Dari dalam kamar pembantu terdengar tawa canda seo yun bersama bibi eun-ji.,
"Seo yun.!! Seo yun..!!" Yu huwa memanggil dari luar kamar, suasan dalam kamar pun hening, sejenak mereka diam, dan Bibi eun-ji membuka pintu,
"Mana seo yun.?, seo yun tertunduk berjalan pelan dan berdiri di belakang bibi eun-ji,
"Sini kamu capat.!" Yu huwa menarik tangan nya mambawa ke kamar seo yun dan mendorong nya kedalam kamar,
"Lihiat.!! Kenapa belum juga kau rapi kan kamar mu itu, dasar pemalas tak berguna.!"
Sementara dari dalam kamar bibi eun-ji mendengar jerit tangis pilu seo yun, Bibi eun-ji terisak sedih dgn tangis nya sedangkan ia tidak bisa berbuat apa apa,
" Ke esokan hari nya bibi eun-ji bergegas ke kemar seo yun membangunkan seo yun dan menyiapkan bekal seo yun untuk sekola,
"Seo yun.!!" Terbelalak mata bibi eun-ji melihat tubuh seo yun yang penuh memar lebam,
"Apa nyonya yu huwa melakukannya lagi pada mu.?"
tanya bibi eun-ji menatap seo yun yg nampak pucat dan lemas,
"Kalau begitu istirahat lah jangan sekolah dulu"
"Seo yun.! Kau masih belum juga pergi sekolah.?"
"Nyoya., seo yun sedang sakit, dia tidak bisa pergi sekolah"
"Hey, kau itu siap, aku di sini ibu nya, kau tidak berhak mengatur ku,"
Yu huwa menarik seo yun membawa nya kedalam mobil,
Bibi eun-ji mengikuti dari belakang sampai depan rumah,
"Cepat antar seo yun ke sekolah nya" sambil menutup pintu mobil yu huwa meminta pada supir pribadi nya,
Dengan ekspresi cemas nya bibi eu-ji hanya bisa memperhatikan nya dari depan pintu,
"Aku peringat kan kamu, jangan pernah menceritakan apa pun yang kau tau pada kim suami ku" tegas nya
yu huwa mengancam eun-ji,
Beberapa jam kemudian kepala sekolah seo yun menghubungi telpon rumah, bibi eun-ji menerima kabar bahwa seo yun telah di larih kan ke rumah Sakit,
"Nyonya., gawat nyonya., seo yun pingsan di sekolah dan sekarang berada di rumah sakit"
"Kau ini berisik sekali, aku ini tidak tuli tidak perlu kau terik teriak seperti itu"
"Tapi nyonya seo yun.,"
"Pergi saja sana.!! kau temui seo yun jangan ganggu ketenangan ku"
Eun-ji pun bergegas menuju Rumah sakit,
"Tuan.," saat uen-ji menedapati Kim sudah ada di ruang rawat rumah sakit,
"Kenapa kau Biarkan seo yun pergi sekolah.?"
"Nyonya yu-huwa yg menyuruh nya tuan"
"Eun-ji., sudah lah, saya Tau kau cemburu, tapi jangan kau jadikan seo yun alasan untuk memfitnah istri ku,
Hanya karna rasa Cemburu mu itu"
Eun-ji sejenak terdiam, dgn air mata yg masih membasahi pipi nya,
"Yah saya memang cemburu., tapi saya tidak berbohong, apalagi memfitnah,
Kalau tuan tidak percaya lihat lah punggung seo yun"
Kim terkejut setelah melihat lebam biru dan bekas luka di sekujur tubuh seo yun,
Kim merasa kesibukan nya Telah membuat putri nya ke hilangan sosok ayah,
Eun-ji., dengan emosi nya seakan lupa ancaman yu-huwa terdahap nya,
"Kenapa Seo yun samapai begini.?"
"Nyonya yu huwa yg melakukan nya" ujar eun-ji dgn emosional nya, membuat kim terdiam, nampak tidak percaya dan bingung,
"Tetap lah di sini dan jaga seo yun" Ucap Kim yg hendak beranjak meninggalkan ruang rawat Rumah sakit,
"Tuan.!" Cegah eun-ji sebelum kim membuka pintu untuk keluar,
"Jika tuan takut kehilangan pekerjaan dan kekayaan nyonya yu huwa, anggap saja tuan tidak pernah tau tentang itu"
Kim sejenak diam dan pergi tanpa kata,
"Bibi eun-ji., di mana aku" tanya seo yun yg sudah sadar,
"Kamu sudah bangun.!?"
"tubuh ku sakit sekali bi., aku takut bi., takut ibu memarahi ku lagi,
"Seo yun., sekarang ceritakan apa yg nyonya lakukan semalam.?"
"Aku di pukul dengan sebatang sapu,
Lalu aku menangis, ibu meminta ku untuk tidak menangis, sementara tubuh ku terus di pukuli"
"Sekarang kamu ikut bibi mencari rumah sakit yg lebih bagus yah, agar kamu cepat sembuh, nanti kamu tinggal di rumah bibi saja"
"Lalu bagaimana dgn ibu dan papa, aku takut ibu memarahi ku lagi bi"
"Tidak apa apa, sewaktu kamu tertidur nyonya dan tuan sudah datang ke sini, dan membolehkan Kamu tinggal bersama bibi"
"Jika memang Yu huwa penyebab luka pada tubuh Seo yun, apa yg harus aku lakukan, jika aku ceraikan yu huwa tentu aku kehilangan Posisi ku di perusahaan"
Gumam kim dalam hati nya sambil menyetir mobil menuju rumah,
"Kita pergi kemana bi" ujar seo yun di dalam kereta perjalanan menuju gwanju kampung halaman Eun-ji,
Di rumah sakit, yu huwa yg mendapati seo yun tidak ada di ruang rawat nya,
Ia segera menghubungi ponsel uen-ji,
Yg sengaja tidak eun-ji aktifkan,
"Hallo kim apa seo yun bersama mu.?"
"Seo yun bersama eun-ji di rumah sakit" jawab kim,
"Jangan bercanda, aku sedang di rumah sakit dan tidak ada siapa siapa di sini"
Kim bergegas memutar balik arah mobil kembali ke rumah sakit.,
Saat kim dalam perjalanan kembali ke rumah sakit, yu huwa justru pulang kembali ke rumah untuk memastikan apa kah uen-ji membawa pulang seo yun atau memang membawa kabur seo yun pergi,
Seesat kemudian kim sampai di rumah sakit,
"Hallo kim., aku di rumah dan tidak ada siapa siapa di sini, aku yakin anak mu itu telah di culik oleh eun-ji" ucap yu huwa di panggilan telpon nya"
Kim Hanya diam tanpa menjawab sepatah kata pun.,
"Hallo.. kim., hallo apa kau masih di sana.,"
Panggilan telpon pun terputus,
"Apa mungkin benar Apa yg uen-ji katakan,bawa yu huwa Yg selama ini menyakiti seo yun, dan karna tidak ingin seo yun anak kandung nya di sakiti terus lalu ia membawa nya Kabur!?" Gumam kim dalam Hati,
Malam hari nya, Kim melamun di ruang tamu,
"Apa kau masih memikirkan seo yun?" Tanya yu huwa,
"Mama.." teriakan Ha joon (Anak kandung yu huwa) memanggil,
"Sudah lah lebih baik kau tidurkan dulu Ha joon biarkan Aku sendiri" Ujar Kim yang nampak depresi kehilangan seo yun.,
"Seperti nya Kim sudah tau tentang bekas luka di tubuh seo yun, silahkan jika kau ingin ceraikan Aku dan memilih hidup miskin bersama seo yun" Gumam yu huwa dalam hati sebelum bergegas kembali ke kamar,
Beberapa saat setelah yu huwa masuk kamar, kim mendapatkan pesan di ponsel nya dari Eun-ji " jika kau ingin menemui seo yun datang lah ke Guangzhou, tempat tinggal ku dulu dan jangan pernah kau beritaukan nyonya keberadaan ku dan seo yun,