Oke, cerita berlanjut dengan detail penting tentang anggota baru Tim B dan misi pertama mereka!
Setelah Tiberius memperkenalkan Tim B dan peran masing-masing, Lyris Starveil, Sang Ular Hitam yang ramping dan misterius, muncul. Aura kebijaksanaan sekaligus ketegasan terpancar darinya. Ia mengangguk pada Tim B yang baru terbentuk.
"Kalian Tim B. Misi pertama kalian menunggu," ucap Lyris dengan suara tenang namun penuh bobot. Ia melirik Zeppelin dan Nolan, menambahkan detail penting tentang mereka. "Zeppelin di sini..." Lyris memberi jeda sejenak, "memiliki kemampuan unik untuk bertransformasi antara wujud manusia dan bentuk abadinya. Fleksibilitasnya akan krusial di saat-saat penting. Dan Nolan..." pandangan Lyris beralih ke Nolan, "...adalah ahli dalam mengontrol medan perang. Skill-nya bisa mengunci pergerakan musuh, memberikan efek knockback, dan bahkan menyerap damage. Dia akan menjadi mata dan telinga tim, lincah dalam mengejar atau mundur."
Lyris kemudian fokus pada misi mereka. "Target kalian bukan di area pertempuran rahasia, melainkan di arena tempur Valkhar yang ramai. Pertempuran ini adalah tontonan publik, disaksikan oleh banyak penduduk dari berbagai ras."
Ia menampilkan peta holografis arena, menunjukkan tata letak yang kompleks. "Misi kalian ganda," jelas Lyris. "Pertama, kalian harus bertahan hidup setidaknya sampai Babak 3 dari pertempuran tersebut. Ini penting untuk mendapatkan akses ke area tertentu." Mata Lyris menajam. "Kedua, dan yang paling penting, kalian harus menemukan dan membawa pulang Kalung Belle. Itu adalah artefak ajaib dengan kekuatan yang kita butuhkan, dan Sunwarden juga menginginkannya."
"Kalung itu akan muncul di arena setelah Babak 2 selesai, di lokasi yang akan diumumkan secara acak," tambah Lyris. "Bertahan, dapatkan kalungnya, dan keluar dari sana. Jangan sampai Sunwarden yang mengambilnya."
Tim B — Yuxuan Sang Marksman, Viy Sang EXP Laner, Saraphyna Sang Mage, Nolan Sang Roamer, dan Zeppelin Sang Jungler — kini memiliki tugas yang jelas. Misi pertama mereka membawa mereka ke tengah keramaian dan bahaya, di bawah tatapan ribuan penonton, dengan target yang diincar oleh musuh beuyutan mereka, Sunwarden.
Bagaimana Tim B akan mempersiapkan diri untuk misi publik yang berbahaya ini? Apakah mereka akan merencanakan strategi berdasarkan peran dan kekuatan masing-masing, atau langsung terjun ke arena?
Oke, informasi ini menambahkan lapisan kompleksitas pada misi pertama Tim B. Mereka tidak hanya menghadapi tantangan arena, tetapi juga musuh yang tragis.
Di dalam ruang persiapan yang ditunjuk untuk Tim B di arena tempur Valkhar, suasana mulai terasa tegang. Perlengkapan diperiksa, strategi didiskusikan dalam bisikan. Zeppelin, dengan kepang pink panjangnya yang khas dan mata hijau zambrudnya yang biasanya ceria, duduk agak terpisah. Senyum ringan yang biasa menghiasi wajahnya saat bersama teman-temannya telah memudar, digantikan ekspresi serius yang menunjukkan transisi ke mode tempur.
"Aku baru saja mendapat informasi," kata Zeppelin, suaranya rendah dan sedikit berat, menarik perhatian Yuxuan, Viy, Saraphyna, dan Nolan. "Lawan kita di arena nanti... mereka adalah anggota Sunwarden."
Sebuah gelombang keterkejutan menyapu Tim B. Ini bukan sekadar pertandingan arena biasa; ini adalah konfrontasi langsung pertama mereka dengan kelompok yang mereka incar.
Zeppelin melanjutkan, menyebutkan nama-nama tim lawan: "Ada Xin, Morwenna, Rossi, Starseer... dan Souh." Zeppelin berhenti sejenak saat menyebut nama terakhir. "Souh... dia yang termuda di tim mereka. Kudengar dia juga anggota termuda Sunwarden yang 'diakuisisi'."
Dia menghela napas. "Mereka bukan iblis murni seperti Galahad. Mereka... para manusia tak bersalah yang entah bagaimana dipaksa masuk ke neraka Sunwarden dan diubah, diindoktrinasi, atau dikendalikan untuk melayani mereka."
Informasi itu menghantam Tim B. Mereka akan bertempur melawan korban, orang-orang yang bernasib tragis, yang kini dipaksa menjadi alat Sunwarden. Yuxuan, yang ingin menegakkan keadilan, merasa dilema. Viy, dengan koneksi magisnya, mungkin merasakan penderitaan mereka. Saraphyna, yang sendiri pernah mengalami kutukan dan transformasi paksa, mungkin merasakan empati yang kuat. Nolan, sang Roamer yang harus lincah dalam pertempuran, kini tahu bahwa setiap gerakan lawannya datang dari seseorang yang mungkin tidak menginginkannya.
"Jadi," kata Yuxuan, memegang Star Explosion Gun-nya, wajahnya berubah tegas. "Kita tidak hanya melawan Sunwarden, kita juga... melawan orang-orang yang mereka rusak."
"Itu membuat misi ini bahkan lebih penting," tambah Viy, cahaya bulan samar mulai memancar dari tangannya. "Kita harus bertahan, mendapatkan Kalung Belle, dan mungkin... mungkin ada cara untuk membantu mereka di masa depan. Tapi untuk saat ini, kita harus fokus pada tujuan."
Saraphyna mengangguk, gelombang air samar berdenyut di sekelilingnya. "Kita harus berhati-hati. Mereka mungkin dipaksa, tapi kekuatan Sunwarden ada di belakang mereka. Dan mereka pasti dilatih untuk bertarung dengan mematikan, terlepas dari keinginan mereka."
Nolan mengamati teman-teman setimnya, siap untuk mengunci pergerakan musuh jika diperlukan. "Apapun itu, kita adalah Tim B. Kita punya misi. Kita hadapi apa yang ada di depan kita."
Tim B kini tahu siapa yang akan mereka lawan di arena. Pertempuran ini bukan hanya tentang bertahan dan mendapatkan artefak, tetapi juga tentang menghadapi wajah tragis dari kejahatan Sunwarden. Panggung sudah siap, ribuan mata menunggu.
Saatnya arena pertempuran dimulai.