Sebetulnya aku ingin menceraikan istriku, tetapi masih terkendala soal anakku masih membutuhkan asi, godaanya besar untuk anak perempuanku, dikit-dikit nangis minta asi, hampir jatuh juga nangis minta asi, jujur anakku masih belum bisa lepas dari asi.
Sebetulnya aku ingin memberimu 2 pertanyaan, namun kamu mau apa tidak, jujur bicara sama aku saja kamu menghindar, jika kamu malu apa aku juga tidak malu, mengatakan cinta padamu sedangkan kamu tidak memberi jawaban yang pasti.
Dalam kondisiku sekarang ini aku bisa saja dengan mudah menceraikan istriku.
Tinggal kamu saja mau tidak hidup berdua bersamaku sampai mati, sedangkan 2 pilihan yang akan aku berikan kepadamu jadilah istri ke duaku atau kita pacaran dulu, jika anakku sudah berhenti minum asi akan aku ceraikan istriku dan kamu menjadi ibu untuk anakku.
Jika kita pacaran tunggulah statusku duda, karena aku berusaha untuk melepas anakku dari asi. Atau bisa juga kita bahas masalah ini berdua hanya 4 mata, jika kamu bisa membuat anakku putus dari asi itu jauh lebih cepat.
Sedangkan aku juga belum tahu jawaban darimu tentang perasaanku yang kemarin, jujur aku tidak akan mengatakan cinta lagi kepadamu, sebab aku akan menunggu jawaban darimu secara langsung. Aku ingin menyempurnakan dirimu sebagai wanita dan jadilah cucu kakekku.
Sekian banyak wanita yang mengenalku, hanya kamulah dambatan hatiku, jodoh yang di takdirkan hanya untukku, tetapi aku tetap harus sabar menunggu jawaban darimu tentang perasaanku.