Prang!.
Suara kaleng bekas terpental jauh sekitar satu setengah meter ke udara. Ini disebabkan ulah anak lelaki yang terlihat nakal. Anak itu berbalik belakang dengan senyum ejekan memandang seorang anak perempuan, perempuan itu tampak nya ekspresi muram. "Haha, kamu kalah lagi." Kata anak lelaki itu bernama andika, dia sangat puas mengejeknya. "Kamu curang!, itu tidak adil tahu." Ujar anak perempuan itu berekspresi cemberut dan mengerutkan alis tipisnya. Dia geram sampai menghentakkan kaki nya bergantian. Anak perempuan itu adalah monica. " apa kamu tidak terima?." Andika narsis kepadanya. Kedua dari mereka akhirnya berdebat terus menerus hingga anak anak lain memperhatikan kedua nya dengan bingung di balik beberapa pohon lebat. Lalu, selepas pulang dari sekolah dasar, andika dan monica pulang bersama menuju rumah mereka. Karena kebetulan jarak rumah mereka searah. Namun, sampai pintu pagar mereka saling bertatap temu melihat satu sama lain, terutama monica dengan cepat menoleh di samping sejarak tiga inci. " sampai jumpa." Ekspresi nya datar. Andika pun mengangguk dan masuk ke dalam pintu pagar rumah nya. Kemudian, setelah lulus sekolah dasar mereka melanjutkan jenjang smp yang sama. Akan tetapi, dua tahun ini di sekolah ini andika dan monica tidak lagi dekat seperti biasanya, semenjak pembagian kelas saat selesai nya MPLS. Hari demi hari, andika dan monica tampak nya berfokus belajar dan bersaingan secara sehat di kelas mereka. Sebelumnya, di sekolah dasar andika dan monica selalu bersaing untuk mendapat peringkat pertama dan tidak menyangka jika andika sedikit lebih pintar dari monica. Tapi, monica tidak iri ataupun menyerah sama sekali, dia tetap berusaha mendapat peringkat lebih unggul darinya. Dalam empat hari, monica menceritakan andika dengan teman dekatnya. Dia mengira bahwa sifat andika berubah sekejab menjadi cuek pada nya semenjak pembagian kelas pada masa MPLS. Lalu, ujian akhir semester akan tiba pada minggu depan, monica terus belajar di dalan ruang perpustakaan. Dia mengisi beberapa kisi kisi ujian dengan fokusnya, monica sampai tidak menyadari menjatuhkan pensil nya di tempat. Pensil itu bergulir ke arah depan rak. Di saat yang sama, andika berada di perpustakaan, dia sedang mengambil buku dari rak yang ingin dia baca. Saat itu, andika mendengar suara benda jatuh yang berdentingan. Andika melihat pensil bergulir di samping nya, perlahan lahan dia mengambil benda itu. Tiba tiba, mereka serempak takjud dari wajah mereka dan menatap satu sama lain. Tubuh mereka sekilas mematung di tempat. Dalam beberapa saat ini, andika berniat membantu monica mengerjakan tugasnya. Wajah andika agak cuek perlahan lahan tersenyum menatap monica. Dan, monica tersenyum lega bila andika membantu dirinya. Hari demi hari, andika dan monica akrab lagi dan kembali membahas tugas mereka saat berada di perpus. Namun, dalam beberapa hari, Andika tidak terlihat sama sekali di kelas nya dan Monica penasaran apa yang terjadi dengan nya sampai dia bertanya dengan teman sebangkunya bernama Rudi. “di, Andika kenapa tidak terlihat hari ini? Apakah dia sakit?.” ujar Monica. Ekspresi Rudi ragu untuk menjawab pertanyaan monica. Hal ini, rudi pelan pelan mengatakan kejadian sebenarnya. Bahwa Andika sebenarnya akan dipindahkan dari sekolah karena orang tua nya memiliki pekerjaan di luar kota. Hari ini, Andika berada di ruang kantor sekolah, dia duduk menunggu surat pindahan. Monica tersentak kaget dan kaki nya perlahan lahan mundur sedikit ketika mendengar penjelasan Rudi yang sebenarnya. Dia dengan cepat berlari, bergegas menuju ke kantor sekolah. Monica merasa kehilangan seorang sahabat di sisi nya selama ini. Di kantor sekolah, ibu Andika keluar dari pintu kantor, dan Andika berada di belakang ibu nya dengan memegang semacam surat dari tangan nya. Selepas itu, Monica berteriak memanggil Andika dengan hampir Terengah engah, suara nya sedikit tersentak membuat Andika menoleh ke belakang nya.“ANDIKA!.”wajah Andika terkejut melihat Monica dengan wajah tersendu. Dan, Monica berjalan menghampiri nya. “kamu.. kenapa tidak mengabari aku kalau kamu pindah?.”monica menahan nafas nya yang tidak beraturan saat ini. Ibu nya pun segera pergi dan membiarkan Andika berbicara dengan Monica. “dika, bunda tunggu di mobil ya.”andika menoleh di sebelah nya dengan mengangguk pelan. Ketika ibu Andika pergi, Monica langsung banyak bicara kepada remaja itu. “andi, jika kamu pergi bagaimana dengan ku?,Siapa yang bisa menemani ku nanti di saat aku butuh bantuan menjawab tugas ku?, mengapa kamu tidak bilang kepadaku kalau kamu pergi?, jika kamu pergi. Apakah kamu akan melupakan teman kecil mu ini?, jawab aku. Andika..” Andika membelai rambut perempuan itu dengan tersenyum kecewa. “bagaimana mungkin aku melupakan teman kecil ku ini. Dan, maaf jika aku tidak mengabari mu sama sekali. Jujur saja bersaing dengan mu itu sangatlah menyenangkan bagiku, aku harap kamu bisa mendapatkan peringkat lebih unggul dariku..sebelum aku pergi, aku ingin memberi sesuatu kepada mu, ulurkan tangan mu.” Andika mengambil sesuatu dari kantung celana di sisinya. Dia memberi nya sebuah gelang dari bahan rajutan benang berwarna warni. Andika mengikat gelang itu di pergelangan tangan putih halus nya. “biar kamu tidak melupakan teman mu ini, aku memberikan ini khusus untuk mu. Jangan pernah lepas ya.”kata Andika. Monica menatap gelang itu di pergelangan tangan nya. “aku pasti tidak akan melupakan mu teman. Tapi tunggu sebentar..”Monica mengeluarkan sesuatu dari saku seragamnya. Dia memberi sebuah kalung berbentuk petir yang mengkilap dengan porselin yang melekat. “kamu pakai ini, jangan pernah lepaskan juga. Agar kamu tidak melupakan aku seutuhnya.”monica menarik pergelangan tangan remaja lelaki itu. Jari jemari Andika terbuka dari Monica dan lalu mengepalnya. Beberapa saat ini, Monica dan Andika bertatapan temu dengan wajah kecewa. Perpisahan ini cukup berat bagi mereka, Apalagi nostalgia yang tidak bisa dilupakan dari masa kecil mereka sampai seremaja ini. Kemudian, andika dan Monica berbalik arah, mereka berdua perlahan lahan berjalan ke tujuan mereka. Awalnya, bibir mereka seolah olah ingin banyak bicara sebelum berpisah dari sini tetapi sulit tidak bisa mengatakan apapun. Empat tahun kemudian, Monica terus belajar dengan giat untuk mendapatkan peringkat lebih baik lagi. Tahun 2018 ini, Monica akan lulus dari sekolah SMA nya. Dan, Rudi teman lama Andika saat ini juga berteman dengan Monica di sekolah nya. Rudi terus menemani Monica untuk belajar dan bertanya pertanyaan tugas Rudi dari nya. Sementara, Andika juga belajar dengan serius, sampai mengikuti lomba olimpiade matematika di sekolah nya, mengharumkan nama baik di sekolah dalam tiga kali berturut-turut. Kehidupan Andika dan Monica terus ber sibuk kan belajar untuk mendapatkan peringkat pertama. Dalam beberapa hari ini, Monica mengabari Andika dengan menelpon nya untuk menanyakan tugas latihan. Andika pun membantu menjawab soal tugas. Apalagi Andika juga ber sharing tanya jawab soal dengan Monica melalui handphone. Hari demi hari, Bulan demi bulan, mereka berdua sering mengabari dan berbagi cerita melalui WhatsApp. Kemudian, pada bulan April, Andika dan Monica mengikuti ujian nasiaonal. Dalam sesaat ini, mereka mengerjakan setiap soal ujian mereka dengan serius dan meneliti pertanyaan dalam isi ujian. Lalu, pada bulan mei, mereka berdua lulus ujian dari sekolah nya. Alhasil di raport nya sangat memuaskan dari semua mata pelajaran mereka. Setelah itu, Andika dan Monica mendaftar perkuliahan di universitas terbuka. Awalnya, Monica terkejut dan mengetahui jika Andika berkuliah di tempat yang sama. Sebelum nya, teman lama Andika bernama Rudi terus berkontak diam diam mengabari Andika selama ini, bahwa Monica akan mendaftar ke univ terbuka. Saat itu juga, mereka berdua menjadi rekan perkuliahan di sana dan kembali bersaing bersama.