Jakarta, 12 September 2005
Darma adiwijaya kengagean, seorang pria yang lahir pada 12 September 1985 itu kini berulang tahun yang ke 20. tidak seperti keluarga mewah, keluarga Darma hanya biasa-biasa saja terhadap hari ulang tahun seseorang. Yang biasa mereka lakukan hanya mengucapkan doa selamat saja. Menginjak usia yang ke 20 tahun ini banyak yang sudah dilalui oleh Darma. Darma pun sudah terbiasa dengan hal-hal seperti itu yanga ada di dalam kebiasaan pada keluarganya karena menurut Darma itu adalah salah satu tanda syukur kita karena bertambahnya umur kita. Ia juga tidak merasa iri dengan orang lain yang ulang tahunnya dirayakan dengan mewah, gak tau kenapa ia merasa biasa saja melihatnya.
Bu Rita, ibunya Darma. Sosok ibu yang kini adalah sosok satu satunya yang hanya Darma punya selain adik adiknya karena pak Dipto, ayahnya sudah meninggal sejak Darma kecil. Walaupun kehilangan satu pundak untuk bersandar, Darma masih bersyukur masih mempunyai satu pundak lagi untuk ia bersandar yaitu ibunya dan Darma juga sebenernya memiliki dua seseorang yang selalu membuatnya bahagia. Tias dan Aqila, kedua adik perempuan yang membuat Darma ketika pulang kerja merasa senang karena mereka berdua selalu menyambut Darma dan bahagia ketika ia datang.
Umur antara Darma dan Tias beda 6 tahun sedangkan dengan Aqila beda 10 tahun. Tapi mereka berdua seringkali bersikap kekanak-kanakan dihadapan Darma. Terkadang Aqila merengek ingin dibelikan sesuatu, tapi disatu sisi Darma tidak merasa risih melainkan senang saja sih karena bisa membelikan adik-adiknya ini sesuatu yang diinginkannya. Tapi tidak semuanya Darma turutin, terkadang ia beritahu dulu kenapa ia tidak membelikannya karena jika terus di belikan, Darma khawatir akan membuat Aqila ini menjadi manja dan tidak mandiri. Itulah hal yang sangat tidak diinginkan oleh Darma. Sedangkan Tias berbeda dengan Aqila. Dia tidak seperti itu dengan apa yang dilakukan oleh Aqila. Tias memiliki sikap yang sangat jail kepada Darma. Setiap Darma pulang kerumah, ada saja hal yang ia lakukan kepada Darma. Suatu hari ketika Darma ingin berangkat kerja, ia mencari kunci motornya namun ia tidak melihat dimana kunci motor itu berada. Ia tanya ke ibu nya dan adik-adiknya itu tapi mereka tidak tahu. Karena waktu yang semakin mepet akhirnya Darma memutuskan untuk naik angkutan umum saja ketempat kerjaannya. Saat Aqila dan Tias ingin membersihkan tempat tidurnya, Aqila merasa ada yang seperti mengganjal di bantalnya.
"Ini apaan kak? " Tanya Aqila sambil memegang bantal yang Aqila rasa ada yang mengganjal di dalamnya.
Tias terdiam sejenak dan langsung teringat kejadian semalam.
"Ya ampun, semalam aku baru ingat. " Ucap Tias yang sedikit panik.
"Kenapa, kak? ". Tanya Aqila yang ikutan panik juga.
" Kunci bang Darma. " Jawab Tias.
Aqila yang mendengar jawaban Tias itu hanya bisa menggelengkan kepalanya saja melihat tingkah laku kakaknya itu. Meski begitu, Darma tidak pernah satu kalipun memarahi adik-adiknya, hanya saja menasehatinya saja. Itupun dengan cara yang menurutnya itu adalah cara yang paling halus karena ia sangat menyayangi mereka berdua.
Tak jarang juga Darma membelikannya makanan kesukaan mereka seperti coklat, martabak, dan makanan manis lainnya. Itulah yang menjadi alasan kuat kenapa adik-adiknya Darma sangat sayang terhadap abangnya, Darma.
Masa sma adalah masa terindah baginya, sebagian besar orang juga pasti setuju dengannya. Karena masa sma adalah satu-satunya masa yang tidak akan bisa diulang lagi.
"kok malah jadi kangen masa sma gini sih? " tanya Darma yang keheranan.
tidak lama dari Darma mengucapkan seperti itu, ibunya datang menghampiri.
"Kenapa, Darma? " Tanya ibunya.
"Gak... gapapa bu." Tubuh Darma tersentak mendengar dan melihat tiba tiba ibunya sudah ada disampingnya.
"masa? tadi ibu lihat kamu kok kayak kebingungan gitu." Tanya ibunya sekali lagi untuk meyakinkan.
"Iya bu, Darma gapapa. Tadi lagi mikirin buat besok kerjaan." Jawab Darma yang sedikit berbohong.
"Kamu tuh ya, tiap hari mikirin kerjaan mulu. kali kali dong mikirin ibu. "
"Iya kan aku juga kerja buat keluarga aku, termasuk juga ibu. "
"Tau ah, kamu mah ga ngerti ngerti jadi anak. " Jawab ibunya Darma yang sedikit jengkel terhadap Darma.
Darma yang mendengar jawaban ibunya berpikir sebentar dan tiba-tiba terbesit dipikiran Dama tentang apa yang sebenarnya ibunya maksudkan ini. Setelah mengerti perkataan ibunya itu, Darma pun terdiam dan termenung sejenak.
"Heh, kok malah jadi bengong sih? " Tanya ibunya yang mencoba menyadarkan Darma dari lamunannya.
"E.... i..bu masih menunggu tentang yang tadi ibu omongin ya? " tanya Darma yang sedikit terbata bata.
"Ngomong apasih kamu, Darma? Udah ah, ibu mau kepasar dulu. Jagain dulu rumah ya, jangan kemana-mana. " Jawab ibunya yang mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Iya-iya bu. Ini aku juga gabakal kemana-mana kok. "
Di kamar Darma
"Huh... gimana ya? Sebenernya udah ada sih kalau soal wanita. " Suara hembusan napas cukup panjang dan bimbang Darma dengan posisi rebahan sambil menatap langit-langit kamarnya.
"Ibu kayaknya pengen banget deh cepat-cepat punya cucu dariku. Sedangkan aku masih ingin mengejar karir ku untuk lebih tinggi lagi. Lagipula aku juga masih umur 20 kok. "
Ternyata apa yang tadi ibu nya omongin itu tentang wanita atau pasangan Darma. Sepertinya ibunya ingin sekali mempunyai menantu dan cucu pertama yang akan nanti diberikan Darma dan istrinya itu. Sebenarnya dulu sudah berberapa kali Darma membawa pasangan nya kerumah dan terlihat cocok dengan ibunya. Tapi itu selalu tidak bertahan lama. Entah apa faktornya, tiba-tiba saja si ibunya ini melihat Darma selalu sendirian, tidak lagi bersama pasangannya itu. Tetapi sekarang Darma sudah mempunyai pasangan baru namun tidak pernah ia bawa ke rumahnya.
Alasannya karena jarak antara mereka berdua ini sangat jauh sekali. Si wanita ini berada di pulau Sumatera sana sedangkan Darma berada di Jakarta. Sebenarnya Darma sudah beberapa kali menyuruh si wanita ini untuk berangkat ke Jakarta atau sebaliknya, Darma yang berangkat kesana. Namun, wanita ini selalu menolak dengan alasan agar duitnya Darma disimpan saja untuk biaya menikah mereka. Sempat terbesit dipikiran Darma rasa curiga dan keheranan namun disatu sisi ada baiknya juga ucapan wanita ini. Darma pun selama berpacaran belum pernah bertemu langsung, mereka berdua hanya saling kenal di media sosial.
Suatu hari ketika di ruang tamu.
"Gimana, Darma? " Tanya ibunya sepertinya masih menanyakan hal yang sama seperti waktu itu.
Darma yang mendengar ucapan ibunya ini lama-lama bosan juga. Akhirnya ia memutuskan untuk menceritakan semuanya kepada ibunya.
"Sebenarnya aku udah punya pasangan yang baru bu, cuman aku kenalnya dari media sosial. " Ucap Darma.
"Masa sih? Coba ibu lihat sini. " Ucap ibunya yang penasaran.
Darma pun mengambil hp nya dan menunjukkan foto si wanita ini kepada ibunya.
"Wah cantik juga ya. Siapa namanya? " Tanya ibunya sambil terus menatap wajah si wanita itu di layar hp Darma.
"Kinar namanya, bu. Sudah satu tahun bersamanya. " Jawab Darma.
"Lah, udah lama itu. Bawa kesini dong. "
Darma yang mendengar perkataan ibunya sedikit kaget dan bingung ingin menjawab apa kepada ibunya.
"i.. ya.. Bu. Nanti secepatnya aku bawa kesini. "
Ibunya hanya mengangguk tersenyum menjawab ucapan Darma.
1 bulan kemudian.
Kinar mengirimkan pesan singkat yang nampaknya akan sangat serius sekali ingin disampaikan kepada Darma.
"Darma.. Aku mau ngomong sesuatu. "
"Iya mau ngomong apa? " Jawab Darma dengan santai.
"Tapi janji ya jangan marah? " Tanya Kinar untuk meyakinkan Darma.
"Iya janji. Emangnya mau ngomong apasih? " Darma mulai penasaran dengan apa yang ingin disampaikan oleh Kinar.
"Sebenarnya aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita karena hubungan kita ini dilarang oleh agama. " Ucap Kinar.
"Loh, bukannya kamu waktu itu pernah bilang kalau kita ini satu agama? " Tanya Darma yang kebingungan dan keheranan atas ucapannya Kinar.
"Iya, Darma. Tapi bukan itu.. Aku ini saudara kandung kamu... " Jawab Kinar.
"Maksud kamu? "
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dan tiba-tiba pintu kamar Darma dibuka perlahan dan ada satu seseorang yang muncul dihadapannya.
"Tias... " Ucap Darma yang keheranan apa maksud dari semua ini.
Tiba tiba Tias mengambil handphonenya dan menunjukkan chattan Darma dengan sosok "Kinar" ini.
"J.. adi kamu... K.. inar? " Tanya Darma yang terbata-bata.
"Bang... Maafin Tias ya. Tias ga bermaksud ini. " Jawab Tias yang merasa sangat bersalah kepada Darma.
Ditengah-tengah itu, tiba-tiba ibunya Darma datang menghampirinya.
"Darma... Sebenarnya ini ibu yang merencanakan ini semua. Maafin ibu ya, ibu cuman pengen Darma lupain semua masa lalu kamu. Ibu lihat soalnya selama kamu di tinggal mantan kamu itu, sikapmu berubah. "
"I.. ya bu maafin Darma juga karena gabisa ngasih yang terbaik buat ibu. "
Ternyata sosok Kinar ini adalah sosok samaran yang aslinya adalah Tias. Mereka tidak ingin Darma berlarut larut lagi dalam hal percintaannya. Bukan bermaksud ingin ikut campur ke ranah pribadi Darma tapi ini juga untuk kebaikannya Darma sendiri.
Tahun demi tahun berlalu Darma memfokuskan diri untuk karir nya dan sampai ketika pada 12 September 2010 , tepat diusia Darma yang ke-25 tahun, Darma melamar satu wanita yang bernama Iskandar Putri Djayawijaya. Satu perempuan yang merupakan teman lama Darma dan rekan kerjanya.
Begitu indah ternyata rencana Tuhan menggantikan apa yang sudah diambilnya dan mengembalikannya kepada hal yang jauh lebih baik. Begitupun cinta, siapa tau tuhan menjodohkan kamu dengan orang terdekat kamu saat ini. Semuanya misteri dan waktu yang menjadi kunci jawabannya.