Di sebuah desa kecil yang damai, hiduplah seorang anak perempuan bernama Maya. Maya adalah anak tunggal dari keluarga yang sederhana. Ketika Maya berusia tujuh tahun, ibunya meninggal karena sakit yang tak terobati. Sejak saat itu, Maya hanya tinggal bersama ayahnya yang bekerja keras sebagai petani.
Beberapa tahun kemudian, ayah Maya menikah lagi dengan seorang wanita bernama Sinta. Sinta adalah seorang janda yang baik hati dan penuh kasih sayang. Namun, Maya merasa cemas dan khawatir, karena sering mendengar cerita-cerita menakutkan tentang ibu tiri yang jahat dari teman-temannya.
Pada awalnya, Maya merasa sulit menerima kehadiran Sinta sebagai ibu tirinya. Ia sering bersikap dingin dan menjauh dari Sinta. Namun, Sinta tidak pernah menyerah untuk mendekati Maya. Setiap hari, Sinta selalu berusaha menunjukkan kasih sayangnya dengan cara yang tulus dan sabar.
Suatu hari, Maya jatuh sakit. Sinta dengan penuh perhatian merawat Maya sepanjang malam, memastikan bahwa Maya merasa nyaman dan mendapatkan perawatan yang dibutuhkan. Perlahan-lahan, Maya mulai melihat betapa tulusnya kasih sayang Sinta terhadapnya.
Ketika Maya mulai pulih dari sakitnya, Sinta mengajaknya duduk di bawah pohon besar di halaman rumah mereka. Sinta menceritakan kisah tentang seorang ibu tiri yang juga kehilangan anaknya dan berusaha memberikan yang terbaik bagi anak tirinya.
"Maya, aku tahu aku bukan ibu kandungmu, tapi aku mencintaimu seperti anakku sendiri. Aku ingin kamu tahu bahwa aku selalu ada untukmu," kata Sinta dengan lembut sambil memeluk Maya.
Maya merasa hatinya hangat mendengar kata-kata Sinta. Ia mulai menyadari bahwa Sinta benar-benar peduli dan mencintainya. Sejak saat itu, Maya mulai menerima Sinta sebagai ibu tirinya dan hubungan mereka semakin dekat.
Sinta selalu mendukung Maya dalam segala hal, dari pelajaran sekolah hingga hobinya. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, memasak, berkebun, dan bercerita. Maya merasa sangat beruntung memiliki ibu tiri seperti Sinta yang penuh kasih sayang dan perhatian.
Ketika Maya tumbuh dewasa, ia selalu mengenang kasih sayang Sinta yang tak tergantikan. Ia belajar bahwa cinta seorang ibu tiri bisa sama tulusnya dengan cinta seorang ibu kandung. Maya berjanji untuk selalu menjaga dan menyayangi Sinta, seperti yang telah Sinta lakukan untuknya.