Alarm berbunyi pukul 05.00, tapi Arga sudah terbangun lebih dulu. Ia tak perlu alarm untuk membangunkannya. Semangatnya untuk memulai hari sudah terpatri dalam dirinya. Hari ini, ada episode terbaru anime favoritnya, dan ia tak ingin ketinggalan.
Arga, remaja 17 tahun, adalah seorang wibu. Kamarnya adalah surga bagi para pecinta anime. Poster-poster anime menghiasi dinding, figur-figur koleksi berjejer rapi di rak, dan merchandise bertema anime tersebar di mana-mana. Ia adalah seorang nolep, belum pernah pacaran, dan lebih nyaman berinteraksi dengan karakter-karakter anime daripada manusia sungguhan.
Setelah menonton anime, Arga bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Ia mengenakan seragam sekolahnya, tapi tak lupa menambahkan aksesoris kecil bertema anime favoritnya. Di sekolah, ia lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan, membaca manga, atau menggambar karakter anime.
Teman-temannya seringkali menggoda Arga. "Arga, kapan move on dari dunia 2D? Ada banyak cewek cakep di sekolah, lho!"
Arga hanya tersenyum. Ia tak pernah merasa tertekan karena nolep. Baginya, dunia anime adalah pelarian yang menyenangkan. Di sana, ia bisa menemukan teman, petualangan, dan kisah cinta yang tak pernah ia temukan di dunia nyata.
Setelah pulang sekolah, Arga kembali ke kamarnya. Ia menghabiskan waktu untuk ngegaming, membaca manga, atau menggambar. Ia juga aktif di forum online para pecinta anime. Ia berdiskusi dengan teman-teman online-nya, berbagi informasi tentang anime terbaru, dan bertukar merchandise.
Bagi Arga, dunia anime adalah dunia lain yang lebih nyata. Di sana, ia merasa diterima, dihargai, dan dipahami. Ia tak perlu berpura-pura menjadi orang lain, tak perlu takut ditolak atau dihina. Ia bisa menjadi dirinya sendiri, seorang wibu yang nolep, tapi bahagia dengan dunianya sendiri. Dan bagi Arga, kebahagiaan itu lebih berharga daripada sekedar memiliki pacar.