Arga menatap bayangannya di cermin. Usianya 16 tahun, tapi ia terlihat lebih muda dari usianya. Rambut hitam lebat dan mata biru menwarisi ketampanan ayahnya, CEO perusahaan ternama di kota ini. Namun, Arga merasa hampa. Ia hidup dalam kemewahan dan kelimpahan, namun merasakan kesepian yang mendalam.
Ayahnya, Pak Bima, adalah seorang pria yang sibuk dengan dunia bisnis. Mereka jarang bertemu dan berbicara. Arga dibesarkan oleh pengasuh dan ditemani oleh karyawan yang sibuk menjalankan tugas.
Lima bulan yang lalu, dunia Arga berubah. Pak Bima membawa seorang wanita cantik ke rumah mereka. Wanita itu bernama Ibu Sarah, dan ia akan menjadi mama barunya. Arga merasa terancam. Ia takut kehilangan posinya di hati ayahnya.
"Arga, aku ingin kamu menerima Ibu Sarah dengan baik. Ia akan menjadi mama baru mu," kata Pak Bima dengan nada lembut.
"Tapi aku sudah memiliki mama, Pak. Mama ku adalah Mama Lila, pengasuh ku," jawab Arga dengan nada dingin.
"Ibu Sarah adalah istri ku sekarang, Arga. Ia akan menjadi mama mu dan ia akan menyayangimu seperti mama mu sendiri," jawab Pak Bima.
Arga menghindar dari Ibu Sarah. Ia berpura-pura tidak melihat dan tidak mendengar. Ia masih merasa kesepian dan hampa. Namun, ia mulai merasakan perubahan dalam diri Ibu Sarah. Ibu Sarah selalu mencoba mendekati Arga. Ia menyiapkan makanan kesukaan Arga, ia selalu menyapa Arga dengan senyum yang lembut, dan ia selalu mencoba berbicara dengan Arga.
Suatu sore, Arga menemukan sepucuk surat di meja belajarnya. Surat itu berisi pesan dari Ibu Sarah.
"Arga sayang, aku tahu kamu masih merasa kesepian dan hampa. Aku ingin kamu tahu bahwa aku sangat menyayangimu dan ingin menjadi mama yang baik untukmu. Aku ingin kita bisa membangun hubungan yang baik bersama. Aku ingin kita bisa bersama-sama menjalani hidup ini. Aku menunggumu di taman belakang rumah. Aku ingin berbicara denganmu."
Arga merasa terkejut. Ia tak pernah menduga bahwa Ibu Sarah akan menulis surat untuknya. Arga merasa sedikit tersentuh. Ia mulai merasa penasaran dengan Ibu Sarah. Arga beranjak dari kursinya dan menuju taman belakang rumah.
Ibu Sarah sudah menunggu di taman belakang. Ia duduk di bangku taman sambil menatap ke jauh. Arga mendekat ke Ibu Sarah dan duduk di sebelahnya.
"Arga, aku ingin berbicara denganmu. Aku ingin kamu tahu bahwa aku menyayangimu. Aku ingin kita bisa menjadi keluarga."
"Aku tak bisa menerimamu sebagai mama ku. Aku tak bisa melupakan mama ku yang sebenarnya," jawab Arga dengan nada dingin.
"Aku memahami perasaanmu, Arga. Aku tak bermaksud menggantikan mama mu. Aku hanya ingin menjadi teman dan keluarga baru untukmu."
"Tapi aku tak ingin memiliki mama baru. Aku ingin memiliki mama ku yang sebenarnya," jawab Arga.
"Aku tahu kamu ingin memiliki mama mu yang sebenarnya. Aku juga ingin memiliki mama ku yang sebenarnya. Tapi takdir telah memutuskan selain itu. Aku ingin kamu tahu bahwa aku sangat menyayangimu dan ingin menjadi mama yang baik untukmu. Aku ingin kita bisa membangun hubungan yang baik bersama. Aku ingin kita bisa bersama-sama menjalani hidup ini."
Arga terdiam. Ia mulai merasa sedikit terharu dengan kata-kata Ibu Sarah. Ia mulai merasakan bahwa Ibu Sarah adalah wanita yang baik dan berhati mulia.
"Aku akan mencoba menerimamu sebagai mama ku," jawab Arga dengan suara yang sedikit gemetar.
Ibu Sarah tersenyum lebar. Ia memeluk Arga dengan erat.
"Terima kasih, Arga. Aku sangat menyayangimu."
Bersambung....
Arga dan Ibu Sarah mulai menghabiskan waktu bersama. Mereka menonton film, bermain game, dan bahkan mencoba memasak bersama. Arga mulai menemukan kebahagiaan yang baru bersama Ibu Sarah. Ia merasakan kehangatan dan kasih sayang yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Suatu sore, Arga menemukan sebuah album foto lama di lemari kamar ayahnya. Ia menbuka album itu dengan penasaran. Di dalam album itu, ia menemukan foto ayahnya bersama wanita cantik yang tak pernah ia kenal. Wanita itu terlihat sangat bahagia bersama ayahnya.
Arga menemukan sepucuk surat di balik foto itu. Surat itu berisi pesan dari wanita itu untuk ayahnya.
"Bima sayang, aku tak menyangka kita akan terpisahkan secepat ini. Aku ingin kamu tahu bahwa aku sangat mencintai kamu dan anak kita. Aku ingin kamu bahagia dan selalu mengingat aku. Aku akan selalu menyayangimu dan anak kita. Semoga kita bisa bersatu kembali di lain waktu."
Arga merasa terkejut dan terharu. Ia baru tahu bahwa ayahnya memiliki masa lalu yang tak pernah ia ketahui. Ia juga baru tahu bahwa ia memiliki mama yang sebenarnya. Arga ingin menemukan mama sebenarnya.
Ia mencari informasi tentang wanita di foto itu. Ia menemukan nama wanita itu adalah Anita. Arga mulai menelusuri jejak Anita. Ia mencari informasi tentang Anita di internet, di media sosial, dan di lingkungan ayahnya.
"Ayah, siapa wanita di foto itu?" tanya Arga ketika ia menemukan ayahnya.
Pak Bima terkejut saat melihat foto itu. Wajahnya menunjukkan kesedihan dan penyesalan.
"Arga, itu adalah ibuku. Aku tak menyangka kamu menemukan foto itu."
"Kenapa kamu tak pernah menceritakan tentang ibuku?" tanya Arga.
"Aku tak ingin menyakitimu. Aku tak ingin membuatmu bersedih. Aku tak ingin menjelaskan segalanya padamu. Aku hanya ingin kamu bahagia."
"Tapi aku ingin tahu tentang ibuku. Aku ingin menemukan ibuku," jawab Arga dengan suara gemetar.
"Arga, ibuku telah meninggal. Ia meninggal setahun setelah kamu lahir."
Arga merasa sedih dan kecewa. Ia menginginkan pelukan hangat dari ibunya. Ia ingin menanyakan banyak hal tentang hidupnya. Namun, semua itu telah lenyap bersama kematian ibunya.
"Ayah, aku ingin menemukan mama ku yang sebenarnya. Aku ingin mencari tahu lebih banyak tentang hidupnya. Aku ingin mengetahui siapa ia sebenarnya."
Pak Bima merasa terharu mendengar permintaan Arga. Ia menarik Arga ke pelukannya.
"Arga, aku mengerti perasaanmu. Aku akan membantumu mencari tahu lebih banyak tentang ibuku. Aku akan memberimu informasi yang ku punya."
Pak Bima menceritakan segalanya tentang Anita. Ia menceritakan tentang hubungan mereka, tentang kebahagiaan yang mereka rasakan bersama, dan tentang kesedihan yang ia rasakan ketika Anita meninggal. Arga mendengarkan dengan seksama.
"Ayah, terima kasih telah menceritakan segalanya padaku. Aku merasa bahagia karena aku sudah mengetahui lebih banyak tentang ibuku. Aku ingin menghormati hidupnya dan mengingatnya dengan baik."
Arga menemukan sebuah foto Anita yang lain di lemari ayahnya. Ia menatap foto itu dengan tatapan yang penuh kekaguman. Ia merasakan bahwa Anita adalah wanita yang baik dan berhati mulia. Ia ingin mencari tahu lebih banyak tentang hidup Anita.
"Ayah, aku ingin mencari tahu lebih banyak tentang hidup ibuku. Aku ingin menemukan keluarga ibunya. Aku ingin mengetahui siapa ia sebenarnya."
"Arga, aku akan membantumu. Aku akan memberimu informasi yang ku punya. Aku akan menghubungi keluarga ibuku. Aku ingin kamu bisa mengetahui lebih banyak tentang hidup ibuku."
Pak Bima menghubungi keluarga Anita.Ia bertemu dengan kakak Anita, Bu Tuti. Arga ikut bersama ayahnya. Arga menatap Bu Tuti dengan tatapan yang penuh harapan.
"Bu Tuti, terima kasih telah mau bertemu dengan saya," kata Arga dengan suara yang gemetar.
Bu Tuti tersenyum sedih. Ia menatap Arga dengan tatapan yang penuh cinta.
"Tidak apa-apa, Arga. Aku senang bisa bertemu denganmu. Aku tahu kamu adalah anak Anita. Aku sangat menyayangi Anita. Aku merasa sangat sedih ketika ia meninggal."
"Bu Tuti, bisa kah kamu menceritakan tentang ibuku? Aku ingin tahu lebih banyak tentang hidupnya."
Bu Tuti menceritakan segalanya tentang Anita. Ia menceritakan tentang masa kecil Anita, tentang kepribadian Anita, dan tentang impian Anita. Arga mendengarkan dengan seksama.
"Bu Tuti, terima kasih telah menceritakan tentang ibuku. Aku merasa bahagia karena aku sudah mengetahui lebih banyak tentang hidupnya."
Arga menemukan sebuah foto lama di rumah Bu Tuti. Foto itu berisi gambar Anita bersama teman-temannya.
"Bu Tuti, siapa wanita di foto itu?" tanya Arga dengan penasaran.
"Itu adalah teman Anita, namanya Lisa. Mereka sangat akrab dan sering bermain bersama sejak kecil."
"Bisakah kamu menghubungi Lisa? Aku ingin bertemu dengannya. Aku ingin menanyakan lebih banyak tentang hidup ibuku."
Bu Tuti menghubungi Lisa.
"Lisa, aku ingin menghubungi kamu. Aku ingin menceritakan tentang Arga, anak Anita. Arga ingin menemui kamu dan menanyakan lebih banyak tentang Anita."
Lisa terkejut mendengar cerita Bu Tuti. Ia terkejut dan terharu mendengar bahwa Anita memiliki anak. Lisa menghubungi Arga.
"Arga, aku Lisa. Aku adalah teman Anita sejak kecil. Aku sangat terkejut mendengar cerita mu. Aku ingin bertemu denganmu. Aku ingin menceritakan tentang Anita."
Arga merasa bahagia mendengar pesan dari Lisa. Ia menemukan seutas benang baru dalam hidupnya. Ia ingin mengetahui lebih banyak tentang hidup ibunya.
"Lisa, aku ingin bertemu denganmu. Aku ingin menanyakan lebih banyak tentang hidup ibuku."
Mereka menemui Lisa di kafe dekat rumah Lisa. Lisa menceritakan segalanya tentang Anita. Ia menceritakan tentang kepribadian Anita, tentang impian Anita, dan tentang hubungan Anita dengan Pak Bima.
"Arga, Anita sangat mencintai ayahmu. Ia sangat bahagia bersama ayahmu. Ia selalu bercerita tentang ayahmu kepadaku. Ia selalu mengungkapkan perasaannya kepada ayahmu. Ia sangat menyayangi ayahmu."
Arga merasa terharu mendengar cerita Lisa. Ia ingin mengetahui lebih banyak tentang hubungan ibunya dengan ayahnya.
"Lisa, bisakah kamu menceritakan lebih banyak tentang hubungan ibuku dengan ayahku?"
"Arga, aku tak bisa menceritakan lebih banyak tentang hubungan Anita dengan ayahmu. Aku hanya tahu bahwa Anita sangat mencintai ayahmu dan ia sangat bahagia bersama ayahmu. Aku tak tahu mengapa mereka terpisahkan. Aku hanya tahu bahwa Anita sangat menyayangi ayahmu."
Arga merasa sedih dan kecewa. Ia ingin mengetahui lebih banyak tentang hubungan ibunya dengan ayahnya. Ia ingin mengetahui mengapa mereka terpisahkan.
"Lisa, aku ingin mencari tahu lebih banyak tentang hubungan ibuku dengan ayahku. Aku ingin mengetahui mengapa mereka terpisahkan. Aku ingin mengetahui segalanya."
Lisa merasa simpati pada Arga. Ia ingin membantu Arga mencari tahu lebih banyak tentang hubungan Anita dengan Pak Bima.
"Arga, aku akan membantumu mencari tahu lebih banyak tentang hubungan Anita dengan ayahmu. Aku akan mencari informasi yang ku punya. Aku akan mencari tahu mengapa mereka terpisahkan. Aku akan membantumu mengetahui segalanya."
Lisa mulai mencari informasi tentang hubungan Anita dengan Pak Bima.Ia mencari informasi di internet, di media sosial, dan di lingkungan teman-teman Anita.
"Arga, aku menemukan sebuah artikel lama tentang ayahmu di internet. Artikel itu menceritakan tentang hubungan ayahmu dengan Anita. Aku tak percaya bahwa hubungan mereka terpisahkan karena Anita meninggal. Aku mencurigai ada sesuatu yang tersembunyi di balik cerita itu."
Lisa menunjukkan artikel itu pada Arga. Arga membacanya dengan seksama. Ia juga merasa curiga dengan cerita yang diceritakan ayahnya.
"Aku ingin mencari tahu kebenarannya, Lisa. Aku ingin mengetahui mengapa ayahku terpisahkan dengan ibuku. Aku ingin mengetahui segalanya."
"Arga, aku akan membantumu. Kita akan mencari kebenarannya bersama."
Mereka mulai menelusuri jejak Anita dan Pak Bima. Mereka mencari informasi di lingkungan kedua orang itu. Mereka menemui teman-teman Anita dan Pak Bima. Mereka menanyakan tentang hubungan Anita dan Pak Bima.
"Arga, aku menemukan seorang teman ayahmu yang mengetahui tentang hubungan ayahmu dengan Anita. Ia bersedia menceritakan segalanya padamu."
Arga merasa sangat bahagia. Ia ingin mendengar cerita dari teman ayahnya.
"Lisa, aku ingin menemui teman ayahku itu. Aku ingin mengetahui segalanya."
Mereka menemui teman Pak Bima. Teman Pak Bima bernama Pak Rudi.
"Arga, aku tahu tentang hubungan Bima dengan Anita. Aku sangat menyayangi mereka keduanya. Aku menyaksikan kebahagiaan mereka bersama. Namun, hubungan mereka terpisahkan karena Bima ingin menikahi wanita lain. Wanita itu adalah Ibu Sarah."
Arga terkejut mendengar cerita Pak Rudi. Ia tak percaya bahwa ayahnya mengingkari perasaannya pada ibunya.
"Pak Rudi, mengapa ayahku mengingkari perasaannya pada ibuku? Kenapa ia menikahi wanita lain?"
"Arga, aku tak bisa menjelaskan lebih banyak tentang alasan Bima. Aku hanya tahu bahwa Bima mengingkari perasaannya pada Anita karena ia ingin mempertahankan status sosialnya. Bima ingin menikahi wanita yang berasal dari keluarga kaya dan berpengaruh. Ibu Sarah adalah wanita itu."
Arga merasa sedih dan kecewa. Ia tak menyangka bahwa ayahnya akan melakukan hal itu pada ibunya.
"Pak Rudi, terima kasih telah menceritakan segalanya padaku. Aku merasa sedih mendengar cerita ini. Aku tak percaya bahwa ayahku bisa melakukan hal itu pada ibuku. Aku ingin menemui ayahku dan menanyakan segalanya padanya."
"Arga, aku mengerti perasaanmu. Aku menyarankan agar kamu berbicara dengan Bima. Jelaskan perasaanmu padanya. Aku yakin Bima akan menjelaskan segalanya padamu."
Arga menemui ayahnya. Ia menanyakan segalanya pada ayahnya.
"Ayah, aku sudah tahu segalanya. Aku tahu kenapa kamu mengingkari perasaaanmu pada ibuku. Aku tahu kenapa kamu menikahi wanita lain. Aku merasakan kecewaan dan kesedihan yang mendalam. Aku tak menyangka bahwa kamu akan melakukan hal itu pada ibuku."
Pak Bima merasa bersalah mendengar kata-kata Arga.
"Arga, aku sangat menyesali perbuatan ku. Aku ingin meminta maaf padamu. Aku ingin meminta maaf pada Anita. Aku sangat menyayangi Anita. Aku sangat menyesali keputusan ku. Aku hanya ingin mempertahankan status sosial ku. Aku tak ingin kehilangan segalanya. Namun, aku telah kehilangan Anita dan kebahagiaan ku. Aku telah melakukan kesalahan besar."
Arga merasa terharu mendengar penjelasan ayahnya. Ia memahami kesalahan yang telah dilakukan ayahnya.
"Ayah, aku mengerti perasaanmu. Aku menyayangimu. Aku ingin kamu bahagia. Aku ingin kita bisa menjalani hidup ini bersama-sama."
Arga memeluk ayahnya dengan erat.
"Arga, terima kasih. Aku sangat menyayangimu.