Kisah ini fokus pada seorang gadis yang masih duduk di bangku sekolah, entah apa yang dipikirkan oleh gadis itu, mukanya yang pucat memancarkan aura yang negatif.
Lili:
Aku adalah seorang gadis yang bernama Lili, aku selalu saja dijauhi oleh teman-teman seusiaku. Mereka menjauhiku sejak tahun pertama sekolah, tepatnya 2 tahun yang lalu. Ada alasan yang cukup jelas mengapa, mereka menjauh dariku.
Saat ini aku sedang dalam perjalanan pulang ke rumah, ini adalah saat yang aku tunggu-tunggu sedari tadi di sekolah.***
Sesampainya di rumah Lili langsung masuk ke dalam kamarnya, gadis aneh ini sering kali berdiam diri di kamarnya setiap pulang sekolah atau pulang dari luar.
Lili hidup bersama keluarga kecilnya, diantaranya ada Ayah, Ibu dan Adiknya yang masih batita. Ayahnya ialah seorang pedagang yang sering sekali pergi merantau, sedangkan Ibunya ialah seorang guru yang mengajar jauh dari rumah.
Karena hal tersebut, Lili kesepian di rumah. Adiknya juga dibawa oleh Ibunya, kini setiap hari ia harus mengurus dirinya sendiri tanpa adanya sosok seorang Ibu dan Ayah. Untung saja, Lili sudah terbiasa dengan hal ini, ia bahkan merasa senang akan kesendirian yang kini ia alami.
Namun, Lili selalu pucat hal ini jelas berbeda dengan fotonya di saat ia masih kanak-kanak. Sosok ceria nan periang itu kini hilang begitu saja.
*Tok tok tok* suara pintu yang di ketuk ini membuat Lili tersadar akan kedatangan seseorang yang bahkan tidak pernah diundang olehnya.
Saat Lili membuka pintu, ia terkejut melihat seseorang yang bahkan tidak pernah ia jumpai.
“Ini siapa ya ?“ — Lili
“Saya hanya seorang kurir yang ingin mengirim paket kepada pemilik rumah ini. Kalau boleh tau apa kamu yang bernama Lilisa Cahya ?“ — Kurir
“Oh ! Tentu itu saya, kalau boleh tau paket ini dari siapa ?“ — Lili
“Saya juga kurang tahu, saya hanya ditugaskan untuk mengirim paket ini, untuk pembayaran Anda tidak perlu membayarnya, karena paket ini sudah di bayar, mungkin itu di bayar oleh sang pemilik yang mengirim ini kepada anda“ — Kurir
Lili menerima paket tersebut, ia juga memastikan bahwa paket itu memang benar untuknya.
Saat Lili membuka paket tersebut ia terkejut melihat foto wajahnya yang begitu banyak dalam paket tersebut.
Foto-foto itu diambil tanpa sepengetahuan Lili, bahkan foto Lili yang sedang tertidur pun ada.
Lili sangat ketakutan dengan paket yang isinya foto-fotonya itu, saat ia memperhatikan dengan seksama ada sebuah surat yang tertulis di dalam paket tersebut.
*Isi suratnya*:
Hai~ apakah kamu masih ingat aku ?
Hahaha, ohh maaf kamu sekarang pasti ikebingungan akan semua kejadian ini.Sebaiknya kamu lari yang jauh kali ini, karena sudah pasti aku akan mendatangi mu lagi seperti hari itu.
Aku harap kamu tahu siapa yang mengirim paket dan surat ini, sampai jumpa lagi~.
Lili terlihat sangat berkeringat, kini nafasnya tidak beraturan.
Lili :
Sial, dia kembali...
Aku akan segera mengemas barang-barang ku, aku tidak mau berakhir seperti itu lagi. *Ucapan yang dipikirkan oleh Lili dalam benaknya*
***
Ari :
*Tok tok tok* suara ketukan pintu.
“Sebentar~“— Ari
Astaga siapa lagi yang datang pada malam hari begini. Ucap Ari dalam benaknya. Ari ialah seorang gadis yang satu kelas dengan Lili, namun walaupun mereka sekelas tapi mereka berdua hampir tidak pernah berbicara sepatah kata pun sebelumnya.***
Saat membuka pintu Ari, mendapati sebuah paket yang tergeletak di terasa rumahnya.
Diatas paket tersebut tertulis :
Untuk Ari Ningsih.***
Tanpa pikir panjang gadis tersebut mengambi paket itu. Saat Ari membuka paket tersebut ia di kejutkan oleh foto-fotonya yang diambil tanpa seijin nya.
Di sana juga terdapat sebuah surat, yang isinya :
Hai~
Lama tak jumpa, aku yakin kamu pasti tidak mengingat siapa aku kan ???
Namun jangan terkejut akan paket yang aku kirimkan ini. Aku hanya merindukanmu, kedatanganku kemari untuk bermain-main denganmu.
Mengingat apa saja yang telah kamu lakukan selama ini kepada....
(Bagian ini tersobek) ***