Di suatu sore yang tenang, Amanda duduk di teras rumahnya sambil menatap senja yang memerah di ufuk barat. Angin sepoi-sepoi bertiup lembut, membawa aroma bunga melati yang tengah mekar. Sambil memegang secangkir teh hangat, pikirannya melayang ke masa lalu, mengingat seseorang yang pernah menjadi bagian penting dalam hidupnya.
Namanya adalah Rian. Mereka bertemu pertama kali di bangku kuliah, saat Amanda baru saja pindah ke kota ini untuk melanjutkan studinya. Rian adalah sosok yang ramah dan penuh perhatian, selalu berhasil membuat Amanda tersenyum di tengah kesibukannya. Mereka menjalin hubungan yang penuh cinta dan kebahagiaan selama beberapa tahun.
Namun, seiring berjalannya waktu, hubungan mereka diuji oleh berbagai rintangan. Kesibukan pekerjaan, jarak yang memisahkan, dan perbedaan prinsip membuat mereka harus mengambil keputusan sulit untuk berpisah. Meski begitu, Amanda selalu mengenang Rian sebagai mantan terindah yang pernah singgah di hatinya.
Suatu hari, Amanda menerima undangan reuni dari teman-teman kuliahnya. Ia memutuskan untuk hadir, berharap dapat bertemu dengan teman-teman lamanya dan mengenang masa-masa indah yang telah berlalu. Di acara reuni itu, Amanda melihat banyak wajah-wajah yang tak asing, termasuk satu wajah yang sangat ia kenal dan rindukan.
Rian datang dengan senyum hangat yang masih sama seperti dulu. Ketika pandangan mereka bertemu, Amanda merasa hatinya berdegup kencang. Mereka saling menyapa dan berbincang-bincang, mengenang kenangan indah yang pernah mereka lalui bersama.
Malam itu, mereka duduk di bawah pohon besar di halaman kampus, berbicara tentang kehidupan, mimpi, dan perjalanan mereka masing-masing. Amanda merasa bahwa meskipun waktu telah memisahkan mereka, kenangan tentang Rian tetap hidup di hatinya.
"Amanda, meski kita tidak lagi bersama, aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu," kata Rian dengan tulus.
Amanda tersenyum, merasa terharu mendengar kata-kata Rian. "Terima kasih, Rian. Aku juga selalu mengingatmu dengan penuh cinta. Kamu adalah mantan terindah yang pernah hadir dalam hidupku."
Mereka berdua tertawa, merasa bahwa pertemuan ini adalah cara semesta untuk memberikan mereka kesempatan mengenang masa lalu tanpa rasa sakit. Malam itu, mereka berpisah dengan senyuman dan hati yang lega, mengetahui bahwa cinta mereka yang pernah ada tetap hidup dalam kenangan yang indah.
---