Di kelas, aku duduk di bangku ketiga dari depan, tepat di belakang Siska. Dia adalah cewek paling manis di kelas, dengan rambut dikuncir dua dan senyum yang bikin jantungku berdebar. Aku suka sama dia sejak lama, tapi mana mungkin aku berani bilang?
Akhirnya, aku dan sahabatku, Rian, menyusun rencana:surat cinta rahasia.
"Aku tinggal taruh di laci mejanya pas jam istirahat. Dia bakal baca, terus jatuh cinta sama aku," kataku penuh percaya diri.
Rian hanya mengangguk sambil melipat surat itu dan meletakkannya di kolong meja Siska. Lalu kami pun kabur sebelum ketahuan.
Sepulang sekolah, aku deg-degan menunggu reaksi Siska. Besoknya, dia datang ke kelas seperti biasa, tanpa ekspresi aneh. Apa dia belum baca?
Tapi tiba-tiba, Rio—si ketua kelas—berdiri di depan sambil mengangkat selembar kertas.Suratku!
"Siapa yang taruh surat cinta di mejaku?" katanya keras.
Aku langsung pucat. Rian salah naruh suratnya!
Seluruh kelas tertawa. Siska dan kenzo juga tertawa kecil, sementara aku ingin menghilang dari dunia.
Lalu, tiba-tiba kenzo berbisik padaku,"Harusnya suratnya buat aku, kan?"
Aku menoleh dengan wajah merah padam, sementara dia tersenyum menggoda. Sejak saat itu, aku tahu, cinta monyet memang sering memalukan—tapi juga manis.