Author : halo semuanya kembali lagi ke—
Mizuki : 𝐁𝐞𝐫𝐝𝐞𝐡𝐚𝐦 Bisa gak sih, kita ngobrol langsung ke intinya, bacot kali kamu author.
Author : Baiklah karena si peran utama udah gak sabar sama acara kali ini, aku bakal ngasih info menarik.
Haruto : Tolong jangan bikin hidup aku menderita lagi, author!! Kurang sial apa lagi hidup aku ini? Ngejar pembunuh bayaran malah berakhir nikah sama dia.. 𝐅𝐫𝐮𝐬𝐭𝐚𝐬𝐢.
Mizuki : Jadi, beb~kamu gak senang nikah sama aku?? 𝐌𝐞𝐧𝐚𝐭𝐚𝐩 𝐭𝐚𝐣𝐚𝐦
Haruto : Bukan gitu beb, aku cuma agak— 𝐌𝐞𝐧𝐞𝐥𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐝𝐚𝐡.
Dante : Jadi apa inti pembicaraan ini?? 𝐓𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐚𝐫𝐢𝐤
Author : 𝐌𝐞𝐧𝐠𝐚𝐭𝐮𝐫 𝐬𝐮𝐚𝐫𝐚 Jadi aku mau bikin Side-story tentang kisah MizukiXDante.
Haruto : Maksud kamu apa?? Udah bosan hidup kah??
Dante : Kayaknya bakal menarik nih, aku suka~
Asuza : Ini gak bakal jadi cerita yang aneh aneh kan??
Author : Sory tapi gak janji~btw ini saatnya—kabur~ 𝐍𝐠𝐢𝐛𝐫𝐢𝐭 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫 𝐫𝐮𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧.
✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏
Malam itu lebih dingin dari biasanya, Mizuki memegang pisau belati yang telah ia pakai selama ini ketika menyandang gelar sebagai 𝐏𝐡𝐚𝐧𝐭𝐨𝐦, setelah berhasil membantai targetnya tanpa pernah sekalipun tertangkap oleh jalur hukum, seolah itu hanyalah bagian kepalsuan dalam dirinya.
Kali ini Mizuki mendapatkan misi untuk menangkap ketua mafia keji yang memperdagangkan manusia, tentu saja lawannya tak seperti sebelumnya, meski mereka pernah bertarung tapi ia merasa kalau pertemuan kali ini akan berbeda.
Setelah beberapa saat berjalan akhirnya Mizuki sampai di tempat yang ia lihat di dalam peta, sebuah gudang reot dengan dinding hampir hancur walau begitu masih berdiri kokoh, derap langkah kakinya terdengar menggema di seluruh tempat itu, menciptakan kesan mengerikan tengah menanti kedatangannya.
Saat memperhatikan sekeliling akhirnya Mizuki melihat sosok targetnya—seorang pria berusia mungkin sekitar 32 tahun sedang berada di tengah ruangan mengenakan jaket kulit hitam serta memiliki aura mengintimidasi, namun ia bukanlah sosok yang mudah gentar apalagi ia adalah 𝐏𝐡𝐚𝐧𝐭𝐨𝐦.
“Kamu datang juga.” suara itu terdengar dingin selara dengan atmosfer di sana. “Aku udah nungguin kamu sedari tadi, dan itu bikin aku gemetar karena saking bersemangatnya~”
Sebelum sempat bergerak, Mizuki merasakan sesuatu di belakangnya, namun ketika berbalik di sana hampir tak ada siapapun hanya desiran angin ketika menerbangkan dedaunan serta beberapa debu tebal dari lantai.
“Keluar kamu, Dante!!” teriak Mizuki dengan suara geram. “Kalau emang jago, sini lawan aku secara fair and square.”
Namun hanya terdengar suara tawa Dante menggelegar seperti kilatan petir di atas langit, dan tanpa peringatan ia berdiri di belakang Mizuki lalu meremas payudara gadis itu dengan perlahan.
Karena kaget, Mizuki langsung menggenggam erat tangan itu dan berniat membantingnya ke tanah, tapi ternyata hal itu di luar dugaan karena Dante berhasil mengurangi benturan dan berdiri menggunakan kedua kakinya.
“Harus kuakui kalau dadamu itu lembut kayak squishy, dan membuatku ingin meremasnya lagi~” Dante memainkan sehelai kain di tangannya.
Sontak Mizuki langsung kaget dan menatap pakaiannya yang kini hanya mengenakan bra, ia pun menunduk sambil menutupi tubuhnya dengan kedua tangan. “Dasar makhluk mesum sialan, kamu bakal bayar semua ini.”
Namun alih alih takut, Dante malah tersenyum puas seolah menikmati permainan itu. “Kalau maksud kamu hukuman yang aku dapatkan adalah berhubungan s*x maka aku siap secara mental dan juga fisik~” ucapnya sambil melemparkan satu kedipan mata.
Dengan kesal Mizuki menyertakan gigi, wajahnya memerah karena kesal dan marah setelah mengalami penghinaan itu, ia pun mengambil belati dari balik sepatunya dan melemparkannya secara presisi tepat di kepala Dante.
“Membusuklah di neraka!!” geram Mizuki, tangannya mengepal di sisi tubuhnya.
Untuk mencari pakaian ganti tanpa harus meninggalkan misi, Mizuki berinisiatif merobek celana panjangnya serta menggunakan itu sebagai pengganti baju, namun saat tengah lengah ia merasakan dingin merayap di tubuhnya.
Seketika tubuh Mizuki menegang ketika ia merasakan sentuhan lembut di pinggangnya dan juga nafas hangat tepat di belakangnya.
“Brengsek!!” Mizuki mengepalkan tangan bersiap untuk memukul pria itu sampai ke bulan.
Namun semua itu terhenti ketika Dante mencium leher Mizuki dan menjelajahi tubuh montok gadis itu, menyentuhnya dengan tangan besarnya dan memainkan dada gadis itu memperlakukannya dengan lembut bagaikan squishy.
“Kenapa gak bergerak? Kamu mulai menginginkan ini, benar kan?” ucap Dante dengan nada menggoda.
Sementara tangan kanannya memainkan dada Mizuki, lalu perlahan melepaskan bra yang di kenakan oleh gadis itu secara perlahan.
Merasa bahwa itu adalah kesempatan untuk memutarbalikkan keadaan, Mizuki menarik belati dan menebarkannya ke arah kepala Dante, namun serangan itu berhasil di hindari.
Di penuhi amarah berapi api, Mizuki berjalan menghampiri Dante dan menari tarian 𝐏𝐡𝐚𝐧𝐭𝐨𝐦. “Beraninya kamu menyentuhmu!!” teriaknya sampai membuat bangunan reot itu bergetar.
“Menarik, aku juga gak suka sama cewek yang langsung nyerah gitu aja~” jawab Dante dengan semangat baru. “Lagi pula tempat ini terlalu kotor kalau sampai kita melakukan s*x, benar kan??”
“Jangan mimpi!!” dengan cepat Mizuki menginjakkan kakinya ke lantai dan menebas kepala, leher dan perut Dante dalam presisi terarah.
Tapi di sisi lain Dante memilih untuk menghindari semua serangan tersebut, karena sepertinya ia memiliki agenda sendiri untuk tetap menjaga staminanya.
Merasa di remehkan Mizuki menantang Dante. “Kalau kamu hebat!! Tunjukin kemampuan kamu, jangan cuma bacot doang!!”
“Sayang banget, tapi aku gak bakal terintimidasi cuma dengan omongan itu bocah.” jawab Dante dengan ekspresi paling santai yang pernah ia punya.
Pertempuran hanya satu arah, dengan Dante yang menghindari semua serangan, tanpa terluka, hingga Mizuki merasa sedikit capek.
Dan tentu saja itu adalah saat yang di tunggu oleh Dante, ia langsung melompat ke belakang Mizuki dan menekan titik di leher gadis itu sampai pingsan, sebelum tubuh itu terjatuh, ia menggendongnya ala 𝐁𝐫𝐢𝐝𝐚𝐥 𝐂𝐚𝐫𝐫𝐲, lalu membawanya ke rumah.
“Sehebat apapun kamu, tapi tak bisa menutup fakta kalau kamu hanyalah seorang gadis kecil.” bisik Dante kepada Mizuki meski ia tahu gadis itu tak akan mendengarkan celotehannya.
Dengan elegan Dante meletakkan Mizuki di atas kasur besar miliknya dan melepaskan semua pakaian yang di kenakan oleh gadis itu, lalu berdiri dan melepaskan pakaiannya juga.
“Apa aku tunggu sampai dia bangun, atau gas aja??” pikir Dante dalam hatinya.
Tapi entah kenapa melihat tubuh polos tanpa berbalut apapun dari Mizuki membuatnya terangsang, bahkan asetnya sampai berdiri tegak, sepertinya ia sedikit frustasi atas hilangnya kendali diri atas situasi.
Tanpa menungu lama Dante menindih tubuh Mizuki di bawah tubuhnya, dan menahan agar berat badannya tak langsung menghimpit tubuh gadis itu, lalu membangunkannya.
Perlahan Dante menatap ke bawah, asetnya berdenyut seperti punya kehidupan sendiri, sementara di sana ia melihat **** gadis itu tampak begitu menggoda, ia pun menggesek aset miliknya perlahan di ****, dan merasakan kenikmatan yang ia belum rasakan sebelumnya.
Setelah berpikir beberapa saat akhirnya Dante memutuskan untuk memasukkan ujung dari asetnya ke dalam gua menggoda milik Mizuki, namun yang terjadi malah ia memasukkan semuanya dan merasa sesuatu menghimpit asetnya.
“Sial!! Aku kelepasan..” pikir Dante saat dirinya dan gadis itu telah terhubung seutuhnya.
Namun bukannya menyesal Dante justru menarik asetnya keluar hanya untuk memasukannya kembali, beberapa kali hingga membuat Mizuki terbangun dari pingsannya.
“Argh...” Mizuki mengerang dengan pelan saat melihat tubuhnya dan pria itu dalam posisi tidak dia inginkan. “Makhluk—”
Sebelum sempat melanjutkan perkataannya, Dante telah lebih dulu memegang bokong Mizuki dan meremasnya sementara pinggulnya terus bergerak dalam kecepatan normal, sebelum akhirnya ia mengeluarkan Sp*rma miliknya ke dalam rahim gadis itu.
“Akh...akh...” Mizuki mencoba menarik nafas dalam, tapi ia kesulitan karena rasa sakit yang diberikan oleh Dante kepadanya. “Beraninya—kamu.”
Tapi Dante hanya menyunggingkan senyuman dan mencium bibir Mizuki, melumat nya sembari memainkan lidahnya di dalam mulut gadis itu sementara kedua tangannya memainkan dua payudra sebagai squishy barunya.
Setelah berpikir beberapa saat akhirnya Dante memutuskan menaikkan tempo gerakannya dan mempercepat sampai membuat kasur itu bergetar hebat, ia juga tak berniat untuk berhenti, tidak saat gua tersebut terus menghimpit asetnya dengan semakin keras.
Saat melihat nafas Mizuki melemah, akhirnya Dante melepaskan ciuman panasnya dari bibir gadis itu, dan menautkan tangan mereka menjadi satu.
Lalu Dante tersadar sesuatu ketika ia menatap ke bawah, di sana ia memperhatikan kalau ada noda darah di bawahnya, ia pun menyunggingkan sebuah senyuman. “Kamu perawan ya??”bisiknya dengan senyum menggoda.
Mizuki mengagumkan giginya ketika melihat Dante. “Makhluk sia—ahh...”
Agar Mizuki tidak bacot terlalu lama, Dante memainkan asetnya dengan kecepatan tinggi, sesekali ia berhenti untuk mengeluarkan cairan lengket berwarna putih di dalam rahim gadis itu, seolah itu adalah hal paling normal baginya.
Meski ingin melepaskan diri tapi tubuh Dante terlalu berat untuknya, apalagi gua miliknya kini dipenuhi oleh sesuatu yang sangat keras, nafasnya tersengal ketika tubuhnya tak di beri waktu untuk beristirahat.
Setelah beberapa kali mengeluarkan sp*rma miliknya ke dalam rahim Mizuki, Dante menarik tubuhnya dan menjauh, sembari memperhatikan tubuh lemas gadis yang adalah sosok pembunuh bayaran dan awalnya mengincar dirinya.
Ketika melihat ke bawah, Dante merasakan kalau asetnya masih saja tegang dan tak mau tenang, akhirnya ia memeluk tubuh lemas Mizuki dan memeluknya, menyatukan tubuh mereka lagi, tapi kali ini ia tak menggerakkan tubuhnya, hanya membiarkan asetnya beristirahat di dalam gua hangat itu untuk waktu beberapa saat.
Sementara dadanya dan dada Mizuki saling berhimpit, ia melingkarkan tangan di pinggang gadis itu dan mengelusnya, seolah berterima kasih telah memberikannya kenikmatan itu walau tak seperti yang ia bayangkan karena ia mau bermain beberapa ronde lagi.
✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏
Author : Jadi gimana pendapat kalian? jangan lupa kasih ratingnya ya kawan kawan, peace ✌ Btw, aku mau kasih disclaimer kalau aku ini gak punya pengalaman gitu ya?? Aku ini jones, kasian banget nasib aku~hiks hiks hiks, Dan aku cuma lagi gabut doang.