Malam ini begitu hening, sangking hening nya aku bisa mendengar suara tetesan air yg jatuh dari badan mayat anak laki² yg baru saja datang. Sial nya doa ku agar tidak ada mayat yg datang hari ini tidak di kabulakan oleh tuhan, wajah sang anak kita sudah tidak berbentuk lagi, kulit nya sudah menghitam dan kaku, raut wajah nya terlihat sangat kesakitan "ya ampun..." aku mencoba menahan hasrat ku untuk muntah di karenakan bau busuk yg sangat menusuk dari mayat anak tersebut "jika kau tidak kuat silah kan keluar saja, jangan memaksakan diri" suara itu berasa dari pintu masuk ruangan forensik "Dokter syaka? saya kira bapak akan lama" ucap ku "yaa saya kira saya bakal lama juga, tpi ternyata semua alat² sudah siap dan tidak perlu untuk di tunggu lagi, Sanya. Jika kamu tidak kuat keluar saja tidak papa, tugas mu sebagai asisten saya tidak ada sangkut paut nya dengan hal² seperti ini" ucap nya.
"baik lah dok, permisi" ucap ku sembari berjalan keluar dari ruangan "AAA ANAK KUU ANAK KUUUUU" terdengar jelas isak tangis dari keluarga anak itu, aku mencoba untuk mengintip dari ujung tembok karena penasaran, "Deg" seluruh keluarga dari anak tersebut seketika terdiam dan dengan serentak mereka menatap ku dengan wajah yg tersenyum lebar dan mata yg berwarna merah.
Aku berlari sekencang mungkin menjauh dari keluarga anak tersebut. Segera aku masuk kedalam toilet yg berada dekat dengan ruang forensik dan mengunci diri ku di dalam "ya tuhann.. Ada apa dengan mereka.." ucap ku mencoba untuk menenangkan diri ku, "mereka bukan manusia.." aku menyalakan keran dan membasuh wajah ku dan tiba tiba "hiks... Anak ku..." tangisan lembut yg kedengaran nya seperti berasal dari luar kamar mandi terdengan jelas di telingan ku