prolog..
Setelah perjalanan yang panjang, mereka tiba di rumah sakit yang dirumorkan itu.Rumah sakit itu berdiri angkuh nya ditengah hutan rimbun, hutan yang seolah menatap tajam sejak kedatangan mereka.
terlihat jelas dari jendela jendela yang telah rapuh mengalirnya darah yang telah lama menghitam,tepat di depan pintunya terlihat samar jejak tangan yang begitu banyak seolah meminta bebaskan Dari penderitaan tanpa akhir.terasa samar bau anyir terbawa udara yang lembab.
"Vittoria" tertulis jelas di atas pintu rumah sakit itu yang dilapisi lumut lumut hitam dan menjijikan
"Serem banget sih, kenapa harus kesini sih?" ucap Dira cemas, wajah cantiknya mulai pucat, tubuhnya gemetar saat ia memeluk Arin dengan tangan yang terasa sedingin es.
"Rin, gue udah ga yakin, yok pulang aja," ujar Adil, suaranya bergetar, hatinya penuh keraguan. Keringat dingin mulai menetes di wajahnya, namun langkahnya tetap ragu menuju pintu yang gelap
"Masuk aja yok, mau gimana lagi dari pada kita ga lulus.dan ini juga pilihan terakhir "ucap Azril menyakinkan teman temannya,ia melangkah maju dengan pelan meninggalkan mereka, walau kakinya juga bergetar.jauh juga dilubuk hatinya ia juga ragu,apalagi setelah kejadian menimpa mereka untuk bisa sampai kesini.
"ya sih lebay banget, "ucap Arin ketus melangkah maju meninggalkan mereka,tapi senyuman tipis dan licik ia tujukan saat melihat rumah sakitnya dengan seksama seolah ada kesenangan saja yang menghampirinya.