Bunga lavender memenuhi taman, harumnya menusuk hidungku, mengingatkan pada masa kecil. Aku, Aira, kembali. Bukan ke rumah yang sama, bukan ke keluarga yang sama, tapi ke tempat yang sama, tempat di mana kenangan indah dan luka terdalam bersemayam.
Aku terlahir kembali, bukan sebagai Aira yang dulu, tapi dengan wajah dan nama yang berbeda. Namun, hatiku masih menyimpan jejak masa lalu, terutama tentang dia, Arga.
Sejak kecil, aku dan Arga selalu bersama. Kami berdua bagaikan dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Kami berjanji untuk saling mencintai selamanya, bahkan saat kematian memisahkan kami. Namun, takdir berkata lain. Arga pergi lebih dulu, meninggalkan luka yang tak kunjung sembuh di hatiku.
Aku mencari Arga di setiap sudut taman, berharap bisa menemukannya. Namun, yang kutemukan hanyalah kenangan. Kenangan tentang tawa kami yang bergema di antara pepohonan, tentang pelukan hangat yang membuatku merasa aman, tentang janji suci yang terukir di hati kami.
Aku bertemu dengan seorang pemuda bernama Rian, yang memiliki mata yang mirip dengan Arga. Rian baik, perhatian, dan selalu ada untukku. Namun, setiap kali aku memandang matanya, yang terbayang adalah Arga.
"Kau selalu melamun, Aira. Apa yang kau pikirkan?" tanya Rian, suaranya lembut.
"Aku hanya teringat masa kecil," jawabku, mataku berkaca-kaca.
Rian mengelus rambutku, "Aku akan selalu ada untukmu, Aira. Janganlah kau bersedih."
Rian berusaha menghiburku, tapi hatinku tetap kosong. Aku tahu, cintaku untuk Arga takkan pernah tergantikan.
Suatu hari, aku menemukan sebuah buku harian tua di lemari. Buku harian itu milik Arga. Aku membuka halaman demi halaman, membaca setiap kata yang pernah ditulisnya.
"Aira, jika aku harus pergi, ingatlah bahwa cintaku untukmu takkan pernah mati. Aku akan selalu menunggumu di sana, di balik tabir kehidupan."
Air mataku mengalir deras. Arga, kau selalu mengerti aku. Aku tahu kau menungguku, tapi aku tak bisa kembali padamu. Aku terikat dengan kehidupan ini, dengan Rian yang mencintaiku dengan tulus.
Aku kembali ke taman, tempat di mana kami dulu berjanji. Aku memeluk erat pohon tua yang menjadi saksi bisu cinta kami.
"Arga, aku kembali. Aku kembali dengan luka yang sama, dengan cinta yang sama. Tapi, kau tak lagi ada."
Aku berjanji untuk menjalani hidup ini dengan baik, untuk menghormati cinta Arga dan untuk menghargai cinta Rian. Aku akan hidup dengan kenangan indah dan luka yang tak terlupakan, karena aku tahu, cinta sejati takkan pernah mati, bahkan setelah kematian.