Di tengah hutan yang rimbun, di mana cahaya rembulan menembus dedaunan, terdapat sebuah desa kecil bernama Sarayu yang memiliki arti angin yang menggambarkan kesegaran. Di desa ini, hidup seorang gadis nan ayu bernama Kirana, yang memiliki kecantikan bak dewi dari negeri kayangan. Setiap malam, saat germelap bintang-bintang berkelip di langit, Kirana sering berjalan sendirian di tepi sungai, mendengarkan aliran air yang lembut dan meresapi keheningan malam.
Pada suatu malam, saat Kirana sedang duduk di tepi sungai, ia melihat sosok lelaki tampan yang sedang melukis pemandangan alam. Namanya Arjuna, seorang seniman yang datang dari kota jauh. Dengan mata yang berkilau seperti permata, Arjuna terpesona oleh kecantikan Kirana dan keanggunan gerakannya. “Permisi, kalau kakanda boleh tau siapakah gerangan nama adinda? Perkenalkan, aku adalah Arjuna” ucapnya dengan lembut.
Kirana tersenyum, hatinya bergetar. “Selamat datang di Desa Sarayu, perkenalkan namaku Kirana” jawabnya, suaranya lembut seperti aliran sungai. Mereka pun mulai berbincang, saling bertukar cerita tentang kehidupan dan impian. Dalam setiap kata yang terucap, ada benih-benih cinta yang mulai tumbuh di antara mereka.
Hari demi hari berlalu, dan pertemuan mereka menjadi rutinitas yang tak terpisahkan. Mereka menjelajahi hutan bersama, berbagi tawa dan cerita. Arjuna mengajarkan Kirana seni melukis, sementara Kirana menunjukkan keindahan alam yang tersembunyi di desa mereka. Dalam setiap momen itu, mereka merasakan bahwa diri mereka semakin dekat.
Namun, di balik kebahagiaan itu, ada bayang-bayang kesedihan. Arjuna harus kembali ke kotanya setelah festival panen selesai. Ketika malam perpisahan tiba, hati kirani dipenuhi rasa gelisah dan takut akan kehilangan sang Arjuna. “Apakah kita akan bertemu lagi?” tanyanya dengan suara lirih.
Arjuna menatap Kirana dalam-dalam. “Cinta sejati tidak mengenal jarak” ujarnya sambil menggenggam tangan Kirana. “Aku akan kembali untukmu” lanjutnya. Mereka berjanji untuk saling menunggu, meski jarak dan waktu menjadi penghalang.
Hari-hari berlalu tanpa Arjuna. Kirana merindukan senyumnya, tawanya, dan semua kenangan indah yang mereka bagi. Ia sering duduk di tepi sungai, menunggu sosok yang dicintainya kembali. Dalam kesunyian malam, ia berdoa kepada Dewi Saraswati agar cinta mereka tetap abadi.
Di kota tempat Arjuna tinggal, ia pun merasakan hal yang sama. Setiap lukisan yang ia buat terasa hampa tanpa kehadiran Kirana. Ia menyimpan gambar-gambar Kirana dalam hatinya dan terus berharap untuk segera kembali ke Sarayu.
Setelah berbulan-bulan berlalu, Arjuna memutuskan untuk kembali. Dengan penuh semangat dan harapan, ia membawa sebuah lukisan besar sebagai hadiah untuk Kirana, lukisan yang menggambarkan kisah cinta mereka yang tak lekang oleh waktu.
Saat Arjuna tiba di Sarayu, suasana desa masih sama seperti saat ia pergi, tenang dan damai. Namun hatinya berdebar-debar saat mendekati tepi sungai tempat pertama kali mereka bertemu. Dan di sanalah ia melihat Kirana berdiri, seolah menunggu kedatangannya.
“Arjuna!” seru Kirana dengan penuh kegembiraan saat melihat sosok kekasihnya muncul dari balik pepohonan. Mereka berlari saling menyambut dalam pelukan hangat yang menghapus semua kerinduan. “Kau kembali!” tangis Kirana penuh bahagia.
Arjuna tersenyum lebar sambil menunjukkan lukisan itu kepada Kirana. “Ini adalah kita” ujarnya dengan bangga. Lukisan itu menggambarkan dua sosok berdiri di tepi sungai dengan latar belakang hutan yang rimbun, sebuah simbol cinta mereka yang abadi.
Di bawah sinar rembulan yang purnama, mereka berjanji untuk tidak akan pernah terpisah lagi. Cinta mereka adalah sebuah perjalanan yang panjang, sebuah kisah abadi yang ditenun dalam jalinan ruang dan waktu. Dalam pelukan satu sama lain, mereka merasakan bahwa cinta sejati adalah kekuatan yang mampu mengatasi segala rintangan.
Dengan hati penuh cinta dan harapan yang baru, Kirana dan Arjuna melangkah bersama menuju masa depan, menyongsong hari-hari indah yang akan datang dengan penuh keyakinan bahwa cinta mereka akan selalu bersinar terang dalam bayang-bayang kehidupan.
Tamat.