Yogyakarta, salah satu kota indah yang berada di Indonesia. Selain Bandung, Yogyakarta juga menjadi suatu kota yang memiliki banyak kenangan tersimpan yang memiliki ceritanya sendiri.
***
Pada pukul 09.00 bel sekolah berbunyi menandakan bahwa waktu istirahat telah tiba, kantin terasa sangat penuh dan terdapat 2 wanita yang asik menggosip
“Eh, Biru” ucap seseorang dengan nada excited, ingin memberi tahu Sabiru suatu informasi
“Hm? Kenapa?” jawab Sabiru sambil mengalihkan pandangan nya
“Itu tuh, Rakha” ucap seseorang sambil sedikit menunjuk ke arah Rakha, agar Sabiru mengetahui letak posisi pujaan hatinya berada
“Rakha? Ya terus kenapa?” jawab Sabiru tidak peduli
“Tumben? Rak-” tidak sempat melanjutkan perkataan nya, Sabiru langsung teriak saat sadar sedang membicarakan pujaan hati nya itu. Sabiru dengan cepat berdiri dan sedikit meninggikan suaranya
“HAH? RAKHA? DIMANA?” ucap Sabiru sambil berdiri memegang es teh yang sedang ia minum
“Mata nya di pake dong, itu Rakha” balas Asha pada Sabiru
Kazalea Anasha, lebih dikenal dengan panggilan Asha. Dia adalah siswi pindahan dari Jakarta, yang sekarang adalah teman dekat nya Sabiru.
Karena tidak mendapatkan sahutan dari Sabiru, Asha berbalik menghadap tempat yang diduduki Sabiru tadi. Saat berbalik, Asha terkejut melihat Sabiru sudah menghilang dari tempat duduknya itu.
“Lah? Biru? Sabiru!” Asha meninggikan sedikit suaranya sambil mencari Sabiru
“Sab-” Asha tidak melanjutkan teriakan nya, Asha terhenti saat melihat Sabiru sudah berada di tempat minuman. Dimana tempat nya tidak jauh dengan meja kantin yang ditempati oleh Rakha dan teman-teman nya itu
“Sabiru sialan” umpat Asha, tanpa pikir panjang Asha langsung menuju Sabiru dan menarik tangan Sabiru
“Eh eh-” Sabiru tampak terkejut saat Asha tiba-tiba menarik tangan nya, dengan cepat Sabiru menahan nya
“Eh Asha, hehe kenapa?” ucap Sabiru sambil cengengesan
“Kenapa kenapa, nanaonan lu disini?” balas Asha dengan nada yang terdengar sedikit marah
“Kamu kalo mau pake lu-gw ya udah pake itu aja, jangan di satuin coba. Aneh denger nya” sindir Sabiru terhadap Asha
“Banyak ngomong, ayo balik ke tempat duduk. Ngapain di sini?” balas Asha mengulang pertanyaan nya
“Ya ngantri minum…?” ucap Sabiru ragu
“Modus banget, minuman lu aja belum abis” jawab Asha sambil menonyor Sabiru
“Hehe”
“Ayo ah cepetan balik” dengan cepat Asha menarik tangan Sabiru dan berjalan menyeret nya
“Eh bentar du-”
Dug suara yang dihasilkan dari benturan kepala Sabiru yang mengenai bidang dada Rakha
“E-eh s-sorry ya..” ucap gagap Sabiru karena tidak tahan melihat ketampanan Rakha yang tepat berada di depan nya saat ini
“Lo gapapa, Sabiru?” tanya Rakha sambil menyamakan tinggi nya dengan Sabiru untuk memeriksa kepala Sabiru yang terbentur itu
“Gapapa! Gapapa gapapa, aku gapapa.” ucap Sabiru buru-buru sambil menahan rasa salah tingkah dalam dirinya
“Cepetan Biru” Asha menarik Sabiru dan membawanya
“Eh, dadah Rakha. Duluan ya” ucap Sabiru sambil diseret Asha
“Cepet duduk, nanti keburu bel. Abisin dulu minum lu, udah setahun ga abis abis” ucap Asha malas dan mendorong pelan Sabiru untuk duduk
“Sha…… Rakha, Sha… Rakha…” ucap Sabiru tidak bisa menahan senyuman nya
“Rakha.. ganteng.. banget” tambah Sabiru sambil membayangkan ketampanan Rakha yang berada tepat di depan dirinya tadi
“Enek gw denger Rakha mulu”
Ucapan Asha hanya mendapat balasan sinis dari Sabiru
“KRINGGG” bel pulang sudah berbunyi, menandakan waktu sekolah telah berakhir
“Ayo ambil tas” ajak Asha kepada Sabiru
“Tas aku ma ini” Sabiru menunjuk kursi di sebelah nya yang terdapat tas yang ia pakai
“Yeeuu, yaudah gw ambil tas dulu ya. Tunggu disini, jangan kemana-mana.” ucap Asha sebelum akhirnya ia meninggalkan Sabiru
Sabiru membuka ponselnya untuk menghilangkan rasa bosannya saat menunggu Asha yang sedang mengambil tas. Beberapa menit sudah berlalu dan Asha masih belum kembali
“Asha dimana sih? Lama banget” ucap Sabiru pada dirinya sambil sedikit kesal
“Sabiru” panggil seseorang sambil berjalan mendekati dirinya
Sabiru yang merasa dirinya terpanggil, sontak menoleh pada orang yang memanggil dirinya itu
“Iya?” jawab Asha terkejut saat melihat Rakha yang sedang berjalan menuju dirinya
“Kamu beneran gapapa, Sabiru?” tanya Rakha yang sudah berada di hadapan Sabiru
Rakha terlihat khawatir tentang Sabiru yang tadi menabrak dirinya, ia ingin memastikan bahwa Sabiru (HTS nya itu) baik-baik saja.
“Gapapa, beneran gapapa Rakha” jawab Sabiru menahan senyuman nya
“Kalau sakit bilang sama aku ya, Sayang?” balas Rakha sambil mengelus kepala Sabiru
“APA APAAN INI, WOI GUA GA SIAP.” begitulah teriakan hati Sabiru
“Iya Rakha” jawab Sabiru berusaha bersikap biasa saja
“Biru!” teriak Asha yang menggelegar membuat Sabiru dan Rakha melihat ke arah Asha
“Ayo cepetan” tambah Asha sambil berjalan menuju Sabiru
“Aku duluan eh, gu-gue duluan ya” ucap Sabiru sambil di tarik Asha
Tingkah Sabiru itu membuat Rakha memperlihatkan senyuman nya yang semanis teh manis diberi gula lima karung
“Kamu kemana aja sih, lama banget. Udah gitu munculnya di waktu yang ga tepat. Ganggu aja” sinis Sabiru terhadap Asha yang sedang berjalan di sampingnya
“Gw piket dulu kocak, lagian tadi chat lu juga udah gw bales. Lu nya aja sibuk bucin” jawab Asha sambil menatap Sabiru kesal
“Eh, emang iya? Yaudah maaf” balas Sabiru tersenyum
Melihat Sabiru yang tetap tersenyum, Asha tentu bingung dengan kelakuan Sabiru saat itu. Biasanya Sabiru langsung lesu jika seperti ini
“Tumben?” tanya Asha kepada Sabiru yang tampaknya sedang bahagia
“Hehe, aku dipanggil sayang sama Rakha” jelas Sabiru sambil bersemangat
Mendengar penjelasan Sabiru saat itu, Asha langsung memutarkan matanya karena merasa menyesal telah menanyakan apa yang terjadi pada Sabiru
“Biarin aja biarin, hts mah ujungnya pasti asing” sindir Asha
“Ah kamu mah” jawab Sabiru lesu mendengar ucapan Asha saat itu
“HTS kok sayang sayangan, itu hts apa rasa sayang terhadap sesama manusia” tambah Asha
Merasa dirinya diejek, Sabiru tentu kesal mendengar ejekan yang dilontarkan Asha pada dirinya yang menjalani hts dengan Rakha
“HTS tuh apa sih? Hubungan tanpa status apa hubungan tanpa es teler? Hubungan tanpa status emang boleh ya panggilannya sayang? Bukannya cuma buat yang punya STATUS aja ya?” ejek Asha lagi sebelum akhirnya ia terkena pukulan yang Sabiru berikan
“Bisa diem ga kamu?” tanya Sabiru yang sudah malas pada Asha
“Gak, soalnya kalo diem dieman mah orang yang HTS” ucap Asha membalas pertanyaan Sabiru
“Dih? Apaan banget ga nyambung” nyinyir Sabiru terhadap Asha
“Biarin, kaya yang status lu sama Rakha nyambung aja” ucap Asha yang belum beres mengejek Sabiru
“ASHAAA!!” teriak Sabiru sambil mengejar Asha yang sudah berlari
***
“Eh iya, yang kemarin gw ceritain. Lu tau? Makin sini si cewe nya malah makin menjadi-jadi buset” ucap Asha memberitahu Sabiru
Ucapan Asha saat itu tidak mendapatkan balasan dari Sabiru, karena merasa didiamkan oleh Sabiru, membuat Asha menoleh ke arahnya
“Sabiru?” tanya Asha meleburkan lamunan Sabiru
“Eh iya? Kenapa?” jawab Sabiru sambil menoleh ke arah Asha
“Lu denger gw cerita ga sih?” ucap Asha sedikit kesal
“Maaf ya, kenapa?” balas Sabiru sambil melihat Asha
“Ngelamunin apa sih lu?” tanya Asha sambil berdiri di depan Sabiru
“Rakha lagi?” tanya malas Asha
“Udah lah Biru, dia nya juga udah lupain lu dan punya cewek lain tapi bukan lo.”
“Sabiru, bukan lo orang nya. Kalau kata kak Kev gitu” tambah Asha berusaha menghibur Sabiru
“Udah ah, ayo. Ijazah lo udah di ambil kan?” ajak Asha pada Sabiru yang masih merenung
Sabiru mengangguk membalas pertanyaan Asha padanya
“Ayo balik, atau mau mampir dulu?” tanya Asha sambil menatap Sabiru
“Kamu duluan aja dulu, Sha. Aku mau keliling sekolah dulu.”
“Yaudah, gw tunggu di depan ya.” ucap Asha sambil berjalan meninggalkan Sabiru
Sabiru pergi menuju taman, tempat dimana Rakha dan sabiru saling mengungkapkan rasa yang mereka pendam sendiri, saat dimana sebelum mereka menjalin HTS. Sabiru menghela nafas ketika mengingat bahwa Rakha telah memiliki kekasih, dan kekasihnya itu bukan dirinya. Apa yang mau diharapkan dari HTS? Begitulah ucapan yang selalu terlintas dalam pikiran Sabiru
Pada awalnya, Sabiru memang sudah merasa bahwa akhir dari HTS yang dirinya dan Rakha jalani itu tidak akan benar, tapi ia tetap saja denial dengan perasaan nya itu.
Sabiru menghela nafas ketika merasa sudah cukup untuk mengingat beberapa kenangan yang telah ia dan Rakha lakukan. Ia terdiam sebentar sebelum akhirnya pergi dari taman itu dan menghampiri Asha yang masih menunggu dirinya.
***
Banyak kalimat terima kasih yang ingin aku ucapkan kepadamu, salah satunya terimakasih karena telah membuat masa SMA yang aku jalani terasa lebih menyenangkan.
Meski akhirnya kita tidak dapat bersatu, aku yakin tuhan memiliki rencana lain untuk kita.
Dalam lirik lagu sorai yang berbunyi “Mungkin akhirnya tak jadi satu, namun bersorai pernah bertemu” terasa benar adanya.
Salam sayang, Sabiru Kirana.
Yogyakarta, 07. 05. 2017
_____________________________________________________