Hari-hari berjalan seperti biasa. Dua puluh empat jam dalam sehari, jatah yang sama bagi setiap insan yang bernafas di dunia. Aku merentangkan tangan guna meregangkan otot-otot yang kaku, akibat seharian duduk manis di depan departemen pergombalan.
Mandi sudah, dandan cantik sudah, makan juga sudah, ngemil apalagi, sudah tak terhitung. Kini saatnya bobok cantik, baring-baring sambil main hape. Di layar ponselku, notifikasi bermunculan begitu sambungan wifi aku aktifkan.
Satu per satu grup chat di aplikasi Noveltoon mengumumkan libur dan penutupan sementara selama bulan suci Ramadhan. Dan satu persatu juga anggota grup mengucapkan selamat menjalankan ibadah, permohonan maaf dan doa untuk kebaikan semua.
Ada yang heboh karena adanya penutupan. "Nanti kalo aku kangen kotak oyen gimana??"
Ada juga yang menyambut dengan emot tergelak.
Aku tersenyum tipis, membaca satu per satu pengumuman itu. Lalu membalas setiap ucapan doa dan permohonan maaf. Jujur saja, aku tidak terlalu pusing. Itu sama sekali tak berpengaruh bagiku. Selama ini, aku memang jarang aktif di grup-grup tersebut. Kehidupanku lebih banyak dihabiskan di dunia nyata, di luar layar ponsel.
Grup-grup itu bagiku seperti lautan luas yang penuh dengan ombak informasi. Kadang tenang, kadang badai. Aku hanya sesekali mampir, seperti seorang pelaut yang singgah sebentar di pelabuhan untuk mengisi persediaan.
Biasanya, aku hanya membuka grup jika sedang benar-benar longgar, atau jika sedang istirahat bekerja. Menengok sebentar isi absen, lempar kotak, lalu comot kotak jika ada kotak bertebaran. (Ha ha ha ,, zuzur kan aku🤣🤣🤣) Setelah itu, aku kembali tenggelam dalam pekerjaan dunia nyata.
Aku yang seorang penulis novel, sebuah pekerjaan yang menuntut kesendirian dan konsentrasi tinggi. Waktu luangku, yang memang sedikit, lebih sering kuhabiskan untuk mengejar deadline, merangkai kata demi kata, membangun dunia khayalan di atas keyboard ponsel jadulku. Dunia maya, dengan segala hiruk pikuknya, hanya kujadikan persinggahan sementara jika aku sedang butuh merilekskan otak. Terkadang bercanda dengan sesama anggota grup juga berguna untuk melepas ketegangan.
Aku juga bukan orang yang lebih fokus pada perburuan poin. Bagiku poin just for fun. Bahkan beberapa akun yang biasanya aku gunakan untuk berburu poin sudah beberapa waktu ini aku istirahatkan, karena membuat konsentrasiku terganggu.
Duniaku yang lain lebih penting. Aku selalu membatasi diri dari interaksi berlebih. Aku tidak mau, karena terlalu asyik di geup chat, lalu membuatku terlena dan membuyarkan segalanya. Karena itu, Aku baru akan masuk grup chat setelah naskah untuk update esok hari beres.
Seorang pemilik grup chat bernama Muzu pernah mengatakan, sebelumnya dia juga selalu rajin up 2 bab sehari. Tapi kemudian banyak nya grup chat sempat membuatnya terlena. Bahkan seharusnya mungkin sekarang dia sudah ada di level gold. Tetapi semua tertunda karena keasyikan sesaat. "Sekarang aku jadi berpikir, lalu mengumpulkan poin banyak-banyak sebenarnya buat apa?" Itu yang pernah dia sesalkan.
Dan aku tak mau seperti itu.
Pernah seorang anggota grup chat yang dikenal dengan sebuatan pengawas Yosh membuat sebuah survei. Dan dari hasil survei yang aku isi, dia mengambil kesimpulan, "Emak ini tipe serius, makanya hasilnya tak main-main." Sungguh manis, bukan. (Aku tersandung 🤣🤣🤣)
Libur Ramadan ini, justru menjadi kesempatan bagiku untuk lebih fokus pada ibadah dan, tentu saja, menulis. Aku bisa menghabiskan waktu lebih banyak untuk beribadah, dan mengejar target tulisan. Tidak ada lagi notifikasi yang mengganggu konsentrasi, tidak ada lagi drama-drama kecil yang tidak perlu. Keheningan menjadi teman setiaku, membantu imajinasiku untuk mengalir deras. Karena aku suka sepi.
Mungkin, beberapa orang menganggapku antisosial karena jarang aktif di grup chat. Nongol cuma buat ngambil kotak saja. Tapi, bagiku, ini adalah cara terbaik untuk menjaga keseimbangan antara dunia maya dan dunia nyata, antara pekerjaan sebagai penulis dan pekerjaan dunia nyata. Aku memilih untuk fokus pada hal-hal yang lebih bermakna.
Selamat menjalankan ibadah puasa bagi Anda yang menjalankannya. Mohon maaf atas segala salah ucap. Semoga aku dan kamu sekalian dipertemukan kembali dalam keadaan yang lebih baik.
Aamiin, Aamiin, Aamiin, Yaa Robbal Alamin 🤲🤲🤲🙏🙏🙏