Dahulu kala, di sebuah kerajaan yang tersembunyi di dalam hutan zamrud, hiduplah seorang putri bernama Putri Cahaya. Ia memiliki rambut sehitam malam dan mata sebening bintang. Putri Cahaya dikenal baik hati dan memiliki suara yang begitu merdu hingga burung-burung di hutan selalu bernyanyi bersamanya.
Suatu hari, seorang penyihir jahat bernama Nyai Asmara mengutuk kerajaan karena raja menolak memberinya kekuatan sihir. "Kerajaanmu akan tenggelam dalam kegelapan, dan hanya permata hutan yang dapat menyelamatkannya!" serunya sebelum menghilang dalam kabut hitam.
Putri Cahaya, yang tidak ingin melihat rakyatnya menderita, bertekad menemukan Permata Hutan, sebuah batu ajaib yang konon tersembunyi di puncak Gunung Merapi. Dengan keberanian, ia memulai perjalanan, ditemani seekor burung elang emas bernama Raka.
Di perjalanan, Putri Cahaya menghadapi berbagai rintangan—sungai deras, hutan lebat, dan bayangan hitam yang dikirim oleh Nyai Asmara. Namun, dengan kebaikan hatinya, ia berteman dengan makhluk hutan yang membantunya menemukan jalan.
Akhirnya, setelah melewati banyak cobaan, ia menemukan Permata Hutan. Tapi, sebelum bisa mengambilnya, Nyai Asmara muncul dan mencoba merebut permata itu. Dengan keberanian dan kecerdasannya, Putri Cahaya menyanyikan lagu ajaib yang memanggil cahaya matahari, mengusir kegelapan dan mengalahkan Nyai Asmara.
Dengan permata di tangannya, Putri Cahaya kembali ke kerajaan. Begitu ia meletakkan permata itu di tengah istana, cahaya keemasan menyelimuti kerajaan, mengusir kutukan selamanya.
Rakyat bersorak, dan Putri Cahaya dinobatkan sebagai ratu yang bijaksana. Kerajaannya menjadi lebih makmur dari sebelumnya, dan legenda tentang keberaniannya diceritakan turun-temurun.
Dan mereka hidup bahagia selamanya.
.
.
.