Langit senja memudar, menyisakan warna lembayung yang sendu. Angin berembus pelan, membawa aroma tanah basah dan daun-daun kering yang berjatuhan. Di tengah hamparan kebun teh yang luas, berdiri sebuah rumah tua yang tampak usang dan tak berpenghuni. Rumah itu telah lama menjadi buah bibir masyarakat sekitar. Konon, di rumah itu bersemayam arwah penasaran yang mencari ketenangan.
Seorang pemuda bernama Arya, seorang mahasiswa pecinta sejarah, tertarik dengan kisah misteri rumah tua itu. Ia memutuskan untuk mengunjungi rumah tersebut, berharap dapat mengungkap kebenaran di balik cerita-cerita yang beredar. Dengan berbekal senter dan kamera, Arya berjalan menyusuri jalan setapak yang menuju ke arah rumah tua itu.
Semakin dekat ia melangkah, semakin terasa aura mistis yang menyelimuti rumah tersebut. Bulu kuduk Arya mulai meremang, tetapi rasa penasaran dan semangat petualangannya mengalahkan rasa takutnya. Ia terus melangkah hingga akhirnya sampai di depan gerbang rumah tua itu.
Gerbang berkarat itu terbuka dengan engsel yang berderit, seolah menyambut kedatangan Arya. Ia melangkah masuk ke dalam halaman rumah yang dipenuhi oleh rumput liar dan tanaman merambat yang menjalar di dinding-dinding rumah. Suasana sunyi dan mencekam semakin terasa, hanya suara angin yang berbisik di antara pepohonan tua yang menjulang tinggi.
Arya terus berjalan menuju pintu utama rumah itu. Pintu kayu yang lapuk itu terbuka dengan mudah, tanpa perlu didorong. Ia melangkah masuk ke dalam rumah yang gelap dan berdebu. Aroma pengap dan bau anyir darah menusuk hidungnya, membuat perutnya mual.
Di dalam rumah itu, Arya menemukan perabotan tua yang berantakan, lukisan-lukisan usang, dan foto-foto keluarga yang tergantung di dinding. Ia mencoba mencari petunjuk tentang siapa pemilik rumah ini dan apa yang terjadi di rumah tersebut. Namun, semakin lama ia mencari, semakin banyak misteri yang ia temukan.
Tiba-tiba, Arya mendengar suara langkah kaki dari lantai atas. Ia terkejut dan segera menyalakan senternya, mencoba mencari sumber suara itu. Namun, suara langkah kaki tersebut semakin lama semakin menjauh, seolah ada seseorang yang berlari menghindarinya.
Arya penasaran dan memutuskan untuk naik ke lantai atas. Ia berjalan dengan hati-hati, setiap langkahnya diiringi oleh suara derit lantai kayu yang lapuk. Sesampainya di lantai atas, ia menemukan sebuah kamar tidur yang tampak masih utuh. Di dalam kamar itu, terdapat sebuah ranjang tua, meja rias, dan lemari pakaian.
Di atas meja rias, Arya menemukan sebuah buku harian yang usang. Ia membuka buku itu dan mulai membacanya. Buku tersebut berisi catatan harian seorang wanita yang tinggal di rumah itu pada masa lalu. Wanita itu bernama Eliza, seorang gadis cantik yang hidup pada zaman kolonial Belanda.
Dalam buku harian itu, Eliza menceritakan tentang kehidupannya yang bahagia bersama keluarganya. Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Suaminya, seorang tentara Belanda, meninggal dalam sebuah pertempuran. Eliza sangat sedih dan mengalami depresi, hingga akhirnya ia jatuh sakit dan meninggal di rumah itu.
Setelah membaca buku harian itu, Arya mulai memahami mengapa rumah tersebut dianggap angker. Arwah Eliza tidak tenang karena kematiannya yang tragis. Ia masih terikat dengan rumah itu dan mencari ketenangan.
Arya memutuskan untuk mencari cara membantu arwah Eliza. Ia teringat sebuah ritual pemanggilan arwah yang pernah ia baca dalam sebuah buku kuno. Ia yakin bahwa dengan ritual itu, ia dapat berkomunikasi dengan arwah Eliza dan membantunya menemukan ketenangan.
Arya kembali ke lantai bawah dan mencari tempat yang cocok untuk melakukan ritual. Ia menemukan sebuah ruangan kosong di belakang rumah yang tampak ideal untuk ritual tersebut. Ia menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan, seperti lilin, dupa, dan kain putih.
Tepat tengah malam, Arya memulai ritual pemanggilan arwah. Ia membaca mantra-mantra kuno yang tertulis dalam buku itu. Suasana semakin mencekam, angin berembus semakin kencang, dan suara-suara aneh mulai terdengar.
Tiba-tiba, muncul sosok wanita berpakaian putih di hadapan Arya. Wanita itu adalah Eliza, arwah penasaran yang selama ini menghantui rumah tua tersebut. Arya tidak takut, ia justru merasa iba melihat arwah Eliza yang tampak sedih dan putus asa.
Arya berbicara dengan arwah Eliza, mencoba memahami apa yang diinginkannya. Arwah Eliza menceritakan penderitaannya selama hidup dan setelah kematiannya. Ia ingin agar keluarganya yang telah lama terpisah dapat bersatu kembali di alam sana.
Arya berjanji akan membantu arwah Eliza. Ia akan mencari informasi tentang keluarga Eliza dan menyampaikan pesan terakhir Eliza kepada mereka. Arwah Eliza sangat berterima kasih kepada Arya dan berjanji akan selalu menjaga rumah tua itu.
Setelah pertemuan itu, Arya merasa lega. Ia telah berhasil membantu arwah Eliza menemukan ketenangan. Ia juga telah memecahkan misteri rumah tua itu. Arya meninggalkan rumah tua tersebut dengan perasaan campur aduk. Ia sedih karena harus meninggalkan rumah itu, tetapi ia juga senang karena telah membantu arwah Eliza.
Sejak saat itu, rumah tua tersebut tidak lagi angker. Masyarakat sekitar tidak lagi takut untuk mendekati rumah itu. Rumah tua itu menjadi tempat wisata yang menarik bagi para pecinta sejarah dan misteri. Arya sering mengunjungi rumah tua itu, mengenang pertemuannya dengan arwah Eliza. Ia juga terus mencari informasi tentang keluarga Eliza, berharap dapat memenuhi janjinya kepada arwah Eliza.