Di sebuah sekolah dasar yang terletak di pinggiran kota, ada seorang guru bernama Ibu Ratna. Ia dikenal sebagai sosok yang ceria dan penuh semangat.
Setiap pagi, Ibu Ratna selalu menyapa murid-muridnya dengan senyuman lebar dan sapaan hangat.
Namun, di balik senyumnya, Ibu Ratna menyimpan keprihatinan yang mendalam. Ia menyadari bahwa di kelasnya, ada beberapa anak yang sering menjadi korban bullying.
Salah satu anak yang sering menjadi sasaran adalah Sadam, seorang anak pendiam yang selalu duduk di sudut kelas. Sadam sering diejek oleh teman-temannya karena penampilannya yang berbeda.
Ibu Ratna melihat bagaimana Sadam berusaha untuk tetap tersenyum meskipun hatinya terluka. Ia tahu bahwa sebagai guru, ia memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua muridnya.
Suatu hari, Ibu Ratna memutuskan untuk mengadakan sebuah kegiatan yang berbeda. Ia mengundang semua muridnya untuk berkumpul di lapangan sekolah.
Dengan semangat, ia menjelaskan bahwa mereka akan melakukan sebuah permainan yang disebut "Persahabatan". Dalam permainan ini, setiap anak diminta untuk menyebutkan satu hal baik tentang teman di sebelahnya.
Awalnya, beberapa anak merasa ragu. Namun, Ibu Ratna dengan sabar memimpin permainan tersebut. Ketika giliran Sadam tiba, ia terlihat gugup.
Namun, dengan dorongan dari Ibu Ratna dan teman-temannya, Sadam akhirnya berkata, "Aku suka cara kamu menggambar, Maya. Gambarmu selalu cerah dan penuh warna."
Semua anak terdiam sejenak, lalu bertepuk tangan. Sadam tersenyum lebar, dan Ibu Ratna merasa bangga.
Setelah permainan selesai, Ibu Ratna mengajak semua murid untuk berbicara tentang perasaan mereka. Ia menjelaskan bahwa setiap orang memiliki keunikan dan bahwa tidak ada yang berhak untuk merendahkan orang lain.
Ibu Ratna juga menceritakan pengalamannya saat kecil, bagaimana ia pernah menjadi korban bullying, dan bagaimana ia berhasil bangkit berkat dukungan teman-temannya.
Dari hari itu, suasana di kelas mulai berubah. Anak-anak mulai saling menghargai dan mendukung satu sama lain. Sadam merasa lebih percaya diri dan mulai berinteraksi dengan teman-temannya.
Ibu Ratna terus memantau perkembangan di kelasnya, memberikan perhatian ekstra kepada Sadam dan anak-anak lainnya yang membutuhkan dukungan.
Beberapa minggu kemudian, Ibu Riana mengadakan acara "Hari Persahabatan". Semua murid diminta untuk membawa makanan favorit mereka dan berbagi dengan teman-teman.
Dalam acara tersebut, Sadam membawa kue cokelat yang ia buat bersama ibunya. Ketika ia membagikan kue tersebut, teman-temannya mulai mengagumi keterampilan Sadam dalam memasak.
Ibu Ratna melihat bagaimana Sadam kini dikelilingi oleh teman-temannya. Ia merasa bahagia melihat perubahan positif di kelasnya.
Dengan penuh rasa syukur, Ibu Ratna menyadari bahwa dengan sedikit perhatian dan kasih sayang, ia bisa membantu anak-anaknya untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
Cerita ini menunjukkan bahwa bullying dapat diatasi dengan menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung.
Ibu Ratna bukan hanya seorang guru, tetapi juga seorang pahlawan yang mengajarkan nilai-nilai persahabatan dan saling menghargai kepada murid-muridnya.