Rumah itu berdiri tegak di atas bukit, menjulang tinggi dengan siluetnya yang menyeramkan di tengah gelapnya malam. Disebut Rumah Angker, bangunan tua itu telah lama ditinggalkan, dimakan usia dan dihiasi oleh cerita-cerita horor yang beredar dari mulut ke mulut di kalangan penduduk desa. Atapnya yang miring seakan hendak ambruk, jendelanya yang pecah-pecah seperti mata-mata kosong yang mengawasi, dan pintu depannya yang lapuk seperti rahang yang siap menerkam.
Lima pemuda, Arya, Budi, Cici, Dedi, dan Eni, memutuskan untuk membuktikan keberanian mereka dengan menghabiskan satu malam di Rumah Angker. Mereka berbekal senter, kamera, dan keberanian yang mungkin hanya bertahan sampai tengah malam. Udara dingin menusuk tulang menyambut mereka begitu memasuki halaman rumah. Bau tanah lembap dan sesuatu yang tak bisa diidentifikasi memenuhi hidung mereka.
Di dalam, debu setebal jari menyelimuti setiap sudut ruangan. Perabotan yang tersisa tampak usang dan berlumuran debu. Suara-suara aneh bergema—desiran angin, derit kayu, dan bisikan samar yang seakan memanggil nama mereka. Cici, yang paling penakut, mulai gemetar.
Tiba-tiba, lampu senter Arya padam. Kegelapan menyelubungi mereka. Jeritan Eni memecah kesunyian. Ia mengaku melihat sesosok bayangan hitam melintas di lorong. Keempat temannya mencoba menenangkannya, namun ketakutan mulai menjalar.
Mereka memutuskan untuk berkumpul di ruang tengah, saling berpegangan tangan. Namun, kegelapan itu terasa hidup, seakan memiliki entitas sendiri. Suhu ruangan turun drastis. Mereka merasakan hembusan nafas dingin di leher mereka. Bisikan-bisikan itu semakin jelas, semakin dekat, menyebut nama mereka satu per satu.
Ketika fajar menyingsing, mereka berhasil keluar dari Rumah Angker, pucat pasi dan gemetar. Mereka tidak pernah menceritakan secara detail apa yang mereka alami di dalam rumah itu. Hanya satu yang pasti: Rumah Angker tetap menjadi tempat yang terlarang, menyimpan rahasia gelap yang tak akan pernah terungkap sepenuhnya. Dan di antara mereka, hanya Arya yang mampu tidur nyenyak setelah kejadian itu, sementara yang lain terus dihantui oleh bayangan-bayangan yang mereka lihat di dalam Rumah Angker.