Hari ini giliran mina yang kebersihan kelas, dan dibantu dengan teman-teman yang lainnya juga.
“mina, tolong bersihkan penghapus papan tulis itu” kata temannya sambil menunjukan telak penghapus papan tulis.
Mina lalu mengambil penghapusnya dan membersihkan penghapusnya, namun mina tidak melihat kalau ada orang di bawah dan abu itu mengenai kepala mereka semua.
“Hehk… siapa yang melakukan ini, hahgk!!” tanya laki-laki yang ada di bawah sambil membersihkan abu dari badannya, lalu dia melihat ke atas dan mendapatkan mina memegang penghapusnya “Tamat riwayatmu” ucapnya sambil memandang sinis ke arah mina dan mengajak temannya untuk menghampiri mina.
“Bagaimana ini? Sara?” tanya Ina panik “Aku harus kabur!”
Mina mengambil tasnya lalu kabur lewat pintu belakang yang mengarah ke taman. Dia lolos keluar dari sekolah, namun dia masih dikejar-kejar.
“Heh! Tunggu”
“Jangan lari kamu!”
“Aku harus menghajarmu”
Mina benar-benar ketakutan sekarang, dia tak tahu mau lari kemana lagi. Lalu dia melihat semak-semak dan dia berlari kencang, namun saat berlari ternyata ada orang yang sedang tidur disitu dan tak sengaja mina menginjak tanganya lalu terjatuh.
“Ahhgk! Sakit” dia merintih kesakitan.
“Maaf maaf! Aku tidak sengaja, aku fikir tidak ada orang” ucap mina panik. “Tolong! Tolong bantu aku. Aku akan melakukan apa saja padamu, asalkan kamu mau menolongku”
“Apa saja?” ulanginya
“Yah, apa saja. Tapi tolong aku, ada yang mengejarku. Jadi, jadi tolong aku” pinta mina dengan melipat tangannya dan memasang wajah kasihan.
“Baiklah!”
Mereka yang mengejar mina akhirnya ketemu juga, dan melihat ada seorang di sampingnya. Seketika mereka tak tahu harus berbuat apa. Mereka merasa kesal melihat cowok yang ada di samping mina.
“Hahgk! Itu kan gehan. Sial!”
“Kita tidak bisa melawannya, dia sangat kuat” bisik teman yang satunya.
“Iya, lebih baik kita pergi saja”
“Berikan cewek itu pada kami” ucap teman yang satunya lagi “Kami punya urusan dengannya”
“Sekarang dia adalah mainanku, jadi kalian semua jangan ada yang menyentuhnya. Karena kalau kalian menyentuh sehelai rambut saja, maka berhadapan denganku. Mengerti!” ucap gehan dengan pandangan dingin namun mematikan.
Mereka tadi pun pergi, sedangkan mina masih binggung dengan kalimat cowok yang ada di depannya sekarang [mainan?].
“Sekarang mereka sudah pergi”
“Itu, apa maksudmu dengan kata bahwa aku adalah mainanmu” tanya mina curiga, sepertinya mina merasakan arwah lain di sekitarnya.
“Kamu tidak mengerti? KAMU ADALAH MAINANKU!!!”
Mina mematung seperti es, kata-katanya tadi membuat dia berfikir keluar dari lubang buaya masuk ke kandang singa.
Besok pagi dan hampir seminggu mina selalu jalan dengan gehan, ini membuat teman-temannya bertanya pada mina.
“ina. Kamu ada hubungan apa dengan kak gehan ? Apa kalian pacaran? Kamu tak tahu siapa dia?”
“Dia adalah cowok tertampan di sekolah ini, buktinya ada anak kelas satu IPS yang hanya dipandang kak gehan langsung pingsan dan dia juga jago berkelahi. Jawab temannya dengan hati berbunga-bunga, membayangkan dia sedang dinner dengan kakak kelas 11 itu.
Teman yang bertanya tadi memukul kepalanya “Bukan itu maksudku!”
“Dia disebut Devil” jawab teman yang satunya lagi dan yang lain menganguk setuju
“Apa? Devil?”tanya ulang mina
“Ya, dia itu iblis dan sangat berbahaya. Ina! Kamu jangan dekat-dekat dengannya”
Mina ingat dengan kata-kata gehan [bahwa aku adalah mainannya, tapi sampai sekarang dia tidak melakukan hal-hal yang buruk padaku].
"Iya apa lagi katanya orang tuanya juga donatur di sekolah ini"ucap teman yang lainnya.
Hari ini mina tugas kebersihan tiap sabtu. Butuh waktu lama untuk membersihkan semuanya sendirian. Akhirnya mina selesai membersihkan semuanya, lalu dia keluar dari gedung sekolah dan melihat gehan ada disana. Ternyata gehan menunggunya.
“Apa sudah selesai?” tanya dinginnya
“Kamu menungguku, sejak kapan?”
“Itu tidak penting. Ayo pergi”ucapnya,
Mina merasa heran dengan manusia ini
Gehan mengantar mina pulang ke rumahnya, dan sepanjang perjalanan gehan hanya diam saja, mina pun tak tahu harus bicara apa.
“Apa kamu lapar?” tanya gehan saat mereka melewati kedai mie ramen.
“Ahgk! Tidak!” balasnya dengan tersenyum penuh arti.
“Oohg!”
Gerrg Gerrg, mereka diam sejenak, dan itu adalah suara perut mina, yang tidak setuju dengan kata-kata mina. Mina langsung memalingkan wajahnya [perut sialan!]. Mina memberanikan diri melihat gehan, yang mulai dari tadi menunggu reaksi mina dengan pandangan yang datar.
“Hehehehe, sepertinya aku lapar” ucap mina lalu menundukkan kepalanya.
Gehan yang ingin tertawa bahak, namun ditahannya. Yang keluar hanya senyuman kecil.
“Ya sudah. Ayo makan” ucap gehan
“Baiklah! Apa aku bisa makan yang banyak?” tanya mina dengan semangat, tapi melihat pandangan gehan yang tanpa ekspresi dia kembali tertunduk “Maaf!”
Untuk kedua kalinya gehan menahan tawanya dan memandang mina yang masih tertunduk. Lalu dia menggapai tangan mina dan membawanya ke kedai ramen.
“Makanlah sampai kamu benar-benar merasa kenyang”
“Benarkah?”
“Eemm” gehan tersenyum.
Mina tertegun sejenak saat melihat gehan tersenyum padanya [ternyata senyumnya manis juga].
Pelayan datang memberikan pesanan mereka, dan mina berhasil menghabiskan ramen 3 mangkuk. Gehan hanya diam saja melihat mina makan begitu lahap."habisnya laper banget,dari sekolah belom makan siang"ucap batin mina
“Kamu suka mie ramen?” gehan
“Ini makanan kesukaanku” jawab mina dengan mulut yang masih penuh dengan ramen.
“Begitu ya” ucap gehan
Selesai makan, mereka melanjutkan perjalanan menuju rumah mina.
“Itu, terima kasih atas mienya” ucap mina
“Sama-sama” gehan
“Hag! Rumahku sudah sampai” mereka berjalan kearah rumah mina “kak gehan! Bagaimana caraku untuk membalas kebaikanmu?” tanya mina.
“Bagaimananya?” gehan balik nanya.
Lalu gehan menyuruh mina mendekatkan telinganya, mina pun menurut, berharap ada sesuatu yang ingin dikatakan gehan, ternyata tidak. Dia malah mencium bibir mina. Mina terkejut dan mematung, "apa aku di cium,kenapa aku di cium kau tau itu adalah ciuman pertamaku"batin mina.
“Sepertinya begitu” ucap gehan, lalu melangkah pergi.
“Tunggu! Itu, kamu. Arah rumahmu dimana?”
“Di sana” ucapnya lalu kembali berjalan.
“Itu kan berlawanan arah kesini, kenapa dia mau mengantarku sejauh ini?”
Pagi-pagi di sekolah mina sedang berbicara dengan teman-teman lainnya.
“Ina. Rambutmu lembut sekali, pasti kamu sangat merawat rambut kamu” ucap laki-laki yang ada di sampingnya sambil memegang rambutnya.
“Jangan berlebihan. Itu hanya biasa saja” mina merasa risih dipegang-pegang oleh temannya itu.
Tiba-tiba saja, seperti petir datang di siang bolong, gehan datang dan memotong rambut yang dipegang temannya itu, semua teman yang ada di kelas itu merasa ngeri melihat gehan, sedangkan mina pingsan karena rambutnya dipotong.
ADVERTISEMENT
Di ruang UKS minw nangis-nangis karena rambutnya pendek sebelah.
“Siapa dia! Seenaknya memotong rambutku, dasar! Dia benar-benar iblis!”
“Maaf!” tiba-tiba gehan sudah muncul di balik tirai “Maaf! Tapi aku tak suka kamu dipegang-pegang orang lain, termasuk rambut kamu dan lagi, aku lebih suka melihatmu dengan rambut pendek”ucapnya
Di sekolah mina merasa tidak nyaman, apalagi rambutnya sudah dipotong pendek. Walau sebenarnya dia melakukan untuk gehan.
“kak gehan!” panggilnya saat mereka bertemu di tangga sekolah. Mina ingin menunggu reaksi gehan, apakah dia senang dengan rambutnya yang sekarang.
Gehan terkejut melihat mina sudah rambut pendek, mina jadi salah tingkah malu.
“Ini aku lakukan bukan karena kamu yang minta, tapi aku malu kalau ke sekolah dengan rambut yang pendek sebelah”
“Oohhg! Maaf” gehan pergi meninggalkan mina, sedangkan mina kecewa karena tidak ada reaksi apa-apa dari gehan.
"Dasar kampret,udah aku cape-cape kesalon akibat ulahnya,eh dia cuma gitu doang"batin mina,dia pun pergi masuk kelas.
Di kelas, ada cewek yang membawa berita tak enak didengar apalagi untuk mina.
“Teman-teman, kalian tahu. Aku tadi melihat kak gehan si iblis itu dengan cewek di taman” ucap temanya dengan semangat “Aku merasa kalau si kak gehan itu sudah dapat mangsa yang baru” sambil melihat ke arah mina.
“mina, apakah kau sudah putus dengan kak gehan?” tanya temannya spontan, merasa kasihan dengan mina.
“Emangnya siapa yang pacaran?” mencoba menyembunyikan rasa kecewanya.
“Apa kamu baik-baik saja? Kamu tidak disakiti oleh dia kan?”
“Tidak. Aku tidak apa-apa”
“Benarkan. Dia berbahaya. Kamu pasti sudah dipermainkan olehnya, lalu dia bosan denganmu dan kamu dibuang olehnya, benar tidak?”
“Kamu jangan ngomong seenaknya, lagian siapa yang dipermainkan siapa?” mina marah pada teman-temanya.
Kata-kata dipermainkan membuat hati mina merasa sakit, [apa benar kalau dia hanya mempermainkanku]
"Benar-benar tuh iblis,dia seenaknya aja ngambil hati orang"batin mina.
Mina lalu memcari gehan, dan ketemu di taman.
“kak gehan!” panggil mina, gehan bangun dan melihat mina sudah menangis “Apa, apa benar aku cuma mainanmu saja?”
Gehan hanya diam melihat tangisan mina dengan pandangan yang datar.
“kak gehan! Jawab aku, apa benar aku cuma mainanmu saja?”
“Dari awal aku sudah bilang, bahwa kamu adalah mainanku saja, kenapa kamu bertanya lagi?”
“Kamu jahat gehan, aku tak mau jadi mainanmu lagi. Kalau kamu ingin main-main cari saja cewek lain,gila kamu kak gehan” ucap mina lalu pergi meninggalkan gehan.
Hati mina merasa ditusuk-tusuk jarum, selama ini mina berfikir kalau gehan merasakan hal yang sama dengan mina, mina fikir gehan menyukai dia, ternyata dia salah, mina hanya dianggap sebagai mainan saja.
“mina!”
“ucan, ada apa?”
“Kamu, jangan lagi dekat-dekat dengan kakak kelas itu. Dia orang yang sangat berbahaya. Sudah banyak cewek yang dibuatnya nangis. Kamu tahu kalau aku selama ini memperhatikanmu dari jauh.”
“ucan. Apa yang kamu katakan? Aku tidak mengerti”
“ina. Selama ini aku menyukaimu”
“Apa!!”
“Iya, selama ini aku menyukaimu. Tapi karena aku melihatmu bersama kakak kelas itu, aku jadi tidak berani mengatakannya. Mina kamu mau pacaran denganku?”
Mina berfikir sejenak, mengingat gehan yang sudah menyakiti hatinya, mina mengambil keputusan bahwa dia mau pacaran dengan ucan.
“Baiklah!”
“Benarkah? Ahhgk! Senangnya hati ini. Kalau gitu pulang sekolah ayo kita jalan-jalan”
“Kemana?”
“Ke tempat yang indah, ya sudah. Sampai ketemu lagi”
Ucan sudah menunggu mina di depan sekolah, mina menghampirinya, berharap gehan ada disana, tapi dia tidak terlihat.
“Ayo mina” ajak ucan
“Kita kemana?”
“Lihat saja nanti, pasti kamu terkejut”
Ucan membawa mina ke tempat yang sepi, perasaan mina sudah tidak enak. Saat mina berjalan lebih cepat dari pada ucan, dia melihat ke belakang sudah tidak ada ucan, melainkan laki-laki yang mengejar mina.
“Kalian! Mau apa kalian? Mana ucan?
“Dia sudah mendapatkan bayarannya, karena sudah berhasil membawamu kesini”
Jadi, si ucan hanya pura-pura. Dia mulai ketakutan.
"Dasar ucan siakan"batin mina
“Kami sangat menunggu kesempatan ini, kesempatan dimana penjagamu itu tidak ada bersamamu”
“Penjaga? Siapa penjagaku?”
“Hahahah, jadi kamu tidak tahu kalau selama ini kamu aman karena dia selalu ada di dekatmu. Kami jadi tidak bisa menghajarmu. Tapi sekarang dia tidak ada, jadi bersiap-siaplah”
Mereka mengepung mina, sedangkan mina nangis, karena dia baru sadar bahwa selama ini dia dijaga oleh gehan, dia selalu aman dari mereka karena dia dijaga oleh gehan. Terbayang kembali saat-saat kak gehan menunggunya di sekolah, gehan yang selalu mengantarnya pulang sampai rumah [maafkan aku kak gehan] mina tertunduk.
Tiba-tiba terdengar suara kesakitan, dan terjadi perkelahian. Mina mengangat kepalanya dan melihat gehan sudah berkelahi. Mereka yang ada disitu merasa takut dan kalah.
“Sudah kubilang dia adalah mainanku, kenapa kalian berani menyentuhnya?”
“Maaf, maafkan kami”
“Ayo kabur!” semua laki-laki itu lari.
Gehan berjalan ke arah mina dan membatu mina berdiri.
“Apa kamu tidak apa-apa?” tanya gehan dan mina hanya mengangguk.
“Kenapa kamu bisa ada disini?”
“Kebetulan saja aku lewat”
Gehan membawa mina ke taman, tempat dimana dia dan mina bertemu.
“Kenapa kamu menolongku?”
“Karena kamu adalah malaikatku. Jadi tidak boleh ada yang membuat malaikatku sakit atau pun menangis”gehan
“Apa? Malaikat! Kamu bercanda, dari mana kamu lihat bahwa aku ini malaikatmu?”ucap mina
“Kamu ingat, saat kamu meminta tolong padaku sambil melipat tangan? Aku melihatmu seperti seorang malaikat yang sedang berdoa” ucap gehan
“Dan aku melihatmu seperti seorang iblis yang siap memakanku” jawab mina
“Benarkah? Jadi kalau aku memakanmu sekarang, apa kamu akan melawanku?”
Mina mencerna kata-kata gehan, "memakan? Apa maksudnya"batin mina.
“Apa maksud…” kata-kata mina dihentikan gehan dengan ciuman yang diberikan gehan. Dan sekarang gehan menciumnya lebih lama.
“Kamu akan terus menjadi mainan dan malaikatku. Apa kau mengerti?”ucap gehan
Mina seperti terhipnotis oleh ciuman gehan, dan Ino hanya mengangguk sebagai tanda setuju. Dan mereka tersenyum dengan hati yang bahagia
The End…