Apa yang harus Aku lakukan ketika Sahabatku membenciku hanya karena hal sepele? Haruskah penjelasan itu Ia abaikan? Setidak pentingkah suatu penjelasan itu? Hingga akhirnya suatu kesalah pahaman pun muncul di antara kami.
“Main yuk?”
Satu pesan masuk melalui ponselku. Aku terkejut. Sangat terkejut. Dia kayra. Sahabbatku. Aku benar benar tak percaya. Pasalnya setelah kita pisah sekolah, karena kita hendak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, Ia jarang mengabariku. Atau mungkin kita bisa sebut lost kontak.
Akhirnya aku menjawab dengan ekspresi yang sangat bahagia. “Yukk”. Seharian itu kuhabis kan sisa pulsaku hanya untuk membalas pesan darinya sampai kita menyepakati waktu dan tempat yang telah kita setujui untuk pergi main.
Singkat cerita. Akhirnya sampai hari dimana kita bertemu untuk yang pertama kalinya kembali. Aku segera menunjukan senyum bahagia. Begitupun dengannya. Ia langsung menghampiriku, memeluku yang masih berada di motor. “gimana, sehat?” tanyaku padanya. Ia tersenyum seolah masih tak menyangka kita bertemu. Ia tak menjawab pertanyaanku, hanya menganggukan kepalanya sebagai simbol bahwa ia menjawab Ya.
Di perjalanan kita saling bertukar cerita. Tertawa kembali. Aku pun masih tak percaya bahwa kita sekarang sedang bersama. Sampai titik pembicaraan kita
“Zerah?” tanyanya padaku.
Aku yang sedang berkonsentrasi membawa motor terpaksa harus mengalihkan wajahku ke spion motor agar dapat melihat wajahnya.
“Ya, ada apa?”
“Shahren sekarang lagi deket sama Markhan, emang bener?” tanyanya serius mengenai Shahren, temen sekelas kita sewaktu SMP, dan Markhan, mantan pacarnya.
“kurang tau Kayra. Emang kamu tau dari siapa?” aku balik bertanya.
“Aku lihat sendiri di pesan Markhan” jawabnya
Shahren. Dia walaupun bukan sahabatku, tapi dia sangat baik. Ketika Aku dan Kayra sedang ada masalah, Aku mencurahkan sedikit keluhku padanya. Dan Ia sangat menyambutku kapan pun. Bagaimana pun Shahren, dia tetap temanku. Teman yang selalu menolongku. Aku dilema sekarang. Bagaimana ini? Tanyaku dalam hati.
Aku akan beritahu Shahren agar tidak dekat dengan Markhan. Tapi sama saja aku melarangnya untuk dekat dengan siapapun. Begitu juga dengan Kayra. Jika aku tak memberitahu Shahren, pasti dia akan sakit hati. Tapi Kayra dan Markhan sudah tak ada hubungan lagi.
Setelah sampai di rumah, aku segera memberitahu Shahren. Bukan karena Markhan, tapi memberitahukannya agar tidak dekat dengan Fino. Karena jujur Aku menyukai Fino. Akhirnya Shahren menyurah kan semuanya lewat facebook dan Shahren membacanya. Satu kata yang di postingnya ‘Maaf’.
Lalu Aku mengomentarinya “Iya Shahren tak apa, semua bukan salahmu”. Tak kusangka, postingan Shahren dan komentarku membuat Kayra marah. Lalu Kayra juga memposting kata kata untuk menyindirku selama menjadi sahabatnya.
Tak selamanya sahabat yang dibangga banggakan menjadi yang terbaik. Selamat telah berhasih membuatku terluka dan telah berhasih membuat retakan di antara kita.
Aku yang membaca postingan tersebut langsung menangis sejadi jadinya. Ia salah paham. Apa yang harus kulakukan? Menyerah? Membiarkan persabatan ini rusak? Ini semua salahku. Seharusnya Aku tak memberitahu Shahren secepat itu. Kayra mengira Aku memberitahu Shahren mengenai Markhan. Tapi itu salah.
Segera Aku menghubungi Shah. Betapa baiknya dia. Dia mau menjelaskan semuanya pada Kayra. Langsung Aku berterimakasih padanya. Aku yang melarangnya agar tidak dekat dengan Fin, sekarang mau membantuku untuk merapikan masalah Aku dan sahabatku.
Waktu berlalu begitu cepat. Selama 2 bulan ini, Aku dan Kayra kembali hilang komunikasi. “kringgg”. Tiba tiba suara teleponku terdengar nyaring di kamar. Aku segera mengangkatnya.
“Hallo?” Aku berusaha mengetahui siapa yang menelponku. Karena di sana tak ada nama yang tercantum.
“Zer?” dia mulai berbicara. Aku kenal suara ini. Seperti suara… Kayra.
“Kayra?”
“Zerah, maafkan Aku. Aku salah faham. Aku menjauhimu, Aku menyindirmu lewat medsos, Aku mengganti nomor teleponku. Aku mainta maaf Zer..”
“Kay, selama ini Aku merasa tak ada yang salah darimu”
“Tidak Zer. Kau tak paham. Aku mengira kau memberitahu Shah tentang Markhan, tapi aku salah..”
“dan mulai sekarang coba untuk saling megerti”
Akhirnya, kami tak hilang komunikasi lagi. Hubungan Kayra dan Shah pun sekarang sudah seperti teman. Sama halnya seperti Aku dan Shah. Namun Aku dan Kayra, kami masih bersahabat.
Thankyouuu kerna membaca...