Fajriansyah Khairul Rabbani mahasiswa akuntansi yang menjadi idaman para wanita karena ketampanannya dan kebaikan hatinya. Namun hanya ada 1 wanita yang berhasil mencuri perhatiannya, wanita itu bernama Sinta.
“Sayang aku mau pergi ya sama temen ku ya nanti malam” ucap Sinta.
“Temen cewek atau cowok honey?” tanya Fajri.
“Cewek kok,” jawab Sinta.
“Ya udah kamu hati-hati ya!”
“Iya sayang.”
“Om mau ketemuan dimana?” tanya Sinta pada seorang laki-laki di whatsapp-nya.
“Di pertigaan deket rumah kamu aja,” jawab pria itu.
“Oke om.”
“Dandan yang cantik ya sayang!”
“Siap om.”
Ketika sedang berjalan menghampiri lelaki yang ia hubungi di whatsapp itu ia tidak sengaja bertemu dengan Fajri di jalan. Namun Sinta tidak menyadari keberadaan Fajri yang melintas di sampingnya itu karena tertutup oleh helm dan ia pun sedang asik berbincang dengan seseorang di ponselnya.
Fajri yang melihat Sinta pun dibuat sangat bingung karena Sinta berpakaian sangat seksi tidak seperti Sinta yang ia temui di kampusnya dan Sinta yang selalu berkencan dengannya. Ketika di kampus ia menggunakan baju yang sangat tertutup, hal yang sama ketika Sinta berkencan dengannya.
“Bagaimana bisa Sinta berubah dalam waktu satu hari saja? sejak kapan Sinta berpakaian seperti itu? ia mengatakan padaku ingin bertemu dengan teman wanitanya, apakah setiap wanita yang ingin bertemu dengan teman wanitanya harus berpakaian sangat seksi seperti itu? ku rasa tidak, lantas mengapa Sinta berpakaian sangat seksi seperti itu?” batin Fajri bertanya-tanya melihat perubahan Sinta.
Pertanyaan demi pertanyaan terus menghantuinya pikirannya hingga ia memutuskan untuk putar balik mengikuti kemana Sinta akan pergi.
Sinta menghampiri seorang laki-laki paruh baya yang berdiri di depan mobil yang berada di pertigaan dekat dengan rumahnya. Seperti yang selalu ia katakan jika pertigaan itu sangat dekat dengan rumahnya. Ia selalu memintanya menjemput dan mengantarkannya hingga depan jembatan namun beberapa hari terakhir ia menunjukkan pertigaan itu padanya. Sinta tidak pernah memberitahukan padanya dimana letak pasti rumahnya.
Sinta memeluk laki-laki itu dan memanggilnya “sayang”. Laki-laki itu mencium bibir Sinta namun Sinta mendorongnya dan mengajaknya untuk segera pergi dari sana.
“Sayang jangan disini nanti ketauan warga sekitar gimana? mending kita langsung pergi aja” ucap Sinta.
“Iya benar juga kamu, ya udah kita pergi yuk sayang” ucap laki-laki itu membukakan pintu mobilnya untuk Sinta lalu menunduk mempersilakan Sinta masuk ke dalam mobilnya.
Mereka pun pergi dari sana. Fajri mengikuti mereka diam-diam menggunakan sepeda motornya. Mobil mereka berhenti di depan hotel mewah bintang 5. Sinta dan laki-laki itu pun melakukan pendaftaran. Mereka memesan satu kamar. Fajri yang melihat mereka pesan satu kamar pun mulai curiga dan terus mengikutinya.
Sinta dan laki-laki itu pun masuk ke dalam kamar namun mereka lupa mengunci pintu itu. Fajri yang melihat Sinta sedang bermesraan dengan laki-laki itu pun dibuat terkejut dan tidak percaya atas perbuatan Sinta padanya. Diatas meja juga terdapat kira-kira 10 lebar uang 100.000.
Selama berpacaran dengan Sinta, Fajri memang tidak pernah memberikan apapun pada Sinta namun hal itu Fajri lakukan semata-mata untuk kebahagiaan Sinta kelak bersamanya. Fajri sedang mengumpulkan uang untuk melamar Sinta. Fajri sudah mempersiapkan satu rumah mewah beserta mobil pribadi berwarna merah warna kesukaan Sinta. Fajri juga sudah membelikan satu cincin berlian yang ia simpan di saku celananya untuk melamar Sinta nanti malam. Namun ia malah bertemu dengan Sinta di jalan dan melihat Sinta bermesraan dengan laki-laki lain di dalam hotel dengan alasan ia ingin bertemu dengan teman wanitanya.
Kesedihan dan kekecewaan memuncak di hati dan pikirannya. Fajri mendorong pintu itu hingga suaranya mengagetkan mereka. Sinta yang melihat kehadiran Fajri pun langsung menghampirinya. Fajri pun mengalihkan pandangannya ke arah langit-langit kamar.
“Sayang dengerin penjelasan aku dulu” ucap Sinta memegang tangan Fajri.
“Mulai sekarang kita putus!” ucap Fajri mengalihkan pandangannya dari tubuh Sinta dan menatap langit-langit kamar.
“Enggak! enggak! aku gak mau putus sama kamu, aku mohon dengerin penjelasan aku dulu sayang” ucap Sinta.
“Gak ada yang perlu dijelaskan lagi, semuanya udah jelas!” ucap Fajri berusaha melepaskan pegangan tangan Sinta.
Fajri pun pergi dari sana. Hatinya sangat hancur. Wanita yang sangat ia cintai memilih laki-laki lain dibandingkan dengan dirinya hanya karena uang. Apa segitu pentingnya uang hingga membutakan mata seseorang? hanya karena uang seseorang jatuh terlena dan berbuat dosa.
Fajri mengendarai sepeda motornya tidak fokus hingga ia tertabrak oleh mobil dan terpental sejauh 2 meter dari tempat kejadian. Orang-orang sekitar berlari mengerumuni tubuhnya. Ia yang tidak mengerti kenapa ia dapat melihat tubuhnya tergeletak pun dibuat heran. Ia berusaha memanggil orang-orang disana namun tidak ada yang bisa mendengar suaranya. Ia berusaha memegang tangan mereka namun tangannya justru malah menembus tubuh mereka. Fajri yang semakin dibuat bingung pun akhirnya jatuh tersungkur dan mengacak-acak rambutnya.
Fajri berkenalan dengan seorang gadis indigo bernama Silvi. Fajri menjelaskan padanya jika ia tidak tahu apa yang telah terjadi padanya, mengapa ia ada dua. Mengapa tidak ada orang yang bisa melihat dan mendengarnya. Mengapa saat ia menyentuh mereka, tangannya malah menembus melewati tubuh mereka, bahkan tangannya pun dapat menembus tubuhnya.
Silvi yang mengetahui jika Fajri mengalami koma pun menjelaskan padanya. Jika seseorang mengalami koma, ia dapat melihat tubuhnya sendiri tetapi ia tidak bisa terlihat dan suaranya pun tidak bisa terdengar oleh sembarang orang. Hanya orang yang dapat melihat hantu yang bisa melihat dan mendengarnya.
Fajri pun hanya diam mematung karena ia tidak mengerti apa yang dijelaskan Silvi. Silvi yang bisa melihat masa lalu Fajri pun dibuat terheran oleh kekasihnya itu mengapa laki-laki sebaik Fajri malah di duakan. Fajri adalah laki-laki idamannya, ia yang tidak pernah menemukan laki-laki sebaik Fajri dalam hidupnya pun memutuskan untuk mengajak Fajri pulang ke rumahnya.
“Apa Kamu ingin ikut denganku? Aku tahu, jika Kamu sedang bersedih, karena kekasihmu berselingkuh dengan laki-laki lain,” ucap Silvi.
“Dari mana Kamu tahu tentang hal itu? Bahkan aku tidak pernah menceritakannya padamu,” ucap Fajri.
“Aku bisa melihat masa lalu, dan kepribadianmu. Aku kagum padamu Fajri, karena selama ini, aku tidak pernah mendapatkan pria sebaik dirimu, yang aku dapatkan selalu tentang pengkhianatan dan kekecewaan, hanya itu yang selama ini aku dapatkan, apa Kamu ingin ikut denganku? Karena jujur, Kamu adalah laki-laki idamanku Fajri. Aku tidak mengerti, mengapa pria sebaik dirimu, harus diselingkuhi oleh laki-laki lain, bagaimana? Apa Kamu mau ikut denganku?”
Fajri yang tidak mengerti mengapa ia bisa melihat semua masa lalu Silvi pun mengiyakan tawaran Silvi dan berkata “terimakasih kamu wanita yang sangat baik tapi mengapa kamu selalu dikecewakan oleh laki-laki? wanita seperti kamu tidak pantas disakiti, jika aku bertemu dengan mu lebih awal, pasti aku akan langsung melamar mu” ucap Fajri tersenyum.
Silvi yang terbawa perasaan pun tersipu malu hingga air matanya hampir menetes.
Ketika sedang berbincang di kejauhan, ayah Silvi melambaikan tangannya menandakan jika mereka harus pulang. Fajri yang bingung mengapa ayahnya tidak bisa melihat keberadaannya di samping Silvi pun dibuat terheran. Silvi yang menyadari pun langsung mengatakan pada Fajri jika ayahnya itu manusia normal, ia tidak bisa melihat, mendengar, dan bahkan merasakan kehadiran makhluk tak kasat mata di sekitarnya. Ayahnya berbeda dengannya yang bisa melihat, mendengar, merasakan, melihat masa lalu seseorang dan terkadang masa depan buruk yang akan terjadi.
Silvi naik motor bersama ayahnya sedangkan Fajri berjalan di samping Silvi. Anehnya kaki dia tidak napak di tanah, dia melayang, dan bahkan dengan kecepatan secepat kilat.
Mobil yang menabrak Fajri lewat dengan body belakang mobil yang hancur dan mereka juga membawa motor Fajri dengan body motor yang banyak terlepas serta tubuh Fajri yang dibawa oleh mobil lain.
Fajri hanya bisa memandangi tubuhnya yang tergeletak kaku dan terus berjalan mengikuti Silvi. Tak lama kemudian mereka tiba di rumah Silvi. Fajri berbincang dan bercanda bersama Silvi. Keduanya terlihat sangat bahagia. Fajri tinggal di rumah Silvi tanpa sepengetahuan orang tua Silvi.
Fajri mendengar suara teman-temannya yang memanggilnya, walaupun dia sedang bersama dengan Silvi di rumahnya.
“Assalamualaikum, hai Jri, kita datang!” ucap Irfan.
“Jri, lo apa kabar? gak kangen apa nongkrong sama kita” ucap Dani.
“Tau lu, tidur terus, apa jangan-jangan disana lu ketemu bidadari cantik ya? makanya lu betah disana?” celetuk Aldi.
“Heh astagfirullahaladzim!”
“Kenapa sih Rizal?”
“Pi, ko gw bisa denger suara teman-teman gw disana ya? padahal kan jauh” ucap Fajri penasaran.
“Iya kan lu itu setengah hantu setengah manusia, lu belum sepenuhnya meninggal dunia, mohon maaf nih ya, kalau hantu juga bisa denger keluarga or circle lu disana.”
“Oh gitu ya, tapi kalau gw ngomong kayak gini sama lu, teman-teman gw disana denger gak Vi?”
“Enggak Jri, jadi hanya lu yang bisa mendengar suara mereka tetapi disana mereka gak akan bisa mendengar suara lu disini.”
“Oh gitu, tapi kok lu bisa dengar dan lihat gw sih?”
“Ya karena gw bisa lihat sesuatu yang orang lain gak bisa lihat.”
“Oh gitu.”
“Iya.”