"Kau ku pecat!" Keluar satu kalimat yang membuat siapa saja serasa diserang ribuan panah langsung menancap ke jantung. Bahkan termasuk pemuda ini, yang baru saja ditampar oleh kata-kata 'pecat' tadi.
Pemuda dengan penampilan sederhana, biasa-biasa saja, tak ada menarik menariknya. Hanya bisa mematung di tempat dengan tatapan tak percaya.
"Kenapa aku dipecat, Pak? Apakah selama ini, aku melakukan kesalahan dalam bekerja?" Pemuda itu bertanya dalam kebuntuan. Ada rasa sakit di hatinya kalau boleh jujur. Orang mana yang senang secara tiba-tiba dipecat.
"Kau ku pecat, karena kau itu tidak menarik!" ucap seorang pria merupakan bos toko pakaian. Cukup menyakitkan ucapan pria itu.
"Coba lihat dirimu! Berpakaian mu sangat ketinggalan zaman! Lihat mereka! Gaya pakaian mereka sangat keren dan mereka selalu mengikuti selera orang-orang." Pria itu secara tidak sadar membandingkan si pemuda dengan pekerja lain. "Tidak hanya itu, wajah mereka juga sangat tampan dan cantik. Makanya banyak pengunjung datang kemari."
"Aku lihat saat kau menghampiri salah satu pengunjung ku. Mereka kabur. Mereka takut dengan wajah jelek mu itu!"
JLEB!
Kata-kata pria itu telah menusuk mental si pemuda. Si pemuda ingin menangis rasanya tapi dia tahan. Dia hanya bisa menahan emosi dengan mengepalkan sebelah tangannya. Dia kumpulkan emosi di situ.
"Sudahlah! Sebaiknya kau pergi! Aku juga mual melihat wajahmu!" Pria itu kemudian berlalu meninggalkan si pemuda.
Saat ini, hati si pemuda cukup teriris oleh lidah tajam bosnya. Dia tidak bisa apa-apa, hanya bisa diam dan diam.
Sekarang ini, si pemuda telah pulang ke rumahnya. Ketika pulang, ibunya heran melihat si pemuda pulang pada waktu yang tidak seharusnya.
"Kenapa pulang jam segini?" tanya ibunya.
"Uh, aku...," dia agak ragu untuk menceritakan pada ibunya, tapi... Dia coba saja, "habis... Dipecat... Bu."
"Dipecat! Kenapa bisa begitu!" Ibunya mulai terlihat marah. "Kau pasti membuat kesalahan, karena itu kau dipecat!"
Si pemuda menghela napas lelah. "Aku mau istirahat, Bu." Si pemuda berjalan masuk ke dalam rumah dengan pandangan sedih.
Nelson, nama pemuda tersebut. Dia kini berada dalam kamarnya. Dia lempar tas ranselnya ke kasur. Kemudian dia duduk di atas kasurnya seraya mengusap rambutnya ke belakang. Kepala Nelson tertunduk ke bawah. Meratapi nasibnya yang entah bagaimana nanti.
Kau ku pecat, karena kau itu tidak menarik!
Mereka takut dengan wajah jelek mu itu!
Ucapan mantan bosnya kembali terdengar dalam pikiran nya. Dua tangannya memegangi kepalanya sambil diremas. Batinnya menjerit pilu. "Memang kenapa jika wajah ku ini jelek?! Apa aku sejelek itu, sampai ada orang yang kabur melihat ku!"
Nelson merasa frustasi. Selama ini, dia tidak mempermasalahkan soal penampilan. Atau mungkin, tidak ada yang mengajarinya cara berpakaian yang baik. Karena memang orang tuanya tidak terlalu mempedulikan dirinya. Nelson selalu dicueki oleh orang tuanya. Karena itu, dia cuma berpakaian sebisanya asalkan nyaman. Tapi dia tidak menyangka ada orang yang tidak suka melihat dirinya seperti ini. Sampai ada yang kabur melihat dirinya, seolah Nelson itu menyeramkan untuk didekati.
Bersambung....