Dika adalah seorang pemuda yang sejak kecil hidup dalam kesepian. Orang tuanya jarang berada di rumah, sibuk dengan pekerjaan, sementara kakaknya menyimpan kebencian mendalam yang tak pernah ia pahami. Meski begitu, Dika tumbuh menjadi seseorang yang selalu mendahulukan kepentingan orang lain di atas dirinya sendiri. Ia percaya pada pepatah, "Kebaikan akan dibalas dengan kebaikan," sehingga selalu berusaha memahami orang lain dari sudut pandang mereka.
Namun, kenyataan berkata lain. Orang-orang yang ia bantu justru sering berbalik menyakitinya. Di sekolah, Dika menjadi sasaran bully yang tak berkesudahan—bukan secara fisik, tetapi secara mental, yang perlahan mengikis kepercayaan dirinya. Ironisnya, mereka yang melukainya adalah orang-orang yang pernah ia tolong. Di tengah kepahitan ini, Dika mulai mempertanyakan: apakah kebaikan benar-benar memiliki tempat di dunia yang kejam ini?
Pelan-pelan, Dika mulai kehilangan semangat hidup. Malam-malamnya dihabiskan dengan pertanyaan yang terus mengusik pikirannya: "Kenapa aku ada di sini? Kenapa aku harus terlahir? Jika saja aku menjadi seperti sahabatku yang memiliki hidup sempurna, mungkin aku takkan merasakan penderitaan ini."
Dalam perjalanan menghadapi luka-luka batinnya, Dika berusaha mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, sekaligus menemukan secercah cahaya untuk kembali berdiri, atau mungkin... memilih menyerah.
Penasaran kelanjutan kisahnya yuk suport author biar semangat lagi.