Hari itu, aku melihatnya untuk pertama kali di koridor sekolah. Dia sedang berjalan menuju kelasnya, dengan senyum manis di wajahnya. Aku langsung terpaku dan tidak bisa mengalihkan pandangan darinya.
Aku tidak tahu apa yang membuatku begitu tertarik padanya, tapi aku merasa ada sesuatu yang berbeda tentang dia. Mungkin itu karena senyumnya yang hangat, atau mungkin karena cara dia berjalan dengan percaya diri.
Aku hanya bisa menatapnya dari jauh, tanpa berani mendekatinya. Aku merasa takut bahwa dia tidak akan tertarik pada seseorang seperti aku.
Tapi, hari itu aku memutuskan bahwa aku harus mencoba untuk mengenalnya lebih baik. Aku tidak ingin melewatkan kesempatan untuk mengetahui apakah ada kemungkinan bagi kita untuk bersama.
Aku mulai dengan mengumpulkan informasi tentang dia dari teman-teman sekolah. Aku bertanya kepada teman-teman yang satu kelas dengannya, dan mereka memberitahu aku bahwa namanya adalah Abel, dan dia adalah siswi baru di sekolah kami.
Aku merasa sedikit lebih percaya diri setelah mengetahui informasi tentang dia. Aku memutuskan untuk mencoba mendekatinya di kantin sekolah, saat dia sedang makan siang.
Saat aku melihatnya duduk sendirian di meja, aku merasa ada kesempatan untuk mendekatinya. Aku mengambil napas dalam-dalam dan berjalan menuju mejanya.
"Hai, boleh aku duduk di sini?" tanya aku dengan suara yang sedikit gemetar.
Abel menoleh ke arahku dan tersenyum. "Tentu, silakan," jawabnya dengan suara yang lembut.
Aku merasa jantungku berdebar-debar saat aku duduk di sebelahnya. Aku tidak tahu apa yang harus aku katakan, tapi aku ingin mengenalnya lebih baik.
Aku memulai percakapan dengan Abel dengan menanyakan tentang sekolah barunya dan bagaimana dia menyesuaikan diri. Abel tersenyum dan mulai bercerita tentang pengalamannya di sekolah baru.
Aku merasa nyaman mendengarkan ceritanya dan aku mulai merasa lebih percaya diri. Aku mulai bertanya tentang hobinya dan apa yang dia sukai.
Abel memberitahu aku bahwa dia suka membaca buku dan menulis cerita pendek. Aku merasa terkesan dan aku mulai merasa bahwa kami memiliki kesamaan.
Percakapan kami mengalir dengan lancar dan aku merasa bahwa aku sudah mengenal Abel lebih baik. Aku mulai merasa bahwa ada kemungkinan bagi kami untuk menjadi lebih dekat.
Saat makan siang hampir selesai, Abel menanyakan tentang aku dan apa yang aku sukai. Aku merasa sedikit gugup, tapi aku mencoba untuk menjawab dengan jujur.
"Apa kamu suka menulis juga?" tanya Abel dengan senyum.
Aku merasa jantungku berdebar-debar saat aku menyadari bahwa Abel mungkin tertarik pada aku. Tapi, aku tidak tahu pasti.
Aku tersenyum dan memberitahu Rina bahwa aku memang suka menulis, terutama puisi. Abel tersenyum kembali dan memberitahu aku bahwa dia suka membaca puisi.
Percakapan kami terus mengalir dengan lancar, dan aku merasa bahwa kami memiliki koneksi yang kuat. Saat bell berbunyi menandakan akhir makan siang, Abel memberitahu aku bahwa dia harus pergi ke kelas.
"Aku senang berbicara denganmu," kata Abel dengan senyum. "Mungkin kita bisa bertemu lagi di lain waktu?"
Aku merasa jantungku berdebar-debar saat aku menyadari bahwa Abel mungkin ingin menghabiskan waktu bersama aku lagi. "Tentu, aku senang sekali," jawab aku dengan senyum.
Abel memberitahu aku nomor teleponnya dan aku merasa sangat bahagia. Aku tidak sabar untuk bertemu dengannya lagi dan melanjutkan percakapan kami.
Aku dan Abel mulai berkomunikasi melalui telepon dan pesan singkat. Kami berbicara tentang banyak hal, dari sekolah hingga hobi kami. Aku merasa bahwa kami semakin dekat dan aku mulai memiliki perasaan yang kuat terhadap Abel.
Suatu hari, aku memutuskan untuk mengajak Abel bertemu di taman kota. Aku ingin menghabiskan waktu bersama dia dan melihat apakah perasaan kami sama.
Saat Abel tiba di taman, aku merasa jantungku berdebar-debar. Dia terlihat cantik dengan senyum manis di wajahnya. Kami berjalan-jalan di taman, berbicara dan tertawa bersama.
Aku merasa sangat nyaman di samping Abel, dan aku mulai merasa bahwa aku sudah jatuh cinta padanya. Tapi, aku tidak tahu apakah Abel merasakan hal yang sama.
Saat matahari mulai terbenam, aku memutuskan untuk mengambil kesempatan dan mengungkapkan perasaan aku kepada Abel. Aku merasa sedikit gugup, tapi aku harus mencoba.
"Abel, aku ingin memberitahu kamu sesuatu," kata aku dengan suara yang sedikit gemetar. "Aku merasa bahwa aku sudah jatuh cinta padamu."
Abel menatapku dengan mata yang lembut, dan aku bisa melihat sedikit kejutan di wajahnya. Tapi, kemudian dia tersenyum dan aku melihat kebahagiaan di matanya.
"Aku juga merasakan hal yang sama," kata Abel dengan suara yang lembut. "Aku jatuh cinta padamu juga."
Aku merasa seperti melayang di udara, begitu bahagia dan lega. Aku tidak percaya bahwa Abel merasakan hal yang sama. Aku mengambil tangan Abel dan kami berjalan beriringan, menikmati kebahagiaan kami.
Saat itu, aku tahu bahwa aku telah menemukan orang yang tepat untuk aku. Aku dan Abel memiliki hubungan yang kuat dan kami saling mencintai.
Ketemu dengan orang yg kita cintai dan dia juga mencintai kita,itu suatu kebahagiaan yg ngga bisa diungkapkan🥀