Malam itu tepat saat azan magrib berkumandang terdengar suara teriakan yang keras dari halaman sebelah rumahku.
Kaki kecilku melangkah dengan cepat ke arah suara itu. Terdapat beberapa orang dewasa yang sedang ramai melihat ke arah satu titik
Papa dan Mama
Aku melihat papa menodongkan sebuah senjata tajam yang panjang ke arah mama. Sedangkan mama hanya melihat dengan tatapan tajam ke arah papa.
"Pergilah kau dari hidupku, aku ga butuh laki-laki seperti mau. Sudah cukup aku menderita gara-gara sikapmu itu" terdengar teriakan mama.
Aku sudah sering melihat pertengkaran ini. Namun kalau ini, mama terlihat sudah sangat lelah dengan sikap papa.
KDRT, Perselingkuhan papa sudah sering kali melakukannya ke mama.
Ya kata mama "papa berubah semenjak kita tinggal di rumah ini". Aku yang baru berumur 4 tahun hanya bisa menganggukan kepala tanpa tau maksud yang mama sampaikan kepada kami.
Kepala ku memutar ke segala arah. Para tetangga, tidak satu kampung ini berisikan saudara jauh semua. Kami dari rumpun yang sama. Dari mereka ada yang menonton saja dan ada dua laki-laki yang berada di dekat mama dan papa untuk meredakan amarah papa.
Mereka hanya melihat tanpa bisa menolong mama. Aku mendekat ke arah papa mama, sejauh ini akulah anak yang tidak pernah disakiti oleh papa, beliau sangat memanjakanku melebihi kakak-kakaku kata para sepupu ku.
Dua anak sungai sudah mengalir dari mata ini. Aku berteriak kepada papa "Papa sudah, jangan marah sama mama" hanya itu yang dapat aku katakan.
Namun alasan apa, aku juga tidak tau papa menjauhkan senjata itu. Dia melemparnya ke tahan lalu berteriak ke arah mama
"Mulai hari ini kau bukan istriku lagi"
Aku kira luka itu akan sembuh ketika melihat papa berpisah dengan mama. Ternyata perjalanan mama membesarkan anak-anaknya berliku-liku.