Panggil saja aku Kit-Kit,lahir dari perceraian kedua orang tua dimana Kit-Kit masih bayi.
Dari cerita yang kudengar bayi Kit-Kit pernah hilang,hilang bukan berarti tidak nampak dan tidak ketemu.
Hilang disini artinya bayi Kit-Kit pernah dipindah tempat lain oleh makhluk halus,bayi Kit-Kit ditaruh dikolong tempat tidur waktu itu,karena Ibu bayi Kit lupa tidurnya membelakangi.
"Kamu kok bisa lupa to nduk."kata Uti.
"Iyo,mbok tadi lupa ora sambat."jelas Ibu Kit.
Sambat disini bisa diartikan ketika punya bayi dan capek badan tidur miring menghadap kebayi maka ketika membelakangi si bayi sang Ibu harus sambat.
"Tak sambi gendong mburi."Sang Ibu(artinya saya gendong bayi saya dibelakang).
Aaah itu hanya cerita awal dipembuka ceritaku.
Saat usia Kit menginjak tiga tahun,Kit tidak mengenal sosok Ayah.
Yang ada hanya Kakung dan Uti,waktu itu Ibu Kit pergi kerja keluar kota.
Kit tumbuh menjadi gadis yang pemalu dan bisa dibilang sangat cengeng,dimana teman-teman Kit memiliki Ayah sementara Kit hanya ada Kakung waktu itu.
Ada satu sosok bapak bagi Kit,belaiu adalah Kakak kandung dari Ibu.
Dan waktu itu cukup berperan dalam membesarkan Kit.
Disaat senang karena banyak menghabiskan waktu bersama Kakung,Kakung ini orangnya sangat penyayang.Beliau sangat kreatif dalam membuat mainan,banyak mainan dari daun-daun kering dijadikan boneka unyil dan layang-layang.
"Ayo kakung buatkan layang-layang dari daun."kata Kakung.
Kit dan sepupu berlari mencari daun kering.
"Aku duluan ya Mas."kata Kit.
"Talimu mana?tanya Mas sepupu.
"Kamu pakai tali apa?"tanya Kit
"Ini."kata sepupu menunjukkan tali dari pelepah pisang.
"Gak bisa le,talinya bukan yang itu."kata Kakung.
Sayangnya waktu itu Kakung harus pergi meninggalkan Kit yang masih kecil,Kit benar-benar kehilangan sosok Kakung karena tidak ada lagi tempat bermanja,bergelayut dipangkuan saat Kakung menggoreng tempe,Uti berjualan gorengan waktu itu.
"Kakung,aku nanti mau ikut kepasar."kata Kit.
"Iyo,tapi gak boleh nakal nanti Uti marah."jawab Kakung.
"Aku mau beli iwak balung kepala ayam."kata Kit.
"Yo,nanti buat makan nasi dirumah dibagi sama Mas."ujar Kakung.
Saat Kakung meninggal dunia Kit bertemu kembali dengan Ibu,saat itu Ibu cukup histeris,namun Kit tidak banyak mengingat waktu itu.
Kit tidak terlalu mengenal sosok Ibu waktu itu,bahkan saat digendong dan dibelikan sesutu Kit selalu menangis.
Ingatan Kit kuat sampai sekarang siapa orang-orang yang selalu bilang bahwa Ayah Kit itu orang gila.
"Kit kamu itu dulu sudah mau dicekik sama Ayahmu."kata orang tetangga.
Kit tidak mwnggubris orang-orang itu,kadang ketika sedang asyik bermain dan ada orang ngomongin hal yang sama Kit tinggal pulang.
Kit tidak berani menangis,karena kalau pulang main menangis bukan malah dibela tetapi malah ditambah dengan omelan dari Uti.
Gila katanya sampai membuat Kit tidak berani melewati rumahnya bahkan untuk memandang rumahnya Kit sangat takut.
Kit hanya berani memandang dari jauh sosok Ayah Kit yang orang bilang dia gila.
Gila apanya ya?
Kit pernah sekali memandang meski sebenarnya takut banget.
Jujur pake banget ya,Ayah Kit orangnya sangat ganteng waktu itu,wajahnya sangat mirip dengan Ari Wibowo saat membintangi iklan Minak Jinggo,postur dan rambutnya juga sama hanya satu yang membedakan nasibnya.
Sekarang orang gila mana ya yang punya badan sangat bersih.
"Pasti lebaran ini ganti warna lagi."kata tetangga rumah.
Ada laki-laki yang seneng banget bikin Kit takut,Mas Gozali namanya.
Baginya mengoda Kit yang ketakutan sangat menyenangkan baginya.
Mungkin?...
"Kit,kamu dicari sama Ayahmu tadi."Kata Mas Gozali.
"Enggak mau."kata Kit teriak.
"Iya,itu dah dibelikan baju katanya buat kamu."goda Mas Gozali lagi.
Kit sudah terlalu sering mendengar godaan dari orang tersebut,lebih baik pergi bermain daripada terus mendengar omongannya.
Omongan-omongan tetangga yang selalu bilang bahwa Ayah Kit adalah orang gila terus membuat mental Kit jatuh,menjadi penakut dan tambah pemalu bertemu orang.
Uti yang selalu marah-marah karena Kit tidak mau disuruh kewarung.
"Jadi anak gadis jangan pemalas,apalagi tinggal sama mertua."kata Uti.
Kata-kata Uti sering terdengar sampai kerumah tetangga,dan setiap kali Kit main mereka yang mendengarnya akan mengulangi hal yang sama.
Saat Kit beranjak dewasa barulah berani mengenal sosok Ayah Kit.
Ternyata Ayah Kit orangnya sangat lembut,bahkan suaranya tidak keras.
Namun ada hal yang membuat Kit marah begitu besar kepadanya.
Kit berusaha setengah mati mencoba mengenal sosok Ayah Kit,namu Ayah Kit malah bilang dengan kata-kata yang menyakitkan.
"Nanti kalau kamu nikah,Ayah tidak mau jadi walimu ya."Kata Ayah.
Sebenarnya saat itu juga Kit gatal tangannya pingin tak lempar pake sandal.
Tapi ya sudahlah...
Saat ini lebih baik menjauh dari orang-orang yang selalu menyebut Ayah Kit gila.