Tatapan mata anak kecil berusia sepuluh tahun tertuju ke arah para teman-teman.
Anak itu duduk di bawah pohon dekat ayunan. Angin berhembus memainkan rambut anak berseragam merah putih.
Senyuman lebih tanda tanya terlukis jelas di wajahnya. Tidak ada teman tidak ada sahabat yang menemani ia duduk walau sekedar bertanya pun tidak ada.
Saat jam istirahat telah usai, mereka pun segera bergegas termasuk anak itu, dia bernama Sari.
Tak banyak yang tau tentang anak itu, namun, menurut rumor Sari anak yang pendiam dan lebih parah nya lagi teman-teman nya selalu menuduh kan hal yang tidak-tidak membuat Sari di cap sebagai pembawa masalah.
Bahkan lucunya Sari sendiri tidak tau mengapa mereka membuat cerita yang lucunya Sari saja terkejut mendengar hal itu.
"Kalau pencuri ya pencuri aja. " Kalimat yang membuat Sari bingung, semua mata tertuju pada Sari.
Apa yang telah Sari lakukan? Batin Sari.
Bu Yanti yang tadinya duduk akhirnya meminta Sari untuk duduk bersebelahan dengan Bu Yanti. Apakah Bu Yanti berpikir Sari bersalah?? Padahal kan...
Sari akhirnya mengikuti Bu Yanti untuk duduk di depan bersebelahan dengan Bu Yanti.
Pelajar pun di mulai Bu Yanti meminta anak muridnya untuk mengerjakan soal di buku tulis.
" Sari, maaf sebelumnya ya nak, ibu ingin bicara?" Sari yang tadinya fokus pada buku pun mengalihkan sepasang mata ke arah Bu Yanti.
" Ibu yakin bukan kamu yang mencuri uang itu... " Sari tahu pasti ada orang yang menuduhnya mencuri padahal Sari tidak tahu hal itu.
Tidak ada tanda kebohongan dari Sari tatapan matanya masih teduh dan terkesan terkejut mendengar ucapan Bu Yanti.
" Jangan dengarkan teman-teman mu ya nak. " Bu Yanti menganggap Sari sebagai putri nya sendiri. Sudah lama Bu Yanti menikah dengan Pak Heru namun sampai usia pernikahan mereka 5 tahun Bu Yanti masih juga belum di beri momongan.
Bu Yanti juga sudah berusaha berobat dan setiap kali di bawa ke rumah sakit pasti doker mengatakan mereka berdua sehat.
Mungkin Tuhan memiliki rencana yang lebih baik. Dan Tuhan mahal baik karena Yanti di pertemukan anak yang cantik dan Yanti selalu menganggap Sari seperti anak sendiri.
Berita tentang hilangnya uang pun menyebar sampai ke telinga kepala sekolah. Dan sialnya Sari yang tak tahu menahu juga di panggil ke kantor.
Tatapan mata teman-teman sangat terlihat jika mereka tidak suka dengan dirinya, biarkan saja lah.
" Sari apa yang membuat mu mencuri uang teman kamu nak. " Pak kepala sekolah kini bertanya.
Sari harus menjawab apa? Sari tidak mencuri apa pun.
"Tidak pak, saya tidak mencuri... " Terang Sari menunduk, tidak berani menatap mata pak kepala sekolah.
" Saya tahu kamu berbohong Sar!" Pak kepala sekolah yakin jika Sari memang pelaku pencurian uang, tapi mengapa anak ini tidak mengakuinya?
" Tidak pak, jika bapak tidak percaya silahkan cek tas saya pak, saya memang orang miskin tapi saya tidak di ajari orang tua saya mencuri. " Bu Nazwa menggeleng pelan, Bu Nazwa tidak percaya jika anak ini berani sekali berbohong, apakah anak ini tidak tahu apa akibat dari perbuatannya.
Bu Yanti bingung dengan sikap Bu Nazwa mengapa dia tidak membela dan terlihat tidak yakin jika Sari bersalah.
Pak kepala sekolah hari itu juga mengadakan pemeriksaan tas, dari kelas satu sampai kelas tiga. Saat penggeledahan di kelas satutidak di temukan apa pun. Dan penggeledahan di lanjutakan di kelas dua dan tidak menemukan apa pun lagi dan yang terakhir penggeledahan di kelas Sari dan ketika tas Sari di geledah tidak di temukan apa pun.
Dan saat menggeledah tas milik anak yang mengaku kehilangan uang nya, pak kepala sekolah membuang napas kasar.
Masih kecil saja sudah seperti ini, apalagi sudah besar.
"Lain kali jangan membuat onar. " Cery terkejut apa maksudnya.
"Uang kamu masih ada di tas mu Cer, lihatlah bahkan amplopnya belum terbuka. Jika kamu menuduh teman mu mencuri lebih baik laporkan saja ke wali kelas, jangan sampai membuat keributan. " Cery memandang sinis Sari. Niatnya ingin membuat Sari di benci rupanya menjadi bumerang untuk dirinya sendiri.
Teman teman yang percaya jika uang Cery di curi Sari pun saling pandang. Rupanya uang Cery hanya teselip saja dan tidak hilang.
"Pasti dia yang memasukkan nya pak. Sari memasukkan uang itu ke tas saya lagi dia takut ketahuan pak. " Bu Yanti pusing di buatnya. Cery anak usia sepuluh tahun bisa bisanya mengarang cerita dan menjatuhkan Sari yang tidak tahu apa pun.
" Cery.... Tidak mungkin Sari mengambil dan memasukkan uangmu nak, Sari selalu bersama ibu dan tidak ada celah untuk membongkar tas mu dan lagi ada CCTV di kelas, kamu ingat kan?" Cery terdiam apakah CCTV bisa membuktikan nya??
Karena Cery tidak bisa lagi protes akhirnya masalah Sari yang di tuduh mencuri pun tidak di perpanjang dan karena suasana sudah rusuh akhirnya pak kepala sekolah memulangkan semua murid-murid.
"Lihat kan...., Semua guru itu membela Sari... " Ceketuk Sekar geram.
"Lebih baik jangan dekat dekat dengan Sari. Taku kan.... " Sekar mengangguk.