langit berubah menjadi gelap gulita membuat angin disekitarnya berhembus dengan kencang hingga membuat jalanan di penuhi dengan sampah yang berterbangan ke mana-mana. udara yang juga berubah menjadi 22 C° disertai dengan petir yang beberapa kali menyambar hamparan tanah kosong Kota Kudus Jawa Tengah. Najwa Safa Aulia atau lebih akrabnya dipanggil Lia, ia yang baru saja keluar dari indomaret hendak kembali ke pesantren terjebak hujan yang turun dengan sangat deras membuat Lia kesulitan kembali ke pesantren yang jaraknya lumayan jauh dari indomaret sekitar 2km dari indomaret.
"haduhh... gimana ini, mana aku lupa membawa payung lagi" ucap Lia menyalahkan diri sendiri yang sering lupa membawa payung saat hujan turun. dengan berat hati Lia terpaksa menunggu hujan sampai reda baru ia bisa kembali ke pesantren. Lia menunggu dengan duduk di tempat duduk depan kaca indomaret sambil membaca novel yang sempat ia bawa kemana-mana.
hujan yang tak kunjung reda membuat Lia terpaksa pulang dengan menerobos hujan. karena Lia sudah menunggu lama berjam-jam hingga novel yang ia baca hampir mau tamat. Lia juga takut kena hukuman bila ia tak segera kembali ke pondok. Lia berusaha berlari menerobos hujan yang masih sangat deras, namun karena terlalu deras hingga membuat hijab dan gamis yang ia pakai menjadi basah kuyup hujan juga membuat pandangan Lia menjadi kabur sulit melihat jalan kedepan. dan saat Lia menyebrang jalan yang menurutnya sepi, hingga ia tak menyadari ada mobil dari arah kanan jalan dengan berkecepatan tinggi menabrak Lia dengan keras membuat Lia terpental ke sisi jalan dan Lia mengalami pendarahan dikepalanya akibat terbentur jalanan terlalu keras. kesadaran Lia mulai melemah hanya menyisakan rintikan hujan yang terus membasahi seluruh tubuhnya yang tergeletak dijalanan dan darah yang terus mengalir dari kepalanya.
mata perlahan-lahan terbuka melihat ke sekeliling yang awalnya nampak kabur lalu perlahan-lahan terlihat dengan jelas. sebuah ruangan mewah yang bercat pink sof membuat Lia harus membuka matanya lebar-lebar. Lia terkejut menemukan dirinya yang dengan keadaan baik-baik saja bahkan luka sedikitpun tidak ada. Lia terkejut menemukan dirinya berada di sebuah kamar mewah entah milik siapa. Lia segera membangkitkan dirinya lalu melihat bayangannya dipantulan cermin lemari besar.
"Aaaaa..." jerit Lia langsung membungkam mulutnya takut ada orang yang mendengar jeritan nya. Lia berdiri dipantulan cermin ia memutar-mutar postur tubuhnya yang nampak indah wajahnya yang cantik natural dengan rambut terhurai sampai ke bahu poni yang menjuntai sampai atas mata membuatnya terlihat sempurna.
"Apa ini aku.. tapi ini bukan aku.. lalu dimana ini.. dan kenapa aku memakai baju piyama bukannya tadi aku memakai gamis dan hijab lalu dimana gamis dan hijabku berada" ucap Lia pada diri sendiri mencari gamis dan hijabnya. namun usahanya sia-sia yang dia temukan hanyalah gaun mewah dan beberapa dress yang panjangnya sampai lutut didalam lemari. Lia yang nampak frustasi akhirnya ia duduk kembali keranjang (dimana aku... apa yang sebenarnya terjadi denganku) gumang Lia dalam hati berusaha mengingat kejadian sebelumnya. sayangnya yang diingat hanyalah saat ia berusaha berlari menerobos hujan dijalanan lalu ia melihat sekilas mobil berkecepatan tinggi yang menabraknya membuat Lia terpental ke sisi jalan hanya itu yang diingat Lia selebihnya hanya nampak buram dan tak mengingat kejadian selanjutnya. Lia memandang ponsel yang tergeletak di atas laci, Lia pun mengambilnya dan menyalakan layar ponsel tersebut nampak ada tulisan tanggal dan tahun dan dibawahnya terdapat nama Soo-young. (ini kan nama Soo-young yang ada di novel love you in seoul. apa Jangan-jangan aku masuk ke dunia novel ya..tapi bagaimana mungkin.. mana karakter perempuan kedua lagi yang kehidupannya miris karena diselingkuhin pacarnya Hyunsik. apa aku ubah saja ya alur ceritanya agar dia bisa bersama dengan karakter laki-laki ke dua kan secara karakter laki-laki 2 itu kan baik jadi sangat cocok dengan Soo-young) gumang Lia masih menatap layar ponselnya. tak berselang lama seseorang masuk tanpa mengetuk pintu kamar.
"Soo-young" teriak Ji-yoon berkacak pinggang melihat Soo-young yang masih menggunakan piyama dan melamun menatap ponselnya. Soo-young yang mendengar teriakan hampir membuat ia terkejut dan mau menjatuhkan ponsel yang ia pegang.
"iya" jawab Soo-young tanpa rasa bersalah sedikitpun. ia menoleh ke arah sumber suara, ji-hoon menatap raut wajah Soo-young siap-siap meledakkan amarahnya kapan saja. (ini kan sahabat Soo-young) pikir Soo-young dalam hati masih menatap wajah ji-hoon dengan tatapan seperti orang baru kenal.
"dari tadi aku panggilin kamu dari bawah gak ke dengeran jadinya ya aku masuk saja" kesal ji-hoon dengan wajah cemberut.
"udahh ahhh, lodingnya nanti saja. sekarang ikut aku" geram ji-hoon melihat Soo-young yang masih loding dengan menarik lengannya agar mau berdiri.
"emang kita mau kemana" tanya Soo-young yang masih tak mau berdiri.
"Soo-young!!, kamu lupa ya kan kemarin kamu janji mau temanin aku jaga cafe" teriak ji-hoon dengan kesal.
"hehehehe.. maaf aku lupa" cengir Soo-young tanpa rasa bersalah.
"kalau begitu aku ganti baju dulu, kamu tunggu dibawah ya.. aku gak lama kok" ucap Soo-young mendorong ji-hoon keluar dari kamarnya. Soo-young menurut pintu kamarnya lalu ia berjalan ke arah lemari, membuka pintu lemari yang lumayan besar dan mulai mencari baju yang akan ia pakai. selang beberapa menit Soo-young tak menemukan baju yang cocok untuk ia pakai. Soo-young mengacak-ngacak seluruh isi lemari dan tak ada satupun baju yang cocok dengannya (masak iya sih aku pakai baju yang kurang bahan) gerutu Soo-young mulai kesal karena tak ada yang cocok sesuai keinginannya. akhirnya Soo-young memutuskan untuk memakai kaos hitam lengan pendek dengan Jens panjang warna hitam. ditambah sedikit aksesoris jepit kecil disamping poni yang menjuntai sampai ke mata. rambut yang terhurai hanya sebahu ditambah make up tipis membuat tampilan Soo-young sangat cantik dan tetap terlihat natural. Soo-young keluar dari kamarnya berjalan menghampiri ji-hoon yang menunggunya di halaman depan rumahnya.
mereka berangkat menggunakan mobil milik ji-hoon karena mobil milik Soo-young memang sengaja tidak dikeluarkan alasannya Soo-young tidak bisa menyetir mobil. mobil mulai meninggalkan halaman rumah Soo-young dan berjalan dengan kecepatan yang telah ditentukan. diperjalanan Soo-young lebih banyak melihat gedung dari jendela mobil, ia sangat menikmati pemandangan Kota Seoul yang nampak indah dan luas. ia tak pernah menyangka bisa ber transmigrasi di tubuh seorang wanita non muslim Korea. bagaimana nanti cara Soo-young menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim jika ia harus hidup ditengah orang-orang non muslim.