Hari Sabtu, tanggal 15, bulan Maret, tahun 2015. Pada pukul 15:15 WITA, hujan deras melanda Kota.
Di pusat perbelanjaan, ada sebuah Cafe Pemuda. Salah satu dari mereka berjas biru tua duduk di depan cafe itu sembari menunggu hujan reda, tampaknya ia terlihat kelelahan diketahui dari kantung matanya dan cara ia duduk dengan membungkuk.
Ia seorang pria berumur 18 tahun, dan tahun ini adalah hari dimana ia lulus sekolah. Sembari menunggu hujan reda, ia membakar sebatang rokok ditangannya. Tidak lama setelahnya, pelayan keluar dengan secangkir kopi untuk nya.
“Siapa nama Anda?” tanya si pelayan.
“Aku sering kesini, untuk apa menanyakan nya lagi.” jawab pria itu seraya menghisap asap rokoknya.
Ia pun mengambil cangkir kopi itu terus menyeruput nya, dan si pelayan kembali masuk seraya membalas jawaban si pria “Seperti biasanya, kamu tidak bisa dianggap bercanda.”
Pria itu mengambil smartphone nya lalu membuka aplikasi cuaca, “Hujan ini sepertinya akan reda, semoga saja.” batin pria itu terus menghisap kembali rokoknya.
Seperti ucapan batinnya, hujannya pelan-pelan reda dan tidak deras seperti tadi. Pria itu langsung meminum habis kopinya terus mematikan bara api rokoknya. Lalu ia beranjak berdiri masuk membayar kopinya ke pelayan.
Di parkiran, hujan masih gerimis dan itu membuat nya sedikit kecewa. Namun orang sudah ramai berlalu lalang menggunakan payung di depannya, yang berarti ia masih akan basah ketika menerobosnya.
Di saat ia melamun menatap orang lalu lalang di depannya, tiba-tiba pandangan nya mulai pudar. Orang yang lalu lalang tidak nampak jelas dilihatnya. Namun disaat itu juga ia melihat sesuatu yang bercahaya. Beda dari yang lain, ia melihat gadis berpakaian kuno Jerman bercahaya di tengah-tengah orang yang berlalu lalang dan itu nampak jelas dilihatnya.
Menyadari pandangan nya ada yang aneh, ia terpejam sejenak lalu membukanya. Pandangan nya pun mulai kembali normal, dan ia tidak melihat gadis itu lagi.
Tetapi, tubuh yang ia rasakan sangat berat. Matanya juga tidak sanggup ia pertahankan dalam keadaan terbuka, dan kepalanya berbunyi hening. Sampai ketika ia terjatuh dari berdirinya, ia merasa kesakitan di bagian kepalanya. Ia berteriak dalam batinnya dan bertanya-tanya, “Apa yang terjadi!? Sakit, panas, bunyi nyaring apa ini!?” wajah nya memucat dan ketakutan.
“Tidak apa-apa, tidak sakit kok. Pegang tangan ku, kamu akan baik-baik saja, yah. Kamu tidak usah khawatir, itu akan sembuh kok.” suara seorang gadis dari kepala pria itu.
Ketika mendengar nya, ia mulai tenang dan membuka matanya perlahan. Pandangan sedikit bercahaya, lalu ia pun melihat gadis berpakaian kuno Jerman itu.
Bukannya di tempat parkiran, ia sekarang berada di lahan penuh bunga. Di ujung pandangannya semuanya adalah daratan bunga, bahkan tidak ada bangunan atau seseorang disana kecuali mereka berdua.
“Tenang lah, itu tidak sakit kan?” ucap gadis itu sedang berjongkok di hadapan si pria yang tengah berbaring.
“Hah? Apa?” pria itu beranjak dari berbaring nya dan berhadapan langsung dengan gadis itu.
“Ke-pa-la mu, tadi kamu menjerit kesakitan dan merasa panas di bagian kepala mu.” jawab gadis itu seraya menunjuk-nunjuk kepalanya.
“Sekarang sudah mendingan sih... Tapi, kita ini ada dima...aa..” gadis itu langsung menarik tangan si pria terus mengucapkan, “Kalau begitu ayo kita bermain!” tanpa menunggu pria itu menyelesaikan ucapan nya.
Mereka bermain kejar-kejaran, dan tanpa sadar pria itu menikmatinya. Di atas bunga yang mekar, tawa yang sangat nyaring membanjiri mereka. Mereka berdua tersenyum gembira tanpa rasa beban di benaknya.
Pria itu berlari mengejar si gadis, ia mengatakan “Tunggu aku!!” diiringi tawa si gadis.