Di tengah kegelapan hujan di malam itu, angin berhembus kencang menyapu segala sesuatu yang mencoba menghalanginya. membuat tak ada satu orang pun yang berani keluar dari dalam rumah pada malam itu.
Namun,di malam itu pula sekelompok pasukan berkuda tengah mengawal keluarga bangsawan melewati hutan yang tengah di hujam badai angin. Pasukan berkuda awalnya ingat menghentikan langkah mereka dan berdiam diri di desa terdekat, namun keluarga bangsawan yang ada di dalam kereta kuda menolak dan tetap dengan pendiriannya untuk pergi ke kota sebatang, di mana di sana ada master alkim yang di gadang-gadang bisa menyembah segala penyakit hanya dengan satu ramuan obat tinggi di sana.
Di pangkuan seorang wanita yang mengenakan jubah bahsawan, seorang anak laki-laki terkulai lemas dengan tubuh setengah dingin. Saat ini anak itu terkena penyakit langkah yang hampir takan ada obatnya, namun beberapa waktu lalu rumor tengah master alkima tiba-tiba mencuat yang menyatu dia bisa menyembuhkan segala penyakit termasuk penyakit yang di derita anak laki-laki itu.
Dengan beredarnya rumor itu, keluarga bangsawan sesat memiliki secercah harapan untuk buah hati mereka. Apapun yang terjadi mereka akan tetap ke sana malam itu juga.
Di tengah perjalanan menuju desa seberang , akhirnya mereka masuk ke dalam hutan berbahaya. Angin kencang langsung menyambut mereka sesaat setelah langkah kuda mereka masuk ke dalam hutan.
Angin kencang membuat kuda-kuda itu sesat menolak bergerak maju,insting mereka menyatakan di depan sana berbahaya, namun akhirnya kuda-kuda itu tetap maju dengan dorongan dan paksaan penunggang mereka.
Mereka berjalan lebih jauh ke dalam hutan, angin badai semakin kencang membuat atap kereta Kutai hampir terbang,tubuh mereka tiba-tiba terasa terangkat di udara yang selanjut pusaran badai dari belakang menyapu mereka ke segala tempat.
Begitu juga dengan kereta kuda yang di tumpangi keluarga bangsawan. Kereta kuda mereka terbawa angin tornado, sedangkan keluarga bangsawan itu terlempar entah kemana, yang pasti keluarga itu terpisah antara satu sama lain.
Dari semua orang yang terlempar akibat angin tornado, anak bernama guan zu adalah satu-satunya orang yang terlempar paling jauh di antara yang lain, tubuh kecilnya menjadi faktor utama ia bisa terlempar sangat jauh.
....
Angin sejuk mengalir dati dalam hutan, matahari pagi bersinar cukup cerah setelah semalam kegelapan dan angin menguasai malam.
Sinar pagi itu pada akhirnya terpantul ke mata guan zu, dia yang semalam tak sadarkan diri akhirnya bangun karena silau sinar matahari pagi.
Matanya sedikit terbuka, ia segar duduk di rerumputan dan melihat ke sekeliling. Semuanya hutan, tak ada satu orang pun,dan tak ada juga pedesaan di sekitar.
Tubuh guan zu yang lemah membuatnya tak mampu mengingat baik, apalagi menyakiti yang ia miliki semakin lama terus menggerogoti tubuhnya.
Ia dengan tubuh lemahnya itu berjalan pergi, mencoba mencari batuan dari siapapun yang bisa ia temui. Namun, selam itu pula tak ada satu orang pun yang bisa guan zu temui.
Ia bertahan hidup mengandalkan buah-buahan yang ada di dalam hutan,dan beberapa kali ia menangkap ikan mengunakan tombak yang terbuat dari ranting i pohon.
Sebelum guan zu terkena penyakit, ia adalah anak yang sangat aktif, semua pekerja mampu ia kuasai termasuk berpedang dan bertahan hidup di dalam hutan, ayahnya mengajarinya banyak hal.
Tak heran setelah ia terbangun di hutan anak ini tak takut apalagi mengis, mentalnya sudah cukup dewasa di bandingkan tubuhnya sendiri.
Setelah beberapa hari di hutan, guan zu akhirnya melihat pedesaan, jalan setapak lah yang menuntunya ke desa ini.
Namun, pada saat ia ingin meminta bantuan, tubuhnya tiba-tiba lemas dan padanya seketika itu gelap.
Pada saat guan zu bangun, dia sudah terbaring di kasur kasar, di dalam rumah sederhana yang terbuat dari kayu.
Dia di selamatkan warga desa.
Setelah kesehatan guan zu membaik, ia berencana untuk kembali ke rumahnya namun, warga desa yang membantunya itu segera menjelaskan bahwa kota yang dia katakan sangat jauh dengan desa ini,mungkin membutuhkan waktu paling tidak 5 bulan jika berjalan kaki.
Mendengar itu, guan zu sesaat mengurungkan niatnya dan memilih untuk mengembangkan dirinya di tempat ini.
Warga desa yang melihat guan zu memiliki tekat baja, dia merekonstruksi anak itu untuk pergi ke puncak holy dragon, di sana adalah tempat di mana banyak kesatria kuat di lahirkan.
Mendengar itu, guan zu tanpa berfikir dua kali pergi ke tempat itu, namun sayangnya ada beberapa hal yang tak dia siapkan, salah satunya adalah jalur yang harus di lalui untuk sampai ke tempat itu.
Ia harus melewati hutan terjal, perbukitan dan yang terkahir dia harus mendaki gunung gu untuk bisa sampai ke akademi holy dragon.
Beberapa minggu berlalu, sifat pantang menyerah telah melangkah kaki guan zu ke tantangan terkahir menuju holy dragon.
Matanya menatap ke puncak gunung gu, sesaat ia menghela nafas dalam dan sedikit berfikir panjang, bagaimana cara melewati gunung ini tanpa pengaman sedikitpun, satu kesalahan kecil akan mengakhiri hidupnya saat itu juga.
Tetapi, setelah berfikir sesaat, guan zu mengepalkan tinjunya dan memulai mendaki gunung dengan serius, beberapa kali hampir terjatuh , namun semuanya masih di bawah kendalinya,sampai ia berhenti tepat dii tantangan terkahir, tebing gunung bebaguan yang harus di daki.
Guan zu yang sudah sampai sejauh ini tak akan mundur lagi, ia segera mendaki, beberapa kali ia terjatuh dan beberapa kali pula ia hampir mati, namun setelah banyak percobaan gagal akhirnya ia menemukan celah-cela yang dapat ia gunakan dengan aman untuk mendaki.
Kali ini adalah pendakian terakhirnya, setelah ia benar-benar siap, guan zu mulai mendaki ke puncak gunung.
Pada awalnya semua terlihat baik, sampai tangannya sudah hampir mencengkeram puncaknya, tiba-tiba guan zu kehilangan tenang, penyakit yang sudah cukup lama tak muncul kali ini kambuh di waktu yang tak tepat.
Pegangannya terlepas, tubuhnya terlempar jatuh menuju dasar tebing curam, bisa di pastikan dengan ini guan zu takan selamat lagi.
Di saat itu guan zu sudah menyerah,dalam pikirannya ia sudah berusaha yang terbaik dan sepertinya usahanya tak membuahkan hasil yang baik.
Matanya terpejam, sambil menggigit bibir bawahnya karena takut akan merasakan sakit, namun bukan rasa sakit yang ia dapat melainkan perasaan melayang di udaralah yang ia dapat.
Sebuah suara terdengar dengan berkata"kamu lulus menjadi murid ku ".
Sosok tua dengan rambut putih terbang menangkap tubuh kecil guan zu,dia adalah master dragon.
Master dragon adalah pemimpin dari perguruan holy dragon, di mana dia memilih penampilan mencolok, baju putih berkilau dan sepasang tanduk yang menjelaskan dia berasal dari suku naga.
Setelah guan zu menjadi murid master dargon, ia mulai di latih seni bela diri naga, di mana dengan teknik itu perlahan-lahan penyakit yang terus menggerogoti tubuhnya di tekan, sampai pada satu titik penyakit itu sepenuhnya hancur akibat tekanan spiritualit yang di pelajari guan zu.
Beberapa bulan setelah latihan panjang, guan zu akhirnya bertemu dengan salah satu senior yang langsung di latihan oleh master dargon. Dia adalah Lang tian,usianya satu ini baru menginjak 14 taun, lebih tua dua tahun dari guan zu.
Sifatnya cukup dingin dan kompetitif, dia adalah pengguna pedang kilat, di mana teknik itu hampir sepenuhnya mengandalkan keterampilan petir dan kecepatan, membuat lang tian menjadi salah satu murid terbaik dengan keterampilan terbaik di akademi holy dragon.
Hanya sesaat setelah guan zu dan lang tian bertemu, aura kompetitif mereka seketika membara, di mana lang tian langsung menujukan ke arah guan zu sambil berkata "ayo duel".
Saat ini mereka berdua telah berdiri di arena, di saksikan banyak murid lainnya.
Di atas menara puncak akademi holy, master dragon melihat pertandingan itu sambil tersenyum kecil.
Pemandangan yang cukup meningkatkan ia tentang masa lalu.
Kedua remaja muda itu mengambil langkah mereka masing-masing, keduanya saling memberikan serangan namun sudah jelas siapa yang akan menang.
Dalam satu gerakan cepat, tanpa ragu lang tian hampir membun guan zu dalam satu gerakan. Bagaimanapun lang tian sudah ada di akademi ini sejak usianya masih lima tahun, dan guan zu hanya berada di akademi ini selama beberapa bulan.
Guan zu terkapar di tanah, namun sama seperti sebelumnya sifat pantang menyerah menjadi pondasi kuat dirinya. Dengan terhuyung-huyung, guan zo menangkat tangan ke arah lang tian dan berteriak dengan penuh keyakinan.
"di masa depan nanti, aku guan zu pasti mengalah mu, lang tian"
Bertahun tahun berlalu, sekarang guan zu telat berusia 18 tahun. Wajahnya tampak memesona dengan mat biru, tubuhnya cukup mempesona dengan pakaian hitam berlapis armor kepala naga di kedua sisi pundaknya.
Saat ini, guan zu menjadi salah satu murid terbaik, dengan teknik seni bela percampuran yang membuat setiap gerakan dan teknik bertarung sulit untuk di prediksi.
Tetapi sayangnya, meskipun ia sudah berada di salah satu menguasai tertinggi seni bela diri campur, ia masih belum mampu mengalahkan sang rival, yang tak lain adalah lang tian.
Sampai saat ini mereka berdua sudah mencatat duel dalam pertarungan sampai 99 kali, dan hasil duel itu sembilan puluh sembilan kali kemenangan untuk lang tian, dan nol kali kemenangan untuk guan zu.
Meskipun begitu, guan zu tak putus asa dan terus berlatih untuk bisa mengimbangi kekuatan lang tian, ia yakin semua usahanya tak akan mengkhianati hasil.
Beberapa bulan setelah kekalahan guan zu yang ke sembilan puluh sembilan dari lang tian, master dragon tiba-tiba mengumumkan pertemuan untuk menentukan siapa yang akan menjadi master muda akademi holy dragon.
Di sisi ini banyak orang mengira bahwa lang tian lah yang akan menjadi master muda di akademi holy, catatan rekor tertinggi selama ini di raih lang tian yang sudah sangat cukup dan layak menjadikan ia master muda baru akademi ini.
Pada saat pengumuman itu tiba, semua orang di akademi berkumpul di tengah-tengah aula akademi,paling tidak di tengah-tengah aula saat ini berisi sekitar hampir seribu murid dan beberapa guru.
Semua orang sudah cukup menantikan master muda mereka, dan semua orang juga sudah cukup yakin siapa yang akan menjadi master muda mereka mendatang.
Di saat master dragon muncul di mimbar aula, semua orang terdiam membisu, tak ada satu orang pun yang berani berbicara di depan master dragon pada saat pengumuman penting seperti ini.
Sesaat setelah memberikan sedikit kata-kata seperti orang tua memberikan wejangan ke anaknya, master dragon akhirnya mengumumkan siapa yang akan menjadi master selanjutnya.
"guan zu,kamu adalah master muda baru akademi holy."
Lang tian yang saat itu sangat yakin dirinya akan menjadi master muda yang baru tiba-tiba berubah masam, ia yang saat itu cukup sombong seketika menatap guan zu sambil mengepalkan tinjunya.
Dia segera berdiri tanpa rasa takut, dia dengan sombong menujukan master dragon sambil berkata.
"bagaimana bisa guan zu menjadi master muda? Semua orang tau aku yang terbaik di sini! Apa master dragon tak salah pilih?"
Tatapan semua orang seketika tertuju pada lang tian, memang benar di tingkat apapun lang tian lebih baik dari guan zu, tetapi mereka tak mengira lang tian akan berani menujuk dengan nada tinggi di depan master dragon. Di titik ini kesombongan lang tian benar-benar muncul ke permukaan, tak pernah tersaingi menjadi salah satu alasan sifatnya begitu arogan.
Master dragon hanya tersenyum kecil setelah melihat lang tian begitu arogan, dia sudah menduga hal ini akan terjadi dan hal itu pulalah yang menjadi salah satu faktor lang tian tak cocok menjadi master muda.
Master dragon memilih pemimpin penerus akademi ini bukan hanya dari segi kekuatan, namun juga sifat dan seberapa gigih orang itu untuk mencapai suatu tujuan, dan hal itu tak terlihat dari lang tia. di mana bakatnya membuat ia selaku di puncak tanpa usaha yang berarti.
Sedangkan guan zu, semua yang ia dapat berasal dari kerja keras dan usaha, tanpa ada bakat yang membuat ia bisa dengan mudah mencapai suatu hal. Sampai di titik saat ini adalah usaha mati-matian yang di kerahan guan zu.
Aula akadem saat itu menjadi panas,lang tian yang tak mendapat jawaban pasti dari master dragon segar memindahkannya ke guan zu.
Dia menunjuk guan zu sambil berkata "guan zu, mari selesai masalah ini di arena. Aku akan mengakui mu sebagai master muda akadem ini jika kamu berhasil mengalahkan ku, tapi jika aku yang menang kamu harus mundur dan menyerahkan jabatan master muda padaku?"
Guan zu tak menagap tantangan itu, sebaliknya ia meminta saran kepada gurunya dan setelah master dragon mengaguk pertanda setuju, guan zu berdiri dan menerima tantangan itu.
Keduanya saat ini berada di arena pertarungan.
Lang tian membawa pedang perak tipis di tangan kanannya, bulu merak tergantung di ujung pegangan pedang sebagi hiasan cantik.
Pedang itu terlihat lentur dan tak terlalu berbahaya, namun setelah pedang itu di aliri kekuatan spirit petir, semua kelemahan itu menjadi keunggulan mutlak. Pedang biasa akan hancur setelah tersentuh listrik kuat, namun pedang lang tian ini malah akan menjadi kokoh dan sangat berbahaya setelah di aliri petir.
Di sisi lain, guan zu mengambil tombak bisa dari sekumpulan senjata untuk latihan,dia cukup ahli dalam mengunakan tombak dan tombak ini akan cukup seimbang melawan pedang tipis milik lang tian.
Setelah aba-aba di bunyikan, Kedua remaja melesat maju sambil memberikan serangan, letusan gelombang meledak setelah mereka berdua saling melancarkan serangan. Pedang tipis lang tian meliuk-liuk seperti ulang yang langsung mengarah ke organ vital guan zu. Guan gua mengayunkan tombak dengan kecepatan tinggi, meinbulkaan retakan riteme pedang yang saling bertabrakan.
Lang tian saat ini terlihat lebih unggul, serangan demi serangan terus mengarah ke guan zu tanpa henti, membuat lawannya hanya bisa mengunakan tobak sebagai pilar pertahanan.
Lang tian, memberikan serangan petir bertubi-tubi membuat perlahan ujung tobak guan zu retak, dan ia tak bisa sedikit pun keluar dari zona yang telah di buat lang tian.
Ujung pedang lentur memberikan riteme aneh, desiran petir keluar membentuk pedang-pedang baru mengelilingi pedang utama.
Serangan di lepaskan , bersama dengan ratusan klon pedang menghujat guan zu. Serangan itu terlihat mematikan, bagiaama tidak, ratusan pedang secara bersamaan menyerang seperti ribuan anak panah menuju satu sasaran yang sama.
Gaun zu, mengayun tombak ya dengan cepat, membentuk sebuah pusaran angin tepat di atas kepala.
Setiap pedang yang menghujam ke arahnya akan langsung terpantulkan ke segala tempat, tanpa menyentuh sedikit pun kulitnya .
Guan zu melempar semua pedang itu menancapkan ke lantai, dan n kali ini dia segera menyalurkan semua energi sepirit ke dalam tombak, kekuatan yang cukup besar membuat tombak itu rapuh, namun cukup untuk memberikan serangan balasan.
Dari dalam tombak yang retak muncul desiran kekuatan sepirit padat,mengalir seperti ulang yang tengah melilit pohon, kepala naga muncul di ujung tombol dan selanjut sosok naga menghancurkan tombak dan meliuk-liuk di udara sebelah menyerang lang tian.
Lang tian mengerutkan kening, kali ini Dia mengusap halus ujung pedang yang selanjut energi sepirit meledak membentuk pedang emas di atas langit. Pedang itu berukuran lima kali lipat dari pedang bisa, yang kemudian dia melakukan gerakan menusuk, di ikuti cahaya pedang emas dari belakang.
Kedua serangan itu saling bertabrakan, menicap desiran petir dan ledakan panas dari gelombang api yang tercipta.
Asap tebal mengepul, hampir menutup setengah arena, yang terlihat hanya guan zu yang bersiap dengan serangan selanjutnya.
Dia mengalirkan energi spiral ke dalam lengannya, perlahan cahaya merah muncul yang kemudian memabad membentuk kepala naga,seperti sarung tinju yang melindungi tangan petinju.
Guan zu melenturkan kakinya,melompat tinggi ke atas langit sambil memberikan satu pukulan kuat ke dalam kepulan asap.
Ledakan pedang terdengar, tak ada yang melihat dengan jelas apa yang terjadi, hanya saja kemudian sosok tak asing terlempar mundur menghantam penghalang.
Lang tian, meneteskan darah dari sisi mulutnya, pedang tipis tampak telah robek dan hanya menunggu waktu sebelum pedang itu benar-benar hancur.
Guan zu, segera mendarah kembali ke lantai, suasana di arena seketika sunyi, penonton yang melihat serangan balik hampir tak percaya dengan apa yang terjadi, sedangkan di dalam arena kedua rival itu saling menatap tajam seolah niat membunuh telah tercampur dalam duel imi.
Lang tian mengusap darah dari mulutnya, matanya penuh kebencian dan kali ini dia benar-benar tak akan berbelas kasih.
Dia mengalirkan petir dalam pedang retak, kemudian pedang itu kembali menyatu dengan petir memancar tajam seperti arus listrik yang konslet.
Aula biru terpancar dari pedang, yang kemudian ratusan pedang serupa kembali muncul di setiap sisi lang tian.
Pedang-pedang itu meleset ke arah guan zu seperti ular kelaparan, dengan mengis menarget setiap inci organ fital guan zu.
Dengan langka cepat guan zu mempat mundur, kedua tangannya yang memancar kekuatan api segar meledak, kemudian dengan tangan kosong guan zu memukul balik setiap pedang yang mengarah ke arahnya. Tak seperti pedang sebelumnya , pedang lang tian kali ini tak langsung berhenti setelah di jatuhkan, malah pedang-pedang ini seperti memiliki kesadarannya sendiri, yang takan kanan berhenti sebelum lawannya benar-benar berhasil di taklukkan.
Dengan begitu guan zu kembali ke bertahan, setiap pedang kembali ke arahnya meleset dengan kecepatan berkali-kali lipat, yang akhirnya satu persatu tubuh guan zu penuh dengan luka tusuk.
Darah mengalir di kaki kirinya, namun ia masih bisa bertahan, sambil terus mengayunkan pukulannya.
Lang tian yang melihat itu tampaknya ingin segera mengakhiri duel ini dengan skor sempurna seratus kali kemenangan.
Puluhan pedang dengan kesadarannya sendi itu di tarik ke arahnya, yang kemudian pedang-pedang itu terbang ke empat titik secara bersama, membentuk sebuah formasi yang menekan guan zu di dalamnya .
Empat pedang menghujam lantai, menancap dengan ujung pedag tajam tertanam di lantai. Petir dengan daya sengat tinggi terpancar di setiap sisi pedang yang kemudian membentuk kubus,yang sepenuhnya mematikan langkah guan zu.
Lang tian tersenyum kecil sambil melepaskan ratusan pedang klon membentuk pedang raksasa, yang kemudian dengan sedih gerakan pedang, lang riang menjatuhkan pedang ke arah guan zu.
Ratusan pedang yang memadatkan terlihat begitu indah, tak hanya indah namun juga mematikan.
Banyak orang yang menonton mengira ini adalah akhir dari guan zu, serangan lang tian sudah cukup untuk membuat cacat gaun zu dalam kondisi seperti ini.
Di dalam arena, guan zu yang sudah tertekan dan tak mampu menghindar hanya mengerutkan keinginan. Ia menggigit bibir bawahan sambil mengepalkan tunjunya, aura merah api membara, meledak yang kemudian pusaran api raksasa melekkan semu pedang di atas langit.
Percikan pedang yang hancur tercerai berai, api membakar semua sisa pedang dalam satu tarikan nafas.
Sosok dalam pusaran api mulai berdiri, pedang yang tertancap di kaki kirinya memeleh terbakar, kemudian luka itu berangsur-angsur sembuh.
Guan zu, menata ke atas langit, mengangkat tangannya ke atas yang kemudian butiran ledakan cahaya api meleset bagaikan peluru ke arah lang tian.
Satu persatu butiran ledakan api hancur setelah bersentuhan dengan aura pedang lang tian, namun di balik pedang lang tian yang kuat terdapat sosok pengguna yang tampak gemetar setelah melihat guan zu berhasil menghancurkan serangan indahnya.
Di tempat lain , guan zu telah mengasi teknik kedua dari cakra naga, kekuatan yang mampu meningkatkan kekuatan secara signifikan hanya dalam waktu singkat.
Memskipu teknik ini tampak sangat berbahaya dan kuat, di balik teknik ini terdapat efek samping yang cukup besar pula.
Teknik ini hanya bertahan tak lebih drai dua menit, dengan efek samping setelah pengunaanya adalah akan menghisap habis energi spiral penguna selama satu minggu penuh, dalam kondisi itu pula guan zu akan terlihat seperti orang mati, karena hanya untuk mengerikan jarinya saja seluruh tubuhnya akan merasakan sakit lur bisa.
Guan zu menyadari teknik ini hanya akan bertahan selama dua menit, dan dalam dua menit ini dia harus bisa mengalahkan langit tian, jika tidak takan ada harapan lagi.
Guan zu mengayunkan kedua kakinya ke bawah, melompat tinggi dan kemudian meleset seperti mortar, tangannya mengepal yang langsung berayun ke arah lang tian.
Kedua orang itu tak ada yang saling mengalah, lang tian dengan seni pedang kilatnya menujukan jati diri.
Kedua orang itu saling melancarkan serangan di atas langit. mata orang bisa takan mampu melihat pergerakan mereka berdua, kecuali suara dan percikan api yang meledak di antri mereka berdua.
Serangan mereka berdua begini cepat, sampai mereka berdua sendiri tidak sadar tubuh mereka telah terluka akibat serangan satu sama lain. Dan puncak dari kedua serangan itu adalah pukulan dan tusukan pedas di tengah momentum terbaik mereka.
Boom....
Keduanya terlempar mundur,langit tampak seperti ledakan kembang api di siang bolong.
Keduanya terluka cukup serius namun tak ada satupun yang terlihat akan menyerah.
Sisia waktu guan zu tak lebih dari 30 detik lagi, dan saat ini ia harus benar-benar memanfaatkan kekuatan yang tersisa.
Dia melakukan segel tangan rumit, kemudian ia menarik satu tangannya ke atas, pusarnya bola api panas perlahan mencuat di kepalan tangan, perlahan membesar seiring kekuatan berkumpul di sana.
Lang tian yang melihat itu juga segera bertindak, ia menumpahkan sedikit darahnya ke dalam bilah pedang. Kekuatan darah mulai melapisi energi dalam pedang, energi spiral petir mulai bergejolak berubah warna seperti tetesan darah. Kekuatan itu kemudian meledak, mencipta pusaran petir raksasa yang selanjutnya lang tian memutar pedang beberapa kali di udara, selanjutnya gelombang petir bergejolak berubah menjadi pedang besar bewar merah darah, hampir seperti pedang ashura.
Kekuatan pedang darah itu sangat menakutkan, di mana pedang lang tian seketika hancur setelah membentuk pedang darah itu, dan untuk mengendalikan pedang itu lang tian saat ini mengunakan kedua tangannya.
Ia menggabungkan tangan kiri dan kanannya menjadi satu, kemudian gerakan menusuk membuat pedang darah itu bergerak menghujam guan zu.
Kekuatan pedang darah itu sangat besar, lantai arena duel langsung hancur tak beraturan dan penghalang mulai terditorsi, retakan mulai terlihat akibat tak mampu menopang kekuatan pedang darah.
Di saat yang sama guan zu juga sudah siap dengan seemagan terakhirnya. Bola api panas itu berjalan seperti meriam pelontar,tepat di tengah-tengah lintasan bola Ali muaki bergejolak yang perlahan sebuah retakan mulai terlihat, yang selanjutnya bola api itu terbelah menjadi dua, namun bukan karena akan hancur tapi melahirkan sebuah entita naga api murni.
Semua orang yang melihat teknik itu terlihat tercengang, sebuah teknik yang indah namun dengan daya hancur yang luar bisa.
Gelombang panas yang di hasilkan naga api itu seketika melelehkan penghalang yang sebelum telah melemah akibat pedang darah lang tian.
Melihat penghalang yang hancur banyak penonton seketika itu panik, mereka berhamburan kabur, tetapi sepertinya sudah terlalu terlambat untuk menyelamatkan diri.
Master dragon muncul di antara penghalang yang hancur, dengan sedih sentuhan penghalang batu kembali terbentuk, dengan kekuatan penghalang yang di tingkatkan .
Namun, master dragon tampaknya segera menyadari sesuatu, kekuatan kedua kedua muridnya itu terlalu kuat untuk penghalang saat ini.
Meraskan akan kekuatam itu, master dragon mengunakan kedua tangannya sendiri untuk menopang ledakan yang akan terjadi.
Boom...
Gelombang ledakan menghancurkan seluruh arena, tak ada yang bisa melihat apa yang terjadi di dalam sana, kecuali gempa yang mengguncang gunung hu.
Asap hitam tebal perlahan memudar, memperlihatkan kedua remaja itu berdiri saling berseberangan dengan kondisi yang tak baik, tubuh mereka penuh dengan luka serius, pakaian yang mereka kenakan pula hanya menyisakan celana yang compang camping.
Lang tian tak mampu berdiri lebih lama lagi, tubuhnya yang kehabisan tenaga terperosok jatuh di antara puing-puing arena yang hancur. Sedangkan guan zu, berdiri sambil memegang bahu kirinya yang terkilir, ia menatap rivalnya yang telah jauh terlibat dahulu.
Seyuman kebanggaan muncul di wajahnya, yang kemudian penglihatannya berubah gelap, ia jatuh tak sadarkan diri di sana.
Setelah Sepuluh hari duel itu usia, guan zu masih belum nampak tanda-tanda akan sadarkan diri, sedangkan rivalnya sudah bangun satu minggu yang lalu.
Hari selanjutnya, guan zu akhirnya membuka mata setelah kehilangan banyak kekuatan, dan efek dari teknik cakra naga semakin Memerlam durasi penyembuhan . Tubuhnya masih terasa sakit,namun dengan banyak ramuan dan pil guan zu perlahan mulai membaik.
Di hari yang sama pula,berita tentang menghilanganya lang tian tersebar luas di akademi, tidak ada yang tau dia pergi ke mana selain darah miliknya berakhir di ujung hutan, lukanya pasti terbuka karena memaksakan diri untuk berjalan jauh. Setelah itu berita Lang tian tak pernah terdengar lagi.
Beberapa minggu kemudian, penobatan guan zu sebagai master muda akhirnya di laksana. Banyak orang yang menonton penobatan ini, tak hanya mendapatkan gelar master muda, guan zu mendapatkan timbak dewa naga, di aman senjata itu adalah tombol kesayangan master dragon yang terbuat dari tulang blac dragon.
Di tengah-tengah penobatan itu, seorang pria setengah ras raksasa tiba-tiba muncul entah dari mana, berjalan ke arah guan zu sambil mengulurkan tangan.
"selamat untuk mu, master muda guan zu"