"Aku masih ingat hari itu, ketika kamu datang tanpa permisi dan menghilang tanpa pesan. Aku tidak tahu apa yang kamu cari, tapi aku tahu bahwa aku tidak bisa melupakanmu.
Kamu datang ke hidupku seperti bintang jatuh, tidak terduga tapi sangat berkilau. Tapi, kamu juga pergi tanpa alasan, meninggalkan aku dengan pertanyaan yang tidak terjawab.
Kenapa kamu datang dan pergi sesuka hati? Apa yang kamu cari di hidupku? Aku ingin tahu, tapi kamu sudah pergi.
Bagaimana ini? Kamu memberiku beribu-ribu pertanyaan tetapi tidak ingin menjawab nya.
Kalau kamu hanya singgah sementara kenapa membuat diriku berharap?
Kamu yang dengan sengaja membobol pintu hatiku dan menyeludup masuk tanpa kusadari, mengisi sebuah pelosok ruang kosong dihatiku...lalu pergi begitu saja layaknya angin yang berhembus.
Di depan sebuah kanvas kosong, Kamu menggenggam jemariku yang sedang memegang kuas dan melukiskan kenangan kita.
Membentuk sebuah lukisan indah berwarna-warni dengan kehangatan dan kelembutan serta kebahagiaan di setiap warnanya.
Dengan bodohnya Aku merasa sangat bahagia dan percaya kalau kehangatan ini akan bertahan selamanya.
Kamu Membuat ku seakan melayang jauh ke angkasa, dalam sekejap menghempaskan ku dengan keji.
Pria bodoh, dasar sampah! Jika kamu hanya datang untuk singgah, seharusnya biarkan saja pelosok ruang di hatiku itu tetap kosong, biarkan saja kanvas itu tetap berwarna putih polos.
Kamu terlalu banyak meninggalkan jejak untuk seseorang yang datang hanya sekedar singgah.