mobil pekap , namun seiring berjalannya waktu ujian dan cobaan sering terjadi , aku dulu adalah tangan kanannya bos kini aku merasa di jauhi oleh bos ku ,
Setelah dua tahun , aku mengundurkan diri dari pekerjaanku saat ini , dulu aku sering duduk di kantor sambil mengamati karyawan bekerja , bos sangat percaya kepadaku, tapi entah apa sebabnya bos ku itu tidak begitu lagi seperti dulu ,
Aku merasa bos sepertinya tidak membutuhkan aku lagi , terlebih pada saat ini aku baru sembuh dari rawat inap akibat panas dalam ,
Sakitku sangat membuat kedua orang tuaku panik , sebab pada saat itu aku diangnosa salah dari salah satu pihak , ternyata aku tidak sakit apa-apa cuma capek dan panas dalam , dokter yang memeriksa ku mengatakan kemungkinan gejala tifus atau DBD ,
Mami pada saat itu sangat shock, ia menangis sesenggukan melihat kondisiku sendirian dengan selang infus ditangan ,
Hal itu membuat aku memutuskan untuk pindah kerja , dari bos aku dan kondisiku pada saat itu ,
Akhirnya pada saat ini aku di rumah , seperti biasa belum berminat kerja hanya ingin beristirahat sambil memulihkan fisik dan mentalku , dirumah aku selalu bermain game online jika tidak ada kesibukan , biasa mobil legenda , yang biasa aku mainkan bersama grup dan teman-temanku ,
Setelah satu bulan lebih , aku merasa kondisiku sudah mulai lebih baik , aku memutuskan untuk berangkat mencari pekerjaan di kota lain ,
Dan akhirnya adikku yang dulu berkerja menawarkan aku pekerjaan di kantornya ,
Aku pun setuju ,
Hari dimana keberatanku , pagi-pagi sekali mami memasakkan aku mie goreng untuk sarapan ,
Setelah berkemas dan membungkus semua barang yang ingin aku bawa , obat-obatan dan yang lainnya ,
Pagi ini papi yang akan mengantarku ke pelabuhan , dengan mengendarai mobil saudara aku di antar sampai pelabuhan ,
" Mi aku berangkat " pada saat itu aku berpamitan , masih ingat sekali aku mencium punggung telapak tangan mamiku dan ia mencium kening sambil berkata ,
" Siapkan semua barang mu dan jangan lupa berdoa " katanya sambil melepas keberangkatanku ,
" Iya mi " jawabku singkat sambil berlalu ,
Pada saat ini aku telah sampai di bandara yang akan mengantarku ke kota PK ,
Pada saat ini petugas imigrasi mencegahku sambil mengambil ponsel , mereka menahanku , aku pun panik apa sebabnya ,
Pada akhirnya aku pun tidak diizinkan lewat , hangus sudah tiket pesawat yang aku pesan ,
Namun adikku yang mengetahui hal itu pun berusaha membantuku memutar otak , adikku mencari jalan keluar agar aku meneruskan perjalanan mengunakan Speed Boat lagi menuju kota SG yang akan dilanjutkan kekota MY ,
Perjalanan yang menegangkan membuat aku lebih waspada dan berhati-hati ,
Setelah beberapa jam kemudian , akhirnya aku tiba juga di kota MY , perasaan lega menyelimuti hatiku ,
Namun sesampainya di Hotel yang aku pesan , ternyata boarding pass ku sudah terhapus karena aku takut petugas itu melihatnya ,
Aku yang kebingungan menghubungi teman adikku agar mengirimkan salinan Boarding pass lagi , setelah kudapat salinan Boarding pass akhirnya aku pun dapat masuk kedalam kamar Hotel, hari sudah sangat malam aku pun tertidur setelah berbenah diri ,
Pagi-pagi sekali aku bangun, sambil bersiap akan melanjutkan perjalanan menuju kota PK ,aku buru-buru mengemas semua barang bawaanku karena aku harus tiba di bandara lagi , setelah melalui beberapa proses aku pun dapat memasuki badan pesawat terbang,
Perjalanan kali ini mulus dan tidak ada hambatan ,
Aku yang saat ini sudah duduk di salah satu kursi pesawat ,ku coba merilekskan tubuh sambil bersantai ,
Masa perjalanan kota MY ke kota PK membutuhkan waktu sekitar 6 jam 48 menit , itu adalah waktu tercepat , namun jika melakukan perjalanan transit akan membutuhkan waktu sekitar 13 jam lamanya , perjalanan yang panjang membuat aku merasa lelah , pada saat ini sudah menjelang waktu jam 15:30 menit, keberangkatan ku pada saat itu menunjukkan pukul 10 pagi , sudah lima jam perjalanan ku lewati,
Namun pemberitahuan dari operator mengatakan bahwa kota PK sedang tidak baik-baik saja , cuaca ekstrim yang meliputi kota tersebut , hujan di sertai angin kencang ,
Pada saat ini waktu menunjukkan pukul 18:15 , pesawat yang kami tumpangi mengalami turbulensi,
seharusnya saat ini pesawat sudah tiba di landasan , namun akibat hujan deras dan angin kencang membuat badan pesawat tidak stabil , yang akhirnya pesawat hanya berputar-putar hampir 2 jam di atas langit ,
Sang pilot yang sudah cukup lama bertahan akhirnya menyerah , mereka memutuskan untuk pergi kekota yang berdekatan dengan kota PK ,
Syukurlah kota itu tenang dan aman , pesawat landing dengan baik , sangat miris juga pesawat yang kami tumpangi kehabisan bahan bakar , mereka harus mengisi persediaan bahan bakar .
Aku yang saat ini masih berada di kota lain mencoba menghubungi papi ,
Setelah terhubung aku pun memberikan informasi kepada kedua orangtuaku,
" Pi , aku belum sampai di kota PK " kataku pada papi yang saat ini mengunakan Handphone untuk menghubungi papiku ,
Mami yang tegang dan sangat khawatir terlihat jelas ia tidak dapat menutupi kekhawatirannya, begitu juga dengan papi yang sedari tadi ingin mendengar kabar dariku ,
" Bhu Heng , bagaimana perjalananmu , dari tadi adekmu sangat khawatir menunggu kamu menghubunginya " kata papi yang menekan kepanikannya ,
" Iya Pi , Kota PK ada hujan deras dan angin kencang membuat pesawat tidak bisa landing dua jam kami diatas langit tidak dapat mendarat " kataku sayu , saat ini kondisiku sudah di tempa berbagai hal yang mengharuskan mental, fisik dan imanku diharuskan untuk kuat , dalam hati ku ( aku harus tabah dan sabar , dengan perjuangan mungkin semua dapat teratasi ) hatiku terasa trenyuh mendengar bisikan hati penguat jiwa ,
" Lantas bagaimana keadaanmu saat ini " kata papi yang memecahkan pikiran ku , papi berbicara sambil menahan gemetar akibat panik dan khawatir ,
" Gak pa-pa Pi aku baik " jawabku sambil ku ceritakan perjalananku , walau aku pun merasa tegang dan takut
Penjelasan ku membuat papi dan mami semakin khawatir , namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa ,
Harapan mereka Bhu Heng adalah anak yang kuat dan tabah , mami dan papi yakin Bhu Heng bisa menjalaninya ,
" Pi setelah pesawat mengisi bahan bakar mereka akan berangkat " kata Bhu Heng lagi
" Iya , hati-hati , hubungi adekmu yang cemas menunggu kabarmu " kata papi yang aku iyakan dan kami memutuskan sambungan telepon , sebab aku harus memberi kabar adekku yang ikut cemas dan khawatir ,
Mundur dari sebelum Bhu Heng telpon ,
Sekitar pukul 20:23 ,
" Mei , Bhu Heng ko ada kasih kabar kamu " papi yang menghawatirkan aku menelpon adikku ,
" Belum Pi , seharusnya sekarang Koko sudah sampai , tapi belum ada kabar , dan cuaca saat ini sangat ekstrim hujan dari tadi tak kunjung berhenti , belum lagi angin kencang , kuat sekali Pi " kata adekku yang dari nadanya sangat khawatir ,
" Ya sudahlah , kita tunggu kabar darinya , habis kita dilarang koko untuk memberi kabar atau bertanya , jadi sabar dan menunggu " kata papi yang saat itu sangat cemas dan khawatir ,
Pada akhirnya aku menghubungi papi setelah pesawatku gagal lending di bandara Kota PK , disaat aku menghubungi papi waktu itu pukul 22:45 menit , hari sudah malam namun di kota yang saat ini masih terang seperti Maghrib ,
Setelah percakapan itu selesai pukul 00:30 menit pesawatku kembali berangkat , perjalanan pun akhirnya dilanjutkan kembali ,
Perjalanan menuju kota PK ke kota saat ini membutuhkan waktu sekitar 1jam lebih 30 menit hampir dua jam'an ,
Waktu terus bergulir , tak terasa akhirnya pesawat tiba di Kota PK , namun setelah badai angin kencang itu awan putih perkumpul pada sekitaran , membuat pandangan sedikit terhalangi , bahkan pesawat sempat mengalami turbulensi lagi akibat awan dan hampir saja pesawat kehilangan kestabilan menurun kebawa , membuat seisi pesawat mengalami ketegangan ,
Hal lainnya terjadi menegangkan lagi membuat semua penumpang panik ,
Namun kondisi cuaca sudah mulai sedikit reda dan stabil , pesawat pun akhirnya lending ke landasan Bandara dengan berbagai perjuangan Sang Pilot ,
Setelah pesawat yang terguncang dan menukik itu mendarat dengan selamat , kami para penumpang akhirnya bergegas keluar meninggalkan pesawat , aku pun segera menuju tempat pengambilan bagasi dan semua barangku ,
Dan akhirnya aku sampai di kota PK tepat pukul 02:45 hampir jam tiga dini hari aku menghubungi papi ,
Papi yang saat ini kelelahan ia pun tertidur , Papi sangat takut dan khawatir sekali , namun ia tidak mampu menahan lelah yang sudah mendera , tubuhnya sudah banyak beraktivitas seharian , membuat ia tak dapat menahan katuk , sebab pagi hari ini ia harus berangkat bekerja ,
Jam 3 dini hari aku menghubungi papi lewat WhatsApp ,
" Pi aku sudah sampai di kantor imigrasi " kataku lewat tulisan ,
Mami yang saat itu belum bisa tidur akibat tegang ia melihat notifikasi dari Handphone papi,
Mamiku sebenarnya memiliki riwayat stroke ringan , dokter menganjurkan agar tidak berlebihan dalam semua hal , diatas meja sudah tersedia obat almodipin bisulfat dan simevatin, mungkin mami berjaga-jaga jika terjadi hal yang tidak diinginkan ,
Mendengar suara handphone berbunyi mami segera membangun papi ,
" Pi , bangun Pi , Bhu Heng telpon" kata mami mengguncang tubuhnya ,
Papi yang sudah kelelahan memaksakan diri untuk bangun dan tersadar , ia pun duduk di sofa ruang tamu,
Mami yang tidak bisa tidur akibat tegang ia pun segera membuatkan minuman untuk papi , Milo susu dan mie rebus beserta telur ayam kampung ,
Setelah beberapa menit masakan yang dimasak mami tersedia , papi menyantap hidangan itu sambil menunggu kabar dari aku ,
Jam tiga terlewati , sampai pada akhirnya jam empat , waktu terus bergulir begitu lambat dan menegangkan , sambil menunggu informasi dari Bhu Heng mami dan papi duduk di sofa ruang tamu, akhirnya jam lima subuh , Bhu Heng telpon ,
" Kringgg " suara nada dering berbunyi ,
" Pi , Bhu Heng " kata mami sambil menunjuk Handphone papi , papi segera mengangkat telponnya ,
" Hallo " jawab papi dari arah sebrang ,
" Pi , aku sudah sampai di kota PK , tadi petugas imigrasi mengurus visa dll " aku pun menceritakan keadaan di ruang Imigrasi , cukup lama juga , mungkin karena pengurusan visa , lama dan menegangkan,
Belum lagi setelah melewati pemeriksaan petugas Imigrasi , aku yang saat itu sudah akan keluar dari ruangan kantor Imigrasi , di cegah oleh salah satu petugas bandara ,
Mereka bertanya semua apa yang aku bawa , dari obat-obatan dan yang lainnya , aku pun menjelaskan kepadanya satu demi satu barang yang aku bawa , pada akhirnya petugas itu melepaskan aku tanpa pertanyaan lagi aku pun melanjutkan perjalananku ,
Pada saat ini aku masih terhubung dengan kedua orang tuaku ,
" Pi aku lapar , tadi di perjalanan aku hanya mendapatkan roti berger dan air putih, aku mau cari makan tapi hari sudah malam gak ada yang buka toko tutup semua , tapi aku coba cari yang di sana " kataku sambil menahan lapar ,
" Iya , jangan nunda lagi , nanti sakit " jawab papi , aku pun memutuskan sambungan telepon , dan mencoba mencari toko atau apapun yang masih buka ,
Pada saat ini mami dan papi sedikit bernafas lega , namun tidak menurunkan ketegangan yang sudah terlewati ,
" Pi , kasihan Bhu Heng , perjalanan yang seharusnya 6:48 menit jadi 20 jam Pi " kata mami menahan air mata ,
" Sudahlah yang terpenting Bhu Heng selamat " kata papi yang harus bersiap-siap sebab hari sudah pagi dan mami harus menyiapkan perbekalan untuk papi bekerja di kebun pak bos