Malam ini aku melihat bintang jatuh, secara aku tahu jika itu bukanlah bintang jatuh hanya saja aku suka melihatnya.
Ahh... Aku berpikir ribuan kali untuk berhenti memikirkan sesuatu yang bodoh malam ini, tapi entah kenapa aku tidak bisa tidur.
Aku lebih baik memaksakan diriku untuk tidur cepat dan tidak membayangkan atau membuat Skenario sebelum tidur lagi, tapi entah kenapa aku masih saja membuatnya dan itu membuatku tidak bisa cepat tidur.
...
Entah ini mimpi atau hanya khayal ku, aku melihat seorang gadis terduduk di tepi tebing, dia terduduk sambil memegang buku catatan. Aku mencoba mendekatinya dan dia tidak sadar saat aku mendekat ke dirinya.
Aku melirik sedikit ke buku yang dia pegang dan menemukan gamba indah, eh tiba-tiba dia menatapku dan dia terjatuh ke tebing itu. Untungnya aku sempat memegang tangannya dan dia tidak terjatuh.
Gadis itu berterima kasih kepadaku, dan dia memperkenalkan dirinya, nama dia adalah Mitaka.
Ahh.. aku melihat matanya yang begitu indah, jauh-jauh-jauh lebih indah dari pada bintang yang aku lihat malam tadi.
Aku bertanya kepadanya.
"Kau tinggal di mana"
Aneh karna dia tidak menjawab pertanyaanku dan mengalihkan ke pembicaraan seputar alam semesta.
Mitaka menjelaskan kalau di alam semesta ini tercipta miliaran kehidupan dan triliunan galaksi, dia menegaskan kalau semua pasti memiliki kehidupan.
Aku tidak mengerti apa yang dia bicarakan, tapi sepertinya dia sedang sakit karena dia hanya duduk di tempat yang sama, aku menawarkan nya selimut namun dia menolak selimut pemberianku, aku berpikir jika dia kedinginan, makanya aku memberikannya selimut.
Ah aku baru sadar, dari mana selimut yang aku pegang ini? Aku sendiri tidak tahu aku sekarang berada di mana.
Mitaka tiba-tiba mendekat ke arahku, aku takut saat itu tapi dia langsung menggenggam tangan kananku, badannya terasa dingin sekali, aku benar-benar terkejut saat dia memegang tanganku, itu sangat dingin.
Dia menatapku dan berkata jika dia bukan dari dunia yang aku pijak. Dia hanya berkata "Akhirnya aku bisa melihatmu lagi" saat aku mendengar itu aku makin heran.
Apa maksud yang dia katakan benar-benar aneh, maksudnya melihatku lagi itu apa? Tidak ada kejelasan yang pasti saat dia mengatakan itu, aku tidak bisa memastikan jika dia sehat.
"Kau sehat?" Itulah yang aku katakan.
Kemudian dia tersenyum dan melepas genggamannya dan berjalan ke ujung tebing. Angin berhembus kencang.
Di sanalah dia tersenyum dan tiba-tiba saja menghilang.
Seketika aku terbangun dari tempat tidurku, aku menangis tapi aku tidak tahu kenapa aku menangis, seperti perasaan yang hilang, benar-benar suatu hal yang aneh, aku tidak tahu apa yang terjadi.
Siangnya aku masih memikirkan hal itu saat berada di sekolah, tanpa sadar aku menggambar dirinya di kertas. Aku sendiri tidak tahu kenapa aku bisa menggambar Mitaka.
Di sini aku mulai merasakan perasaan nostalgia yang memuncak, aku mulai mengeluarkan air mataku dan seketika aku sadar jika gadis itu adalah gadis yang pernah membuat janji denganku di kehidupan lain. Aku menangis, menangis sejadi-jadinya.
Seandainya aku tahu itu Mitaka, aku akan mendekapnya dan menangis di pelukannya. Tapi aku tidak tahu jika kehidupanku yang lain memiliki janji dengan gadis itu. Gadis yang tidak tinggal di bumi, gadis yang jauh dariku dan gadis yang aku cintai.
Aku bahagia, tapi aku kecewa dengan diriku sendiri.