Di sebuah desa yang sering di lalui pedagang luar, hiduplah kedua anak bersaudara bernama Phinean yang artinya putih dari bahasa Irlandia dan Ciarra yang artinya hitam dari bahasa Irlandia.
Mereka berdua sangat akrab terhadap sesama sejak mereka masih kecil, namun rasanya nasib kakak beradik itu sangat jauh berbeda.
Phinean selalu didatangi oleh nasib baik, ia cantik, pandai dalam segala hal sejak kecil, dan bahkan hati nya juga baik, ia juga memiliki kekuatan suci yang sangat kuat, memang.. terkadang ada juga masalah yang harus dihadapinya, tetapi saat ada masalah yang mendatanginya selalu ada juga "pahlawan" yang datang menyelamatkan nya untuk bangkit dari masalah itu.
Phinean benar-benar seperti tokoh utama dalam cerita dongeng, bukan.. ia benar-benar seperti bunga yang dijaga oleh malaikat. Sedangkan Ciarra? ia selalu saja didatangi nasib buruk, wajah nya buruk rupa, penampilannya kumal, dan payah dalam segala hal, hidupnya tak pernah berjalan mulus.. tapi tak pernah ada "pahlawan" yang berusaha menyelamatkan nya untuk bangkit dari masalah yang ia hadapi.
Konon katanya, nasib buruk tersebut datang karena warga desa menjalin kontrak dengan iblis untuk menjadikan desa mereka makmur dan harus menumbalkan anak disana.
Iblis yang menyukai Ciarra membuat ia menderita, kesepian, dan memohon untuk bantuan tapi tak ada yang peduli, lalu apa yang mereka harapkan dari anak kecil yang bahkan tak mereka pedulikan?
Kenapa ia harus tertimpa masalah seperti itu di usia nya yang seharusnya dia bisa tertawa dan bermain saja?
Apakah itu karena ia menyimpan rasa iri pada Phinean? karena selalu merasa cemburu? bukankah ia tidak akan merasakan itu jika sejak awal nasib nya tidak seperti ini? semakin bertambah nya umur Ciarra entah kenapa "kesialan" seperti semakin terpikat pada nya.
Ciarra adalah anak ceroboh, kedatangannya selalu terasa seperti "kesialan" bagi warga desa, walaupun Ciarra tak bermaksud seperti itu dan hanya mencoba untuk membantu.
Seiring berjalannya waktu, Ciarra di cap sebagai "anak pembawa sial" sedangkan Phinean menjadi anak dermawan cantik yang disukai semua orang.
Seberapa keras pun Ciarra mencoba untuk membantu, pada akhirnya Ciarra hanya membawa "kesialan" lagi.. dan lagi.
"Sepertinya akan lebih baik jika aku tak ada" pikir Ciarra.
"But still, the fact that i don't belong anywhere... does make me a bit sad"
Bahkan sampai umur nya berhenti di angka 9, tatapan warga desa yang melihat mayat Ciarra terbaring pucat tak bernafas seperti tersirat kalimat "Akhirnya si pembawa sial itu pergi". anak ceroboh yang malang.. ia bahkan tidak pernah menginginkan hidup sebagai orang yang payah dalam segala hal atau menjadi anak yang disukai oleh iblis, bukankah itu salah mereka yang menumbalkannya pada iblis?
Kenapa ia yang harus menanggung itu semua?
Apakah kematian adalah akhir dari tokoh yang membawa "kesialan" dalam dongeng? walaupun ia tak bermaksud untuk membawa "kesialan" sekalipun? mayat Ciarra yang dijanjikan akan ditumbalkan sudah dibawa jiwa nya oleh iblis.
9 tahun kemudian setelah kematian Ciarra, desa itu berkembang pesat, dan menjadi desa yang paling makmur di negeri itu.
Phinean yang tumbuh dengan sehat dan kasih sayang tanpa kekurangan sedikitpun, sekarang sudah berumur 20 tahun.
Belakangan ini Phinean sering bermimpi aneh, ia memimpikan Ciarra terlahir kembali dengan tubuh berumur 18 tahun dan membawa kebencian untuk membalas dendam ke desa itu.
Phinean mengira itu hanya mimpi belaka karena ia memang tak jarang merasa bersalah atas kepergian Ciarra walaupun hanya ia pendam, namun semakin hari mimpi itu terus terulang dan semakin terasa nyata, mimpi tentang kehancuran dimana-mana yang disebabkan oleh kembalinya Ciarra, dan mimpi tentang Phinean yang harus dengan berat hati mengalahkan Ciarra.. membunuh adik kandungnya sendiri.. bahkan saat Phinean terbangun dari mimpinya Phinean kesusahan untuk berhenti menangis.
1 minggu kemudian mimpi itu mulai hilang, Phinean semakin merasa itu hanya mimpi belaka, tapi.. keesokan harinya Phinean terkejut melihat kedatangan penduduk baru berwajah mirip dengan Ciarra dan bernama Clara yang artinya juga hitam dari bahasa Irlandia.
Kedatangan Clara yang sangat mirip dengan Ciarra menjadi topik hangat bagi penduduk desa, walaupun wajah mereka sangat mirip tapi Clara memiliki sifat yang berbeda jauh dari Ciarra.
Berbeda dengan Ciarra yang ceroboh, Clara adalah remaja berumur 18 tahun yang banyak membantu penduduk desa, pandai dalam melakukan banyak hal, banyak membantu Phinean, penampilannya juga sangat rapi.
Clara sering memberi saran kepada pedagang desa dan suka memberi bantuan pada anak yang memerlukan sehingga Clara menjadi orang yang disukai penduduk desa, hampir menyaingi Phinean tapi Phinean tidak iri sedikitpun, dia malah merasa senang karena Clara bisa berbaur dengan penduduk desa.
Namun kekhawatiran Phinean di awal ternyata benar-benar terjadi, Phinean menyadari bahwa Clara adalah Ciarra yang sekarang sudah menguasai ilmu hitam dan merencanakan kehancuran untuk desa itu.
Phinean berusaha memberi tau penduduk desa agar berhati-hati dengan Clara tetapi penduduk desa tak ada yang percaya karena sudah menaruh kepercayaan kepada Clara, Clara yang merasa terancam mulai menyusun rencana untuk mengusir Phinean.
Clara sering menjebak Phinean dengan cara menyakiti dirinya sendiri kemudian menyalahkan Phinean, berpura-pura menjadi gadis polos yang disakiti dengan air mata palsunya.
Semakin lama penduduk desa semakin tak percaya dengan perkataan Phinean dan semakin membenci nya, akhirnya Phinean diusir dari desa itu.
Sebelum Phinean benar-benar pergi dari desa itu, Clara menghampiri Phinean di rumahnya dan berkata "Maafkan aku kak, aku tak bermaksud membuat kakak dibenci oleh penduduk desa, tapi penduduk desa itu tak tau malu, tak pantas untuk hidup, mereka jahat, dan kakak tidak boleh terpengaruh oleh mereka, aku datang untuk membalas perbuatan kejam yang sudah mereka lakukan" kemudian Phinean menjawab "Aku tau sebagian orang di desa ini jahat tapi bagaimana dengan anak-anak tak bersalah disini? bagaimana jika mereka kehilangan orang tua mereka? kamu tidak boleh menghancurkan desa ini" Clara tak menjawab dan langsung pergi meninggalkan Phinean, tetapi Phinean tak menyerah untuk mencegah Clara.
Di hari Clara melakukan rencananya untuk menghancurkan desa itu dengan ilmu hitamnya, Phinean datang kembali ke desa itu untuk mencegah Clara lagi, tetapi rencana Clara sudah benar-benar bulat, Clara tak akan mengubah rencananya dan menyarankan Phinean pergi jika tak ingin terluka, itu membuat Phinean berpikir bahwa dia harus mengalahkan Clara menggunakan kekuatan sucinya.
Tetapi karena ilmu hitam Clara lebih kuat, Phinean masih butuh waktu untuk sedikit melatih kembali kekuatan sucinya, itu membuat Phinean sedikit terlambat.
Phinean datang di tengah kehancuran yang dibuat Clara, "stop.. please?" kata Phinean, namun Clara memilih untuk tetap melakukan aksinya dan membuat Phinean terpaksa untuk menyerang Clara.
Clara dan Phinean saling menyerang satu sama lain, tangan Phinean terluka dan menyebabkan dia semakin kesusahan untuk menggunakan kekuatan sucinya namun pada akhirnya Phinean berhasil mengalahkan Clara walaupun Phinean juga harus menghembuskan nafas terakhirnya bersama Clara karena luka parahnya.
Di akhir hidupnya, Clara mengucapkan kata "Maaf" kepada Phinean, dan Phinean menjawab dengan berlinang air mata "Aku menyayangimu, adikku"
Sejak saat itu "hitam" dianggap pembawa sial dan dosa sedangkan "putih" dianggap pembawa keberuntungan dan baik oleh penduduk desa, banyak rumah di cat putih dan banyak penduduk desa yang lebih suka memakai pakaian putih. Aku menamakan desa ini, desa munafik.